Batasan Masalah Metodologi Penelitian

II.4 Ad Hoc Routing Protocol

Jaringan mobile ad hoc merupakan suatu jaringan wireless yang memiliki karakteristik yang dinamis. Node dalam jaringan tersebut dapat saling berkomunikasi satu sama lain, dikarenakan masing-masing node memiliki kemampuan routing sehingga dapat mengirim data ke tujuan melalui node lain. Dengan demikian masing-masing node bertindak sebagai router . Oleh karena setiap node bertindak sebagai router maka diperlukan suatu protokol untuk keperluan routing. Kualitas dasar protokol routing pada jaringan ad hoc adalah bahwa protokol tersebut harus mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topologi jaringan. Hal ini diimplementasikan dengan terknik perencanaan untuk menelusuri perubahan topologi jaringan dan menemukan rute yang baru ketika rute yang lama telah expired atau hilang. Berdasarkan konsep routing dan beberapa pertimbangan untuk kondisi jaringan ad hoc maka protokol routing pada jaringan ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu [7] : 1. Table Driven Routing Protocol Proactive Routing Protocol 2. On Demand Routing Protocol Reactive Routing Protocol 3. Hybrid Routing Protocol Gambar 2.2 Kategori Ad Hoc Routing Protocol Pada table driven routing protocol proactive routing protocol, masing-masing node akan memiliki routing table yang lengkap dalam artian sebuah node akan mengetahui semua rute ke node lain yang berada dalam jaringan tersebut. Setiap node akan memperbaharui routing table yang dimilikinya secara periodik sehingga perubahan topologi jaringan dapat diketahui setiap interval waktu tersebut. Pada on demand routing protocol reactive routing protocol, proses pencarian rute hanya akan dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node sumber dengan node tujuan. Jadi routing table yang dimiliki oleh sebuah node berisi mengenai informasi rute menuju node tujuan saja.

II.4.1 Destination Sequence Distance Vector DSDV

Destination Sequence Distance Vector termasuk dalam kategori table driven routing protocol dalam jaringan mobile ad hoc. DSDV menggunakan metode routing distance vector yang dilengkapi dengan adanya sequence number. Dengan metode distance vector, memungkinkan setiap node dalam jaringan untuk dapat bertukar tabel routing melalui node tetangganya, namun salah satu kekurangan dari metode ini adalah dapat mengakibatkan terjadinya looping dalam jaringan sehingga digunakanlah suatu sequenced number tertentu untuk mencegah terjadinya looping [2]. Dalam protokol routing DSDV, sequence number akan dihasilkan oleh setiap node dalam jaringan tersebut. Sequence number akan dihasilkan setiap kali akan mengirim pesan, dengan demikian maka sequence number akan dihasilkan jika terjadi perubahan dalam jaringan. Hal ini dapat disebabkan karena : 1. Update secara periodik oleh masing-masing node di mana setiap node akan mengirimkan pesan secara periodik. 2. Jika terdapat triggered update seperti ada node datang atau pergi sehingga node tetangga akan mengirimkan pesan ditandai dengan nilai sequence number yang baru.