PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

f. Informasi paket Merupakan informasi mengenai paket, flag yang diawali dengan – P , dimana terdapat beberapa informasi : - P : Tipe paket dengan contoh aodv, imep, dsr flag ini hanya ada jika paket yang dikirim merupakan paket AODV dengan contoh RREQ, RREP dan RRER. - Pn : Sama seperti –P, tetapi flag ini hanya ada jika flag yang dikirim adalah paket dari transport layer seperti CBR dan TCP. 2. Trace IP Terdapat IP level Information, flag diawali dengan -I. terdapat beberapa informasi, yaitu: a. -Is : Source address dan port yang digunakan b. -Id : Destination address dan port yang digunakan c. -It : Tipe paket, dengan contoh AODV, tcp d. -Il : Ukuran paket e. -If : Flow Id f. -Ii : Unique Id g. -Iv : Nilai TTL 3. Trace CBR Pada trace CBR hanya terdapat informasi paket yang berawalan – P. Beberapa informasi dalam trace CBR adalah : a. –Pi : Sequence number dari paket CBR tersebut b. –Pf : Jumlah forward yang dialami oleh paket c. –Po : Jumlah forward yang optimal III.2 Skenario Simulasi Skenario simulasi untuk penelitian ini dibentuk secara random. Hal ini dikarenakan MANET merupakan jaringan wireless yang bersifat dinamis sehingga skenario dibuat random. Untuk merancang skenario tersebut digunakan beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Luas area yang dipergunakan sebesar 500 x 500 meter. 2. Waktu simulasi selama 200 detik. 3. Jumlah node yang akan digunakan adalah 10, 25, dan 80 node. 4. Jumlah koneksi yang dibentuk sebanyak 1, 3 dan 5 koneksi UDP. Proses pembentukan skenario penelitian ini menggunakan diagram alir pada Gambar 3.1. Diagram alir ini berlaku pada saat pembuatan simulasi pada protokol DSDV dan AODV. Gambar 3.1 Skenario simulasi Start Bentuk Node Bentuk Koneksi Jalankan Simulasi Mengolah Trace File Hasil Simulasi Jika 80 tambahkan jumlah node Jika 5 tambahkan jumlah koneksi Finish YA YA III.3 Parameter Kinerja Parameter yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah : 1. Average Throughput Jaringan Rata-rata throughput jaringan dari masing-masing jaringan berdasar tingkat kepadatan jaringan pada simulasi protokol DSDV dan AODV. 2. Average Delay Jaringan Rata-rata delay jaringan dari keseluruhan waktu pengiriman pada simulasi protokol DSDV dan AODV. 3. Packet delivery ratio Ratio antara banyaknya paket yang diterima oleh tujuan dengan banyaknya paket yang dikirim oleh sumber pada simulasi protokol DSDV dan AODV. III.4 Topologi Jaringan Bentuk topologi jaringan ad hoc tidak dapat diramalkan karena merupakan karakteristik dari jaringan ad hoc tersebut, sehingga topologi jaringan ini dibuat secara random. Dalam simulasi baik posisi node , pergerakan node dan koneksi yang terjadi tidak akan sama seperti yang direncanakan. Berikut adalah perkiraan bentuk dari topologi jaringan yang akan dibuat dengan 10 node dan 1 koneksi UDP : Gambar 3.2 Posisi node awal. Gambar 3.3 Posisi node mengalami perubahan Gambar 3.4 Terjadi koneksi UDP antara node 1 dengan node 38

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Protokol routing yang pertama digunakan untuk pengujian unjuk kerja di sini adalah protokol Destination Sequence Distance Vector DSDV dan dilanjutkan protokol selanjutnya yaitu Ad Hoc on Demand Distance Vector AODV. Proses pengujian unjuk kerja pada kedua protokol tersebut akan dilakukan seperti pada tahap perencanaan dan pembangunan simulasi jaringan. Sifat dari jaringan MANET Mobile Ad Hoc yang bersifat dinamis dan spontan membuat jaringan yang dibangun tidak dapat diramalkan dan tidak memiliki bentuk topologi khusus. Dari sifat dari jaringan tersebut, topologi jaringan akan dibuat secara acak baik posisi awal dari node maupun pergerakan dari node. Bentuk dari topologi yang dibangun dapat dilihat pada file keluaran yang berekstensi .nam. Untuk mendapatkan data yang diinginkan pada indikator kinerja yang akan diukur, program awk digunakan untuk trace file yang dihasilkan dari proses simulasi. Berikut ini potongan listing program yang menunjukkan parameter yang telah ditetapkan pada protokol DSDV dan AODV. Berikut ini potongan listing program yang menunjukan parameter yang telah ditetapkan pada protokol Ad hoc On Demand Distance Vector AOD. set valchan ChannelWirelessChannel set valprop PropagationTwoRayGround set valnetif PhyWirelessPhy set valmac Mac802_11 set valifq QueueDropTailCMUPriQueue set valll LL set valant AntennaOmniAntenna set valifqlen 50 set valnn 80 set valrp DSDV set valx 500 set valy 500 set valstop 200

