Modul Bina SMA-SMK KK I Ped

(1)

KOMPETENSI PEDAGOGIK

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN

HASIL PENILAIAN

Direktorat Jenderal GurudanTenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(2)

Penulis:

1. Endang Kurniawan, M. Pd. Hp. 081314544113

email: kangendangk@yahoo.com

2. Ernawati, S.Pd., M.Pd. Hp. 085793846974 e-mail:

ernawatikhatulistiwa112@gmail.com

4. Sumiati, M. Pd., Hp. 085252660815

email: sumiatisyafiuddin@gmail.com

Penelaah:

1. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. Hp.087821486596

email:yetimulya@yahoo.com

2. Drs. Krisanjaya, M.Hum. Hp. 0818157653

email:ksanjaya@yahoo.com

Copyright © 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bahasa, Direktorat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

C. Peta Kompetensi ... 1

D. Ruang Lingkup ... 2

E. Cara Penggunaan Modul ... 2

KEGIATAN PEMBELAJARAN... 5

A. Tujuan ... 5

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Tujuan ... 5

C. Uraian Materi ... 6

D. Aktivitas Pembelajaran ... 77

E. Latihan/ Kasus/Tugas ... 79

F. Rangkuman ... 82

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut ... 83

H. Kunci Jawaban Latihan/ Kasus/Tugas ... 84

PENUTUP ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(4)

(5)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul ini ditujukan untuk peserta diklat guru pembelajar bagi guru bahasa Indonesia SMA pada kelompok kompetensi I. Modul ini pada dasarnya adalah sarana peningkatan kompetensi guru, khususnya salah satu kompetensi pedagogik dengan merujuk pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.

Kegiatan belajar pada topik ini dirancang dengan menggunakan pendekatan andragogi dengan metode diskusi dan penugasan. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan baik dalam pembelajaran langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan

Setelah mempelajari seluruh kegiatan pembelajaran pada modul ini, Anda mampu menganalisis ketercapaian KKM, merancang program remedial berdasarkan hasil penilaian, mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Kompetensi

Utama Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Guru Mapel (KG) Pedagogik 9. Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan

ketuntasan belajar. 9.2 Menggunakan informasi


(6)

2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I Kompetensi

Utama Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Guru Mapel (KG) hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan 9.3 Mengkomunikasikan hasil

penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran pada bagian ini adalah penentuan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pelaporan hasil penilaian, dan pemanfaatan informasi hasil penilaian. Pembelajaran diawali dengan penjabaran tujuan, kompetensi dan indikator. Selanjutnya, agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan maksimal, modul ini menjabarkan materi dan bagaimana pembelajarannya dalam bentuk aktivitas pembelajaran yang dilengkapi dengan lembar kerja atau tugas. Di akhir pembelajaran modul ini disajikan evaluasi berupa tes untuk mengukur ketercapaian atau hasil belajar.

E. Cara Penggunaan Modul

Modul ini pada dasarnya disusun sebagai pedoman bagi Anda untuk mempelajari materi pedagogik, khususnya pemanfaatan hasil penilaian dalam upaya meningkatkan kemampuan diri dan memperbaiki kualitas pembelajaran, baik dilakukan dalam kegiatan tatap muka maupun kegiatan mandiri.


(7)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 3 Cara menggunakan modul ini adalah sebagai berikut.

1. Gunakan modul ini secara berurutan bagian per bagian dimulai dari pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.

2. Bacalah pendahuluan modul ini, cermatilah setiap tujuan, peta kompetensi dan ruang lingkupnya.

3. Ikutilah langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini.

4. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diminta. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan produk seperti berikut ini.

a. portofolio hasil belajar

b. rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru. c. evaluasi akhir setiap modul

Pada prinsipnya aktivitas pembelajaran dalam modul ini menuntut partisipasi aktif Anda agar alur kegiatan belajar dapat dilaksanakan. Tujuan yang ditetapkan pun dapat dicapai seperti yang diharapkan.


