Sinkronik Signifie Enam Dikotomi tentang Bahasa .1 Sinkronik-Diakronik

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 13 suatu ujaran yang terdengar, tulisan yang terbaca, melainkan suatu sistem peraturan yang umum dan mendasari semua ujaran nyata. Langue merupakan totalitas dari sekumpulan fakta bahasa yang disimpulkan dari ingatan pemakai bahasa dan merupakan gudang kebahasaan yang ada dalam otak setiap individu. Langue merupakan keseluruhan kebiasaan kata yang diperoleh secara pasif yang diajarkan dalam masyarakat bahasa dan memungkinkan para penutur saling memahami dan menghasilkan unsur-unsur yang dipahami penutur dan masyarakat serta bersenyawa dengan kehidupan masyarakat secara alami. Eksistensi langue memungkinkan adanya parole merujuk pada cara pembicara menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dirinya. Jadi, masyarakat merupakan pihak pelestari langue. Langue tidak bisa dipisahkan antara bunyi dan gerak mulut. Langue juga dapat berupa lambang-lambang bahasa konkret; tulisan-tulisan yang terindera dan teraba terutama bagi tuna rungu. Langue adalah suatu sistem tanda yang mengungkapkan gagasan. Contoh: Pergi Dalam kata ini, gagasan kita adalah ingin mengusir, menyuruh, Nah, kata pergi dapat juga kita ungkapkan kepada tuna runggu dengan abjad tuna rungu, atau dengan simbol atau dengan tanda-tanda militer. Langue seperti permainan catur, apabila buah caturnya dikurangi akan berubah dan bahkan permainan akan kacau, demikian halnya dalam langue. Jika struktur sistem kita ubah, maka akan menimbulkan makna yang lain. Misalnya: saya makan nasi, jika kalimat ini diubah menjadi: nasi makan saya, maka akan menjadi rancu. Langue perlu agar parole dapat saling dipahami; dan parole perlu agar langue terbentuk. Dengan kata lain, secara historis, 14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I fakta parole selalu mendahului langue. Bunyi kata: “pergi” adalah parole, tetapi ia juga termasuk langue karena sistem tanda ada di sana dan maknanya pun ada. Langue hadir secara utuh dalam bentuk sejumlah guratan yang tersimpan di dalam setiap otak; kira-kira seperti kamus yang eksemplarnya identik fotocopy, yang akan terbagi di kalangan individu. Jadi, langue adalah sesuatu yang ada pada setiap individu. Langue bersifat kolektif: bersifat homogen, bahasan konvensional. Rumusn ya: 1 + 1 + 1 + 1….= 1. Artinya, kata yang diucapkan oleh individu, diucapkan secara sama oleh orang banyak, begitu juga dengan maknanya, semua masyarakat bahasa tahu. Menurut Alwasilah langue adalah tata bahasa + kosakata + sistem pengucapan. Langue bersifat stabil dan sistematis. Parole merupakan bahasa tuturan, bahasa sehari-hari, artinya parole merupakan keseluruhan dari apa yang diajarkan orang, termasuk konstruksi-konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur dan pengucapan-pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi individu berdasarkan pilihan bebas juga. Parole perwujudan langue pada individu. Parole merupakan manifestasi individu dari bahasa. Parole bukan fakta sosial karena seluruhnya merupakan hasil individu yang sadar, termasuk kata apapun yang diucapkan oleh penutur. Parole bersifat heterogen. Unsur-unsur parole dibedakan kedalam beberapa bagian, seperti : 1 kombinasi-kombinasi kode bahasa tanda baca yang dipergunakan penutur untuk mengungkapkan gagasan pribadinya. Misalnya, perang, kataku, perang Kalimat ini jika diucapkan oleh orang yang sama pun, hasilnya akan berbeda dalam penyampaiannya karena pelafalannya pun berbeda, kata perang pertama dilafalkan secara berbeda dengan kata perang kedua; 2 mekanisme psikis-fisik yang memungkinkan seseorang mengungkapkan kombinasi-kombinasi tersebut. Parolelah yang Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 15 membuat langue berubah. Jadi, antara langue dan parole saling terkait; langue sekaligus alat dan produk parole. Parole dapat dirumuskan: 1’ + 1’’ + 1’’’ + 1’’’’…... artinya, kata yang sama pun akan dilafalkan secara berbeda, baik orang yang sama maupun oleh banyak orang.

1.3.6 Sintakmatik-Paradigmatik

Hubungan sintakmatik ialah hubungan dalam rantai ujaran yang ada dan nyata dalam tutur. Hubungan ini paling kurang dua atau lebih unit bahasa. Dalam hubungan ini kata-kata bersatu demi kesinambungan, hubungan didasari pada tuturan yang linier. Perhatikan contoh kalimat berikut Kuda dibeli paman. Kalimat tersebut terbentuk dari unsur-unsur kata. Unsur-unsur itu mempunyai hubungan yang tetap. Kita tidak dapat menempatkan unsur-unsur kata itu semau kita. Kita tidak pernah mendengar orang mengatakan: Kuda dibeli paman Paman dibeli kuda Kuda paman dibeli Hubungan yang terdapat antara unsur-unsur kata dalam contoh di atas adalah hubungan yang terdapat dalam tataran kalimat. Hubungan sintakmatik diuji dengan cara permutasi, yaitu perubahan urutan satuan-satuan unsur bahasa. Hubungan sintagmatik dapat terjadi pada setiap tataran analisis bahasa. Hubungan sintagmatik menunjukkan hubungan makna dan fungsi antara satuan bahasa sesuai tataran. a. Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi Urutan fonem dalam kata pada umumnya tidak dapat diubah. Di sini ada hubungan sintagmatik tertentu antara fonem dalam setiap kata: