Konsep Aliran Fungsional Uraian Materi 1. Aliran Struktural

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 29

3.1 Keunggulan Linguistik Fungsional

Aliran lingustik fungsional memiliki keunggulan sebagai berikut. a. Pada khasanah kebahasaan, linguistik Fungsional, sangat mempengaruhi tata bahasa dalam khasanah perkembangan linguistik sebelumnya, sekaligus membuka cakrawala baru agar aspek fungsional menjadi pertimbangan penelitian bahasa. Dengan menelurkan istilah fungsional, praktis landasan yang digunakan dalam melihat bahasa berdasarkan fungsi, khususnya tataran fonologi, morfem, dan sintaksis. Keunggulan aliran ini adalah kita dapat mengetahui bahwa setiap fonem bunyi itu memiliki fungsi, sehingga dapat, membedakan arti. Setiap monem istilah Martinet yang diartikulasikan memiliki isi dan ekspresi, dengan begitu dapat dilihat fungsinya. Kemudian pada tataran yang lebih besar yaitu sintaksis, aliran ini menekankan pada fungsi preposisi dan struktur kalimat, maksudnya unsur linguistik dalam sebuah kalimat dapat dijelaskan dengan merujuk pada fungsi sehingga ditemukan pemahaman logis yang utuh. Jadi, aliran ini telah berhasil melihat setiap komponen bahasa berdasarkan fungsi dan menginspirasi gagasan adanya relasi antara struktur dan fungsi bahasa. b. Sementara dalam dunia sastra, gagasan Jakobson tentang enam fungsi bahasa menjadi pijakan dalam menelaah karya sastra. Idenya tersebut melahirkan istilah model komunikasi sastra, yang memusatkan pada pesan yang terkandung dalam karya sastra. Model ini banyak diadopsi untuk menggali fungsi bahasa dalam wacana baik wacana ilmiah maupun non ilmiah, sastra maupun non sastra.

3.2 Kelemahan Linguistik Fungsional

Aliran lingustik fungsional memiliki kelemahan sebagai berikut. a. Gagasan fungsional tidak menyentuh secara mendalam komponen fungsional untuk menentukan makna dalam penelitian bahasa, seperti pada tataran sintaksis hanya menyebutkan adanya fungsi dalam setiap struktur bahasa, namun tidak menjelaskan terminologi 30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I apa saja yang tercakup di dalamnya. Selanjutnya, bagaimana menyusun kalimat yang benar berdasarkan fungsi pun tidak jelas. Demikian halnya pada tataran fonologi dan morfologi. Jadi, kelemahan aliran ini adalah tidak mampu menguraikan fungsi unsur linguistik lebih rinci, khsususnya .pada tataran sintaksis. Dalam struktur kalimat, gagasan aliran ini tidak menjelaskan komponen apa saja yang tercakup dalam aspek fungsional pada kalimat. Sebagaimana kita ketahui ada fungsi lain dalam kalimat yaitu fungsi semantis dan fungsi pragmatis. b. Sementara dalam dunia sastra, fungsi bahasa yang dinyatakan oleh Jakobson, ketika diterapkan dalam menganalisis karya sastra memiliki kekurangan. Model komunikasi sastra Jakobson tidak memperhatikan potensi kebahasaan yang lain seperti mengabaikan relevansi sosial budaya. Padahal, sosial budaya memainkan peranan penting dalam memahami makna bahasa, terlebih dalam karya sastra karena di dalamnya melibatkan aspek sosio cultural yang sangat kental. Mengacu pada model komunikasi sastra, karya sastra hanya bertumpu pada pesan yang disampaikan, padahal pemahaman karya sastra sangat tergantung pada pemahaman pembaca. Adanya unsur keterkaitan intertektualitas dan intratekstualitas dalam memahami karya sastra perlu diperhatikan, karena setiap karya sastra tidak ada yang berdiri sendiri. 4. Pengembangan Materi Berdasarkan Aliran Linguistik Struktural, Deskriptif, dan Fungsional dalam Pembelajaran Bahasa a. Aliran Linguistik Struktural 1 Signifiant dan Signifie Hubungan antara signifiant dan signifie sangat erat, karena keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 31 Contoh:m, e, j, a signifiant Meja tanda linguistik ‘sejenis perabot rumah tanggakantor signifie 2 Hubungan sintagmatik dan paradigmatik a Hubungan sintagmatik dalam tataran fonologi tampak pada urutan fonrm-fonem dalam sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna kata itu. Contoh : k, i, t, a ; atik ; tika ; katI; itak Apabila urutannya diubah maka maknanya akan berubah, atau tidak bermakna sama sekali. b Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu kata. Ada kemungkinan maknanya berubah tetapi ada kemungkinan pula tak bermakna sama sekali. Contoh : segitiga ≠ tigasegi; barangkali ≠ kalibarang; tertua ≠tuater. c Hubungan sintakmatik pada tataran sintaksis tampak pada urutan kata yang mungkin dapat diubah tetapi mungkin juga tidak dapat ubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut atau menyebabkan tak bermakna sama sekali. Contohnya: Evi membeli tas baru Evi baru membeli tas Membeli Evi tas baru Baru Evi membeli tas d Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi 32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I contoh :antar bunyi r, k, b, m, dan d yang terdapat pada kata rata, kata, bata, mata, dan data. e Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi contoh : prefiks me-di-, pe-,dan te- yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat, dan terawat. f Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis dapat dilihat pada contoh antara kata-kata yang menduduki fungsi subjek, predikat, dan objek. Contoh : Ani menulis surat Ani makan bakso Dia memakai sepatu Berikut ini contoh analisis kalimat berdasarkan aliran struktural a. Model Nida 1 Saya membuka pintu Saya membuka pintu 2 Ibu membuat bolu Ibu membuat bolu 3 Saya menyampaikan pesan kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada kami 4 Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi 5 Kita mengerjakan tugas linguistik Kita mengerjakan tugas linguistik Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional I 33 Kita mengerjakan tugas linguistik b. Model Hockett 1 Saya membuka pintu. Saya Membuka Pintu membuka pintu Saya membuka pintu 2 Ibu membuat bolu. Ibu Membuat Bolu membuat bolu Ibu membuat bolu 3 Saya menyampaikan pesan kepada adik. Saya menyampaikan pesan kepada Adik Saya menyampaikan pesan kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada adik Saya menyampaikan pesan kepada adik 4 Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. Kita kuliah Dalam rangka meningkatkan Kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi 5 Kami mengerjakan tugas linguistik. Kami Mengerjakan tugas Linguistik Kami Mengerjakan tugas linguistik Kami mengerjakan tugas linguistik Kami mengerjakan tugas linguistik c. Model Nelson 1 Saya membuka pintu.