(8)

(9)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 5

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, merancang program remedial dan pengayaan, meningkatkan kualitas pembelajaran,

dan

mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi 9.1 Menggunakan informasi

hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

9.1.1 Menentukan KKM.

9.1.2 Menganalisis ketercapaian KKM.

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

9.2.1 Merancang program remedial berdasarkan hasil penilaian

9.2.2 Merancang program pengayaan berdasarkan hasil penilaian.

9.2.3 Memanfaatkan informasi penilaian untuk pengembangan penilaian pembelajaran. 9.3 Mengkomunikasikan hasil

penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.3.1 Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada peserta didik.

9.3.2 Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada wali murid/orang tua.

9.3.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada pihak sekolah.

9.3.4 Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada pemerintah daerah (Dinas Pendidikan).


(10)

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 9.4 Memanfaatkan informasi

hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

9.4.1 Memanfaatkan informasi penilaian untuk program perbaikan proses belajar.

9.4.2 Memanfaatkan informasi penilaian untuk pengembangan penilaian pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Ketuntasan Belajar

a.

Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki


(11)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 7 karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentasetingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.


(12)

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

Pada Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015, KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata peserta didik), kompeksitas, dan kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).

Pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) dinyatakan tuntas jika pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangka sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) minimal baik (B). Satuan pendidikan berhak untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang telah ditentukan pemerintah melalui analisis dengan mempertimbangkan kriteria ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan keterampilan menggunakan rata-rata optimum dengan skala 1 - 100. Penilaian akhir sikap pada rapor menggunakan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang Baik (K).

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria ketuntasan minimal berfungsi:

1) sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;

2) sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;


(13)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 9 3) dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan

evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4) merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah; dan

5) merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.


(14)

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I c. Prinsip Penetapan Ketuntasan Minimal

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi;

3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

4) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

5) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidikuntuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulanganataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan


(15)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 11 /menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara; dan

7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

c. Langkah-langkah Penetapan Ketuntasan Minimal

Penetapan ketuntasan belajar atau kriteria ketuntasan minmal (KKM) dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

.

Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

 guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;

KKM Indikator

KKM KD

KKM SK KKM


(16)

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

 guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

 guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;

 peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;

 peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

 peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;

 waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

 tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1

Standar Kompetensi 1 (SK 1)

Kompetensi Dasar (KD 1.2)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak

langsung

Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara

Menentukan unsur intrinsik suatu cerita yang disampaikan secara langsung /melalui rekaman

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan unsur instrinsik diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran peserta didik.

Contoh 2

Standar Kompetensi 3 (SK 3)

Kompetensi Dasar (KD 3.1) Indikator Pencapaian Kompetensi

Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca

Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat (250 menit)

Menentukan kalimat utama tiap paragraf


(17)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 13 Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

Daya dukung, kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;

Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian

stakeholders sekolah.

Contoh

Standar Kompetensi 1 (SK 1)

Kompetensi Dasar (KD 1.2)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Memahami siaran atau cerita yang

disampaikan secara langsung/tidak langsung

Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara

Menentukan unsur intrinsik suatu cerita yang disampaikan secara langsung /melalui rekaman

Daya dukung untuk indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan pembelajaran, misalkan laboratorium bahasa atau media visual dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Namun, daya dukungnyarendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan pembelajaran atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.

Intake, tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan. Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didikbaru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.


(18)

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

2) Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;

3) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam melakukanpenilaian;

4) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

5) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

Contoh penetapan KKM

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : X/2

Standar Kompetensi : Memahami informasi melalui tuturan

Kompetensi dasar dan Indikator Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM Kompleksitas Daya

dukung

Intake 9.2 Menyimpulkan isi informasi yang

didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)

 Mampu menuliskan hal-hal penting yang didengar dengan kalimat singkat

 Mampu menuliskan info yang diperoleh dari hasil dengaran melalui tuturan tidak langsung ke dalam beberapa kalimat singkat  Mampu menyimpulkanisi


(19)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 15 Menafsirkan kriteria menjadi nilai

Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan : 1. Kompleksitas: - Tinggi = 1

- Sedang = 2 - Rendah = 3

2. Daya dukung: - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1

3. Intake: - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang  nilainya adalah:

(3 + 3 + 2) x 100 = 88.89 9

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria: 1. Kompleksitas: - Tinggi = 50-64

- Sedang = 65-80

- Rendah = 81-100

2. Daya dukung: - Tinggi = 81-100

- Sedang = 65-80

- Rendah = 50-64

3. Intake: - Tinggi = 81-100

- Sedang = 65-80

- Rendah = 50-64

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake sedang  nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari kriteria yang kita tentukan.

