Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 33
Kita mengerjakan tugas linguistik b. Model Hockett
1 Saya membuka pintu. Saya
Membuka Pintu
membuka pintu Saya membuka pintu
2 Ibu membuat bolu.
Ibu Membuat
Bolu membuat bolu
Ibu membuat bolu
3 Saya menyampaikan pesan kepada adik.
Saya menyampaikan pesan
kepada Adik
Saya menyampaikan pesan
kepada adik Saya menyampaikan pesan
kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada adik
4 Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
Kita kuliah Dalam
rangka meningkatkan Kompetensi Kita kuliah
dalam rangka meningkatkan kompetensi
Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi
Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi
5 Kami mengerjakan tugas linguistik.
Kami Mengerjakan
tugas Linguistik
Kami Mengerjakan
tugas linguistik Kami
mengerjakan tugas linguistik Kami mengerjakan tugas linguistik
c. Model Nelson 1 Saya membuka pintu.
34
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I
{[saya[membukapintu]]}
2 Ibu membuat bolu.
{[Ibu[ membuat bolu]]}
3 Saya menyampaikan pesan kepada adik.
{[[Saya[ menyampaikan pesan]][kepada adik]]}
4 Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
{[Kita[kuliah [[dalam rangka] [meningkatkan kompetensi]]]]}
5 Kami mengerjakan tugas linguistik.
{[Kami[[mengerjakan tugas] linguistik]]}
d. Model Wells 1 Saya membuka pintu.
2 Ibu membuat bolu. 3 Saya menyampaikan pesan kepada adik.
4 Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. 5 Kami mengerjakan tugas linguistik.
b. Aliran Linguistik Deskriptif
Menurut lingustik struktural, linguistik adalah ilmu yang mempelajari atau menelaah tentang tata bahasa, sedangkan lingustik deskriptif adalah
menggambarkan apa adanya. Contoh:
1 Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Nasional mulai berdatangan.
2 Dodi Kusmayadi berlibur ke Hawai 3 Ayah pergi
4 Mau kemana ?
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 35
5 Peserta didik kelas XII mengikuti seminar.
c. Aliran Linguistik Fungsional
Lingustik fungsionalisme merupakan aliran linguistik yang berusaha menjelaskan fenomena bahasa dengan segala manifestasinya. Aliran ini
beranggapan bahwa mekanisme bahasa dijelaskan dengan konseuensi- konsekuensi yang ada kemudian dari mekanisme itu sendiri. Wujud
bahasa sebagai sistem komunikasi manusia tidak dapat dipisahkan dari tujuan berbahasa, sadar atau tidak sadar.Konsep utama dalam
fungsionalisme ialah fungsi bahasa dan fungsi dalam bahasa. Berikut ini diuraikan pengembangan materi bahasa Indonesia berdasarkan aliran
linguistik fungsional. Fonologi
Morfologi Sintaksis
baku b, a, k, u saku p, a, k, u
Me + tulis Pe + tulis
Letusan Gunung Merapi itu telah
menewaskan 200 orang.
1 Jika dilihat dari contoh fonologi, penggunaan fonem b pada kata baku dan p pada paku tidak mempunyai makna. Namun karena
diposisikan bersama sebagai pasangan minimal minimal pairs, dimana keduanya daerah artikulasi yang sama yakni bilabial, maka
penggunaan fonem b dan p menjadi memiliki fungsi pembeda makna.
2 Dari aspek morfologi dapat dilihat contoh penggunaan awalan me- dan pe-. Awalan me-tulis dan pe-tulis memiliki fungsi pembeda. me-tulis
menjadi ‘menulis’ sebagai kata kerja dan pe-tulis menjadi ‘penulis’. Penggunaan morfem bebas atau kata dasar yang sama namun
didahului oleh morfem terikat yang berbeda maka fungsinya pun menjadi berbeda.
3 Selanjutnya dari tataran sintaksis, kalimat tersebut memiliki struktur yang benar. Jika disegmentasikan kalimat itu menjadi letusan gunung
36
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I
Merapi, menewaskan, dan 200 orang. Pemenggalan struktur kalimat dilakukan berdasarkan fungsi masing-masing unsur.
4 Kemudian penerapan fungsi bahasa menurut Jakobson dapat kita aplikasikan dalam analisis wacana baik berupa teks maupun non-teks.