IV.1 Delay Jaringan

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan paket dalam menempuh perjalanan dari node sumber menuju node tujuan. Semakin besar delay menunjukan jaringan memiliki performa yang buruk. Besarnya delay dapat memperlihatkan kualitas dari kinerja protokol routing tersebut, karena besarnya delay dapat menunjukan cepat atau tidaknya proses pengiriman paket. Oleh karena itu delay juga dijadikan indikator untuk mengukur performansi kinerja protokol routing. Delay pada penelitian ini diukur dalam satuan millisecond ms. Pada pengujian delay setiap skenario pengujian akan diulangi sebanyak 30 kali. Hasil dari pengujian tersebut akan diambil rata-ratanya untuk setiap protokol dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut akan menampilkan perbandingan kinerja protokol DSDV maupun AODV berdasar penambahan jumlah node dan pengaruh penambahan jumlah koneksi. set valchan ChannelWirelessChannel set valprop PropagationTwoRayGround set valnetif PhyWirelessPhy set valmac Mac802_11 set valifq QueueDropTailCMUPriQueue set valll LL set valant AntennaOmniAntenna set valifqlen 50 set valnn 80 set valrp AODV set valx 500 set valy 500 set valstop 200 Tabel 4.1 Perbandingan rata-rata delay jaringan pada protokol AODV dan DSDV ms Gambar 4.1 Grafik pengaruh penambahan jumlah node terhadap delay pada saat terdapat 1 koneksi pada protokol AODV dan DSDV 11.8 14.14 24.85 34.8 35.88 38.82 5 10 15 20 25 30 35 40 45 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Delay 1 Koneksi ms AODV DSDV 10 node AODV DSDV 1 koneksi 11,80 34,80 3 koneksi 31,11 16,89 5 koneksi 66,36 26,73 25 node AODV DSDV 1 koneksi 14,14 35,88 3 koneksi 32,74 18,15 5 koneksi 68,85 28,44 80 node AODV DSDV 1 koneksi 24,85 38,81 3 koneksi 36,13 19,68 5 koneksi 73,69 30 Gambar 4.2 Grafik pengaruh penambahan jumlah node terhadap delay pada saat terdapat 3 koneksi pada protokol AODV dan DSDV Gambar 4.3 Pengaruh penambahan jumlah node terhadap delay pada saat terdapat 5 koneksi pada protokol AODV dan DSDV 31.11 32.74 36.13 16.89 18.15 19.69 5 10 15 20 25 30 35 40 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Delay 3 Koneksi ms AODV DSDV 66.37 68.85 73.7 26.73 28.45 30 10 20 30 40 50 60 70 80 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Delay 5 Koneksi ms AODV DSDV Gambar 4.4 Pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap delay pada saat terdapat 10 node pada protokol AODV dan DSDV Gambar 4.5 Pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap delay pada saat terdapat 25 node pada protokol AODV dan DSDV 11.8 31.11 66.36 34.8 16.89 26.73 10 20 30 40 50 60 70 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Delay 10 Node ms AODV DSDV 14.14 32.74 68.85 35.88 18.15 28.44 10 20 30 40 50 60 70 80 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Delay 25 Node ms AODV DSDV Gambar 4.6 Pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap delay pada saat terdapat 80 node pada protokol AODV dan DSDV Gambar 4.1 sampai 4.6 merupakan rata-rata hasil pengukuran delay jaringan protokol AODV ditunjukan dengan grafik berwarna biru dan rata- rata hasil pengukuran delay jaringan protokol DSDV ditunjukan dengan grafik berwarna merah. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, besarnya delay jaringan protokol DSDV menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan delay jaringan protokol AODV. Hal tersebut dapat diakibatkan karena protokol DSDV selalu memelihara tabel routing setelah melakukan pengiriman paket, sehingga proses pengiriman paket yang lain dilakukan tanpa melalui proses pembentukan tabel routing baru. Proses memelihara tabel routing tersebut yang membuat protokol DSDV lebih unggul dibandingkan protokol AODV. Namun saat jumlah koneksi hanya terdapat satu koneksi nilai rata-rata delay jaringan pada protokol DSDV lebih besar dibandingkan protokol AODV. Besarnya rata-rata delay yang dihasilkan pada protokol DSDV ini disebabkan karena pada protokol ini seluruh tabel routing seluruh jaringan harus seluruhnya terbentuk sebelum proses pengiriman paket terjadi. Berbeda dengan protokol AODV yang langsung mencari alamat tujuan pengiriman, 24.85 36.13 73.69 38.81 19.68 30 10 20 30 40 50 60 70 80 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Delay 80 Node ms AODV DSDV