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.


(20)

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I Analisis dengan memberikan point pada setiap kriteria Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : X/2

Standar Kompetensi : Memahami informasi melalui tuturan

Kompetensi dasar dan Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM Kompleksitas Daya dukung Intake

9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)  Mampu menuliskan

hal-hal penting yang didengar dengan kalimat singkat

 Mampu menuliskan info yang diperoleh dari hasil dengaran melalui tuturan tidak langsung ke dalam beberapa kalimat singkat

 Mampu menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung rendah 3 tinggi 1 sedang 2 tinggi 3 sedang 2 tinggi 3 sedang 2 sedang 2 sedang 2 74 88,9 55,6 77,8 Contoh 2

Analisis dengan menggunakan rentang nilai Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : X/2

Standar Kompetensi : Memahami informasi melalui tuturan

Kompetensi dasar dan Indikator Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai

KKM Komplek sitas Daya dukung Intake


(21)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 17 9.2 Menyimpulkan isi informasi yang

didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)

 Mampu menuliskan hal-hal penting yang didengar dengan kalimat singkat

 Mampu menuliskan info yang diperoleh dari hasil dengaran melalui tuturan tidak langsung ke dalam beberapa kalimat singkat

 Mampu menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung

sedang 75 tinggi 55 sedang 78 tinggi 90 sedan g 80 tinggi 85 sedang 70 sedang 70 sedang 70 75 78,3 68,3 77,6

Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 74,77 dibulatkan menjadi 75.

c. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal

Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas X, XI, atau XII terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis ini akan diperoleh data antara lain:

1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didikpada kelas X, XI, atau XII;

2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI, atau XII;

3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah peserta didikpeserta didik kelas X, XI, atau XII.


(22)

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

Manfaat hasil analisis adalahsebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan minimal pada semester atautahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.

Contoh

Format

Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik PerKd Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Kelas/Semester :

No.

Nama Peserta didik

KKM

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD

SK 1 SK 2 SK 3

KD KD KD

1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. 1. 2. 3. dst Rata-rata Ketuntasan belajar (dalam %) F re k w e n s i jm l p e s e rt a d id

ik ≤ 49

50-74 75-100 ≥ KKM sekolah

Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal Sekolah Nama sekolah :


(23)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 19

Kelas :

Kondisi bulan :

SK KD KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min

SK1 KD.1.1 70.00 75.00 75 72,5 70 80 77,5 75 KD 1.2 75.00 80.00

SK 2

KD 2.1 75.00 70.00

75 70 65 70 69 67

KD 2.2 70.00 70.00 KD 2.3 65.00 67.00 dst

2. Program Remedial dan Pengayaan

a.

Remedial

Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan


(24)

20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Mereka perlu menempuh penilaian kembali atau tes ulang setelah mendapatkan program pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilakukan diluar jam tatap muka.

Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan KD pada ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya kurang dari 50% artinya yang mengikuti pembelajaran remedial lebih dari 50% maka remedial dilakukan dengan memberikan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yangmengikuti remedial berada pada


(25)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 21 rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).

1) Prinsip Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

a) Adaptif

Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

b) Interaktif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

c) Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian

Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.


(26)

22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

e) Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

2) Bentuk Pembelajaran Remidial

Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatanantara lain:

a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik.

b) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya

Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.

c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.

Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran.


(27)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 23 Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.

d) Menggunakan berbagai jenis media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yangmengikuti remedial berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).

3) Bentuk Kegiatan Remidial

Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatanantara lain:

a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik.

b) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya

Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.

c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.

Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.


(28)

24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I d) Menggunakan berbagai jenis media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik.

4) Pelaksanaan Pembelajaran Remidial

Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

a)

Diagnosis Kesulitan Belajar (1) Tujuan

Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.

(a) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.

(b) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.

(c) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.


(29)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 25 (2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

(a) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

(b) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian. (c) Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan

dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.