Penerapan aliran fungsional dalam bahasa Indonesia tidak sepenuhnya dapat diterima. Selain adanya konsep bahasa yang
berbeda, namun juga sulit mencari padanan istilah dalam bahasa Indonesia. Namun, demikian aliran ini sangat mempengaruhi dalam
perkembangan tata bahasa bahasa Indonesia. Dengan mengenal fungsional maka kita mengetahui fungsi bahasa bukan hanya sebagai
sistem ‘langue’ istilah Sassure, tetapi juga dalam bentuk tuturan ‘parole’.
5 Dalam ranah kesusastraan, enam fungsi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menelaah karya sastra. Model komunikasi sastra yang lebih
dikenal dengan model komunikasi Jakobson dapat digunakan dalam kajian, puisi, novel, drama, dan hal lain yang menggunakan bahasa.
Jadi, sebagai pijakan awal dalam mengkaji bahasa baik dalam sastra mapun linguistik, enam fungsi bahasa dapat diterapkan dalam analisis
bahasa Indonesia. Kendati demikian, sangat diperlukan adanya pengembangan konsep dan gagasan yang dapat menjawab
problematika kebahasaan secara tuntas.
D. Aktivitas Pembelajaran 1. Pendahuluan
Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih
terarah dan terukur.
2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menanyakan berbagai masalah yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Sebagai langkah
awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Anda dapat menjawab pertanyaan berikut ini
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 37
3. Telaah Materi
Peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar dan diberi nama sesuai aliran lingusitik yang akan dipelajari, yaitu kelompok struktural, kelompok
deskriptif, dan kelompok fungsional. Kelompok kesatu membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan alian
struktural. Kelompok kedua membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan alian deskriptif. Kelompok ketiga
membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan alian fungsional. Setelah itu, setiap kelompok membaca,
mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan hal yang ingin dipahami tersebut. Adapun sumber belajar yang dirujuk adalah
bahan bacaan yang terdapat pada bagian uraian materi dan sumber belajar lainnya yang relevan. Setelah itu, setiap kelompok memilih dua
orang juru bicara untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok lain. Anggota kelompok lainnya berkeliling menemui kelompok lainnya
untuk memahami aliran lingusitik yang didiskusikan oleh kelompok tersebut. Selanjutnya, setiap kelompok mendiskusikan kembali hasil
penjelasan dari kelopok lain dan membuat laporan secara utuh tentang aliran-aliran linguistik. Silakan Anda kerjakan LK 1.1 sebagai laporan hasil
diskusi.
4. Laporan dan Konfirmasi
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan kelompok lain bertanya atau memberikan tanggapan. Setelah itu, peserta menyimak
penguatan dari fasilitator.
• Masihkah Anda ingat apa yang dimaksud dengan aliran linguistik? Coba Anda sebutkan
• Perlukah guru bahasa Indonesia mengetahui aliran-aliran linguistik?Mengapa?
• Bagaimanakan pengembangan materi pembelajaran bahasa berdasarkan aliran-aliran linguistik?
38
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I
5. Diskusi Kasus
Bacalah kembali contoh analisis pengembangan materi beberapa aliran linguistik. Setelah itu, silakan Anda diskusikan kasus yang terdapat pada
LK 1.2
6. Laporan dan Konfirmasi Kasus
Masing-masing kelompok menukarkan hasil diskusinya. Secara bergantian masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi kelompok
lain dan mengomentarinya. Kelompok lain ikut mengomentari. Kelompok asal menanggapi. Setelah itu, peserta menyimak penguatan dari
fasilitator. Hasil kerja atau diskusi dikembalikan ke kelompok asal dan diperbaiki sesuai dengan masukkan.
7. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Anda dapat mencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai
ketuntasan pembelajaran. Langkah terakhir silakan Anda melakukan kegiatan refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik
dan tindak lanjut.
E. LatihanKasusTugas
LK 1.1 Pemahaman Konsep
Diskusikan dan isilah pertanyaan-pertanyaan berikut
No Pertanyaan
Jawaban
1 Tulislah lima tokoh
aliran struktural
2 Jelaskan tiga ciri-ciri
aliran struktural