(d) Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

b) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

(1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan


(30)

26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

(2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

(3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.

Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan

(4) Pemanfaatan tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulang jika diperlukan. Namun apabila ketidaklulusan akibat penilaian proses yang tidak diikuti (misalnya kinerja praktik,


(31)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 27 diskusi/presentasi kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang semua proses yang harus diikuti.

c) Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

d) Tes Ulang

Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.

e) Nilai Hasil Remedial


(32)

28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I b. Pengayaan

Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih, misalkan belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta memiliki banyak minat.Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian prosesdengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh


(33)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 29 penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.

Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

Jikaada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

1) Jenis Pembelajaran Pengayaan

Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan eksploratori, Keterampilan proses, dan pemecahan masalah. a) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk

disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.


(34)

30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

c) Pemecahan masalahyang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:

a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; c) Penggunaan berbagai sumber;

d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; e) Analisis data;

f) Penyimpulan hasil investigasi.

2) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan belajar peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar

(1) Tujuan

Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:

(a) Belajar lebih cepat.

Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.

(b) Menyimpan informasi lebih mudah

Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.


(35)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 31 (c) Keingintahuan yang tinggi

Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi. (d) Berpikir mandiri.

Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.

(e) Superior dalam berpikir abstrak.

Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.

(f) Memiliki banyak minat.

Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.

(2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes Inventori, wawancara, pengamatan, dsb. (a) Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan

untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.

(b) Tes inventori

Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.

(c) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.

(d) Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut


(36)

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.

3) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a) Belajar Kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

b) Belajar mandiri.

Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

c) Pembelajaran berbasis tema.

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu d) Pemadatan kurikulum.

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.


(37)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 33 Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat menguasai kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik yang cepat pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang lebih yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar.

3. Laporan Hasil Penilaian

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk memotivasi peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru, baik penilaian formatif maupun sumatif sangat bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang melakukan kegiatan penilaian ini dengan persiapan yang bagus, baik dari segi apa yang harus dinilai, bagaimana melaksanakan penilaian itu maupun apa tindak lanjut dari penilaian tersebut. Tetapi kita tidak dapat menutup mata bahwa ada juga guru yang melakukan penilaian hanya untuk memenuhi tuntutan profesi dengan tidak memperhatikan kualitas penilaian. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Jika hasil penilaian dimanfaatkan dengan baik oleh guru maka akan memberi dampak positif bagi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Begitu juga sebaliknya, jika hasil penilaian tidak dimanfaatkan oleh guru maka manfaat penilaian tidak akan optimal. Sudijono (2009:9)


(38)

34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

menyatakan bahwa evaluasi yang dilaksanakan secara berkeinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan atau tidak. Hal ini berarti dengan evaluasi kita dapat menentukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan yang direncanakan dapat dicapai semaksimal mungkin.

Data hasil penilaian baik formatif ataupun sumatif ada pada guru mata pelajaran atau mata kuliah yang bersangkutan. Data tersebut tidak hanya untuk kepentingan guru semata, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, data hasil penilaian yang ada pada guru harus dilaporkan agar dapat dimanfaatkan unuk kepentingan pendidikan.

Melalui hasil penilaian kita dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik, selain itu juga dapat memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Beracuan pada hasil penilaian tersebut maka kita dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Menurut Sudjana (2011:153) laporan data hasil penilaian bukan hanya mengenai prestasi atau hasil belajar, melainkan juga mengenai kemajuan dan perkembangan belajar peserta didik di sekolah seperti motivasi belajar, disiplin, kesulitan belajar, atau sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu mencatat perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik secara teratur dan berkelanjutan.

a. Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Belajar Oleh Pendidik

Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal


(39)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 35 semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.

2) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.

3) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.

4) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.

5) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:

a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.

b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

6) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.

7) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.


(40)

36 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

b. Pelaksanaan

dan

Pelaporan

Penilaian

oleh

Satuan

Pendidikan

Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;

2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;

3) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah;

4) menentukan kriteria kenaikan kelas;

5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;

6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;

7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.

8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;


(41)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 37 c) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan

d) lulus Ujian Nasional.

9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan

10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.

Pelaksanaan dan pelaporan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UjianNasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.

1) Ujian Nasional

a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

b) Hasil UN digunakan untuk:

 salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;

 salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya;

 pemetaan mutu; dan

 pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.

c) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah.

 Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria


(42)

38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

 kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.

 Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

2) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi

a) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan disuatu satuan pendidikan.

b) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.

c. Laporan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar yang dicapai peserta didik hendaknya dilaporkan secara menyeluruh, baik sebagai data mentah berupa skor-skor yang diperoleh peserta didik maupun sebagai data masak yang telah diolah dalam bentuk nilai-nilai peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, misalnya nilai dalam standar huruf atau angka. Lebih lanjut dilakukan interpretasi terhadap nilai yang diperoleh peserta didik, misalnya kedudukan peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya atau posisi peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik, baik dilihat dari kelompoknya maupun dari tujuan yang harus dicapinya. Interpretasi ini berkaitan dengan perbandingan bersifat mutlak atau relatif dan penilaian acuan norma atau patokan. Sedangkan data perkembangan belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk catatan khusus sebagai pelengkap data hasil belajarnya. Catatan khusus ini berkenaan dengan aspek perilaku peserta didik seperti kehadiran, disiplin, motivasi, dan kesulitan belajar.


(43)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 39 Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, guru, kepala sekolah, dan orang tua peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua peserta didik.

Laporan hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

Hasil penilaian kognitif dan psikomotorik dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif mengenai kompetensi dasar tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery). Artinya, jika seorang peserta didik sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan peserta didik tersebut berhasil. Tetapi jika seorang peserta didik belum mencapai nilai 75 dikatakan peserta didik tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran Kewarganegaraan.

Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran Kewarganegaraan dan hasilnya dapat dimanfaatkan dilaporkan kepada semua yang berkepentingan dalam sekolah tersebut agar semua dapat mengetahui bagaimana kegiatan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

1) Laporan untuk Peserta didik dan Orangtua untuk memperbaiki sikap serta minat peserta didik terhadap pembelajaran Kewarganegaraan. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.


(44)

40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I Data hasil penilaian sebaiknya

Laporan yang berisi catatan tentang peserta didik diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap setiap saat merupakan beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan.

Laporan yang dibuat guru untuk peserta didik dan orang tua berisi catatan prestasi belajar peserta didik. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi peserta didik yang dilaporkan guru kepada peserta didik dan orang tua dapat dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester.

2) Laporan untuk Sekolah

Selain membuat laporan untuk peserta didik dan orang tua, guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan peserta didik yang ada di dalamnya. Dengan demikian hasil belajar peserta didik akan diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah.

Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi peserta didik tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang peserta didik.

3) Laporan untuk Masyarakat

Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap peserta didik yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh


(45)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 41 peserta didik dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi

d. Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik

Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, oleh karena itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari hasil pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), pada Kurikulum 2006 dan Kompetensi Inti (KI)serta Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013, selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semerter, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.


(46)

42 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

SEKOLAH MENENGAH ATAS

...

Alamat Sekolah: ...

Nama Peserta Didik : . . . No. Induk Peserta Didik : . . .

CONTOH LHB - KTSP

LOGO PEMDA /SEKOLAH


(47)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 43 Petunjuk Penggunaan

1. Laporan Hasil Belajar ini digunakan selama peserta didik mengikuti pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Apabila peserta didik pindah sekolah, maka Laporan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik ini dibawa oleh yang bersangkutan untuk digunakan di sekolah baru dengan meninggalkan arsip/copy di sekolah lama.

3. Apabila Laporan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik yang bersangkutan hilang, dapat diganti dengan Laporan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Pengganti yang nilai-nilainya diambil dari Buku Induk Sekolah Asal peserta didik dan disahkan oleh Kepala Sekolah Asal.

4. Laporan Penilaian Hasil Belajar ini harus dilengkapi dengan pas foto peserta didik ukuran (3 cm x 4 cm), pengisiannya dilakukan oleh Guru Kelas/WaliKelas, berdasarkan data penilaian hasil belajar dari guru mata pelajaran terkait.

5. Laporan Hasil Belajar ini terdiri dari: 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format ketercapaian kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dankepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik.

6. Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ini mengacu pada Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA).


(48)

44 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I IDENTITAS PESERTA DIDIK

1. Nama Peserta Didik (lengkap) : ... 2. Nomor Induk : ... 3. Tempat dan Tanggal Lahir : ... 4. Jenis Kelamin : ... 5. Agama : ... 6. Anak ke : ... 7. Status dalam Keluarga : ... 8. Alamat Peserta Didik : ...

Telepon : ... 9. Diterima di Sekolah ini

a. Di Kelas :... b. Pada Tanggal :... c. Semester: ... 10. Sekolah Asal

a. Nama Sekolah :... b. Alamat :... 11. Ijazah SMP/MTs/Paket B

a. Tahun : ... b. Nomor :... 12. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) SMP/MTs, Paket B:

a. Tahun : ... b. Nomor : ...

13. Orang Tua :

a. Ayah : ... b. Ibu : ... 14. Alamat Orang Tua : ... .

Telepon : ... 15. Pekerjaan Orang Tua :

a. Ayah : ... b. Ibu : ...


(49)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 45 16. Nama Wali : ...

17. Alamat Wali : ... Telepon : ... 18. Pekerjaan Wali : ...

……… , ……….

Kepala SMA ………...

( ………..)

Nama Peserta Didik : ………... Kelas/Semester : X/1

Nomor Induk : ………... Tahun Pelajaran:

………

Nama Sekolah : ...

No Komponen

Nilai Hasil Belajar Kriteria

Ketuntasan

Minimal Pengetahuan Praktik Sikap

(KKM) Angka Huruf Angka Huruf Predika t A Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama

2 Pendidikan

Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya

Pas Foto 3 cm x 4 cm


(50)

46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 14

Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi

16

Keterampilan/ Bahasa Asing **) ...

B

Muatan Lokal **) ...

*)Diisi dengan Keterampilan/Bahasa Asing yang diikuti peserta didik **) Diisi dengan jenis program muatan lokal yang diikuti peserta didik

...……….., ... Orang Tua/ Wali

Peserta Didik Wali Kelas Kepala Sekolah

... ………... ………...

Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester : X/1

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran: ……….…

Nama Sekolah : ... Ketercapaian Kompetensi Peserta Didik

No Komponen Ketercapaian Kompetensi

A Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama

2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia

4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika


(51)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 47 7 Biologi

8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 15 Teknologi Informasi dan

Komunikasi

16 Keterampilan/ Bahasa Asing *) ... B Muatan Lokal **)

...

*)Diisi dengan Keterampilan/Bahasa Asing yang diikuti peserta didik **) Diisi dengan jenis program muatan lokal yang diikuti peserta didik

Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester : X/1

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran: ……….…

Nama Sekolah : ... Pengembangan Diri

No Jenis Kegiatan Keterangan

A Kegiatan Ekstrakurikuler

B Keikutsertaan dalam Organisasi/ Kegiatan di Sekolah

Akhlak Mulia dan Kepribadian

No Aspek Yang Dinilai Keterangan


(52)

48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 2. Kebersihan

3. Kesehatan 4. Tanggungjawab 5. Sopan santun 6. Percaya diri 7. Kompetitif 8. Hubungan sosial 9. Kejujuran

10. Pelaksanaan ibadah ritual

Ketidakhadiran

No Alasan Ketidakhadiran Keterangan 1 Sakit

2 Izin

3 Tanpa Keterangan

...

Orang Tua/ Wali

Peserta Didik Wali Kelas Kepala Sekolah

………... ………... ………... Catatan Prestasi Yang Telah Dicapai

(Dibuat untuk melengkapi penilaian Pengembangan Diri)

Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester :.../...

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran : ……….…

Nama Sekolah: …………... Program : ...

No Kegiatan Yang Diikuti Bukti Sertifikat / Piagam / Trophy Yang diperoleh (Sebutkan)

1 Ekstrakurikuler 1...

2...

3... Catatan Wali Kelas:


(53)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 49 4...

5...

6...

7...

2 Keikutsertaan Dalam

Organisasi Sekolah/Kegiatan Sekolah

1...

2...

3...

4...

5...

6...

7...

3 Catatan Khusus Lainnya 1...

2...

3...

4...

5...

6...

7...

Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester : X/2

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran: ……….…

Nama Sekolah : ...

No

Komponen

Nilai Hasil Belajar Kriteria

Ketuntasan

Minimal Pengetahuan

Praktik Sikap


(54)

50 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I A Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 Pendidikan

Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya 14 Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi 16 Keterampilan/

Bahasa Asing *) ... B Muatan Lokal **)

...

*)Diisi dengan Keterampilan/Bahasa Asing yang diikuti peserta didik **) Diisi dengan jenis program muatan lokal yang diikuti peserta didik

....………..,... .

Orang Tua/ Wali

Peserta Didik Wali Kelas Kepala Sekolah


(55)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 51 Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester : X/2

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran : ……….…

Nama Sekolah : ... Ketercapaian Kompetensi Peserta Didik

No

Komponen Ketercapaian Kompetensi

A Mata Pelajaran 1 Pendidikan Agama

2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia

4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi

16 Keterampilan/ Bahasa Asing *) ... B Muatan Lokal **)

...

*)Diisi dengan Keterampilan/Bahasa Asing yang diikuti peserta didik **) Diisi dengan jenis program muatan lokal yang diikuti peserta didik


(56)

52 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I Nama Peserta Didik : ………. Kelas/Semester : X/2

Nomor Induk : ………. Tahun Pelajaran: ……….…

Nama Sekolah : ... Pengembangan Diri

No Jenis Kegiatan Keterangan

A Kegiatan Ekstrakurikuler

B Keikutsertaan dalam

Organisasi/ Kegiatan di Sekolah

Akhlak Mulia dan Kepribadian

No Aspek Yang Dinilai Keterangan

1. Kedisiplinan 2. Kebersihan 3. Kesehatan 4. Tanggungjawab 5. Sopan santun 6. Percaya diri 7. Kompetitif 8. Hubungan sosial 9. Kejujuran

10. Pelaksanaan ibadah ritual

Ketidakhadiran

No Alasan Ketidakhadiran Keterangan 1 Sakit

2 Izin

3 Tanpa Keterangan

*) Coret yang tidak perlu Catatan Wali Kelas:

Keterangan Kenaikan Kelas: Naik/Tidak Naik *) Program : IPA/IPS/Bahasa *)


(1)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 91

PENUTUP

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk memotivasi peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.

Penjelasan konsep dan pembelajaran dalam modul ini diharapkan dapat membangkitkan kembali pemahaman tehadap bagaimana mengolah dan memanfaatkan hasil penilaian diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian.


(2)

(3)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas

Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk SMA. Jakarta: Dirjendikdasmen,

Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian. Jakarta: Dikmenum, Depdiknas.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Fokus Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know.

Mass: Allyn-Bacon.

Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dijkstra (2005). Remedial online teaching in theory and practice. Netherlands: Maastricht University Publ.


(4)

94 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja RoSMPa Karya

Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: PT Remaja RoSMPa Karya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.


(5)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I 95

GLOSARIUM

afektif : berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau

penolakan terhadap sustu objek.

berkesinambungan: berkelanjutan; tidak berhenti pada suatu saat, tetapi

dilanjutkan pada periode-periode berikutnya.

evaluasi: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang

didalamnya ada unsur “pembuatan keputusan” sehingga mengandung unsur

subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program.

indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon, yang harus

dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

indikator soal: pernyataan yang menjadi acuan penulisan butir soal.

kognitif: kemampuan yang berkenaan dengan pemerolehan pengetahuan,

pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik, yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus

dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.

pengayaan: upaya pembelajaran untuk memperkaya atau memperluas

penguasaan materi ajar yang diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai kompetensi dasar tetapi yang bersangkutan ingin meningkatkan kualitas hasil belajar (agar berprestasi optimal)


(6)

96 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi I

remedial:upaya pembelajaran untuk memperbaiki tingkat penguasaan yang

diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai atau mencapai target kompetensi dasar.

Standar penilaian: standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik

standar kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk

suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh peserta didik; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran