AODV mengadopsi mekanisme yang sangat berbeda untuk menjaga informasi routing. AODV menggunakan tabel routing dengan
satu entry untuk setiap tujuan. Tanpa menggunakan routing sumber, AODV mempercayakan pada tabel routing untuk menyebarkan Route
Reply RREP kembali ke sumber dan secara sekuensial akan
mengarahkan paket data menuju ke tujuan. AODV juga menggunakan sequence number
untuk menjaga setiap tujuan agar didapat informasi routing
yang terbaru dan untuk menghindari routing loops. Semua paket yang diarahkan membawa sequence number ini.
Penemuan jalur Path discovery atau Route discovery diinisiasi dengan menyebarkan Route Reply RREP, seperti terlihat pada Gambar
2.3. Ketika RREP menjelajahi node, ia akan secara otomatis mempersiapan path. Jika sebuah node menerima RREP, maka node
tersebut akan mengirimkan RREP lagi ke node atau destination sequence number.
Pada proses ini, node pertama kali akan mengecek destination sequence number
pada tabel routing, apakah lebih besar dari 1 satu pada Route Request
RREQ, jika benar, maka node akan mengirim RREP. Ketika RREP berjalan kembali menuju source melalui path yang telah
dipersiapkan, RREP akan mempersiapkan jalur kedepan dan meng-update timeout.
Gambar 2.4 Mekanisme Penemuan Rute AODV
Jika sebuah link ke hop berikutnya tidak dapat dideteksi dengan metode penemuan rute, maka link tersebut akan diasumsikan putus dan
Route Error RERR akan disebarkan ke node tetangganya seperti terlihat
pada Gambar 2.4. Dengan demikian sebuah node bisa menghentikan pengiriman data melalui rute ini atau meminta rute baru dengan
menyebarkan RREQ kembali.
Gambar 2.5 Mekanisme Data Route Update dan Route Error
II.5 Internet Protocol IP
IP adalah protokol lapisan jaringan atau protokol lapisan internetwork
yang digunakan oleh protokol TCPIP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan komputer
berbasis TCPIP. Sebuah paket IP akan membawa data aktual yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. Metode yang
digunakan adalah connectionless yang berarti tidak perlu membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protokol ini juga tidak
menjamin penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang lebih tinggi, yakni protokol TCP.
Gambar 2.6 Datagram IP 1.
Version VER Menunjukkan versi IP.
2. IHL Internet Header Length
Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP. 3.
Type of Service Field
ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
Tabel 2.1 Susunan Type of Service Bit ke 0-2
indikasi prioritas 000 = normal, 111 = prioritas tinggi
Bit ke 3 Indikasi delay
0 = normal,1 = low Bit ke 4
Indikasi throughput 0 = normal,1 = high
Bit ke 5 Indikasi reliability
0 = normal,1 = high Bit ke 6-7
Reserved
4. Total Length
Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
5. Identification
Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang dikirimkan antara node sumber dan node tujuan.
6. Flags
Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak.
7. Fragmentation offset
Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum
dipecah. 8.
Time to Live Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan
di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router
mengabaikan datagram tersebut. 9.
Protocol Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang
lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP. 10.
Header Checksum Digunakan untuk proses error connection.
11. Source address
Menunjukkan alamat IP dari pengirim. 12.
Destination address Menunjukkan alamat IP dari penerima.
II.6 Transmission Control Protocol TCP Transmission Control Protocol TCP merupakan protokol host to
host yang sangat reliable dalam jaringan komunikasi yang menggunakan
paket swicthing. TCP bertanggungjawab terhadap reliable, flow control dan error correction.
TCP adalah protokol yang bersifat connection-oriented. TCP digunakan pada saat ingin mengirimkan data sampai ke tujuan sesuai
dengan data yang dikirimkan oleh sumber. Data yang dikirim ditambah dengan header TCP yang berisi alamat sumber dan tujuan. Format header
TCP ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Format headerTCP
Field pada Gambar 2.6 dapat dijelaskan melalui uraian-uraian berikut ini:
1. Source Port 16 bit
Nomor port terminal asal. 2.
Destination Port 16 bit Nomor port terminal tujuan.
3. Sequence Number 32 bit
Menunjukkan posisi data byte pertama di dalam segmen. 4.
Acknowledge Number 32 bit ACK akan dikirimkan oleh penerima bila telah menerima data yang
dikirimkan oleh pengirim. 5.
Data Offset 4 bit Data offset
menunjukkan di mana data dimulai. 6.
Reserved 6 bit Reserved
harus diatur nol dan digunakan untuk masa depan. 7.
Controls Bits 6 bit Fungsi kontrol, digunakan untuk set up dan memutuskan session.
Dari kiri ke kanan :
a. URG : Urgent pointer
b. ACK : Acknowledment
c. PSH : Push funtion
d. RST : Reset the connection
e. SYN : Synchronize sequence number
f. FIN : No more data from sender
8. Window 16 bit
Menunjukkan pada pengirim berapa besar data yang bisa diterima oleh penerima.
9. Checksum 16 bit
Cyclic Redundancy Check CRC memeriksa field header dan data.
10. Urgent Pointer 16 bit
Menunjukkan pada penerima bahwa data yang dikirim telah selesai.
11. Options variabel
Options yang paling sering digunakan adalah maximum segment
size MSS options, various flow control dan congestion control
techniques. 12.
Padding variabel 13.
Data variabel
II.7 User Datagram Protocol UDP
UDP adalah salah satu protokol pada lapisan transport TCPIP yang mendukung komunikasi unreliable dan connectionless antara host
dalam jaringan yang menggunakan TCPIP. Karakteristik UDP yaitu :
1. Connectionless : pesan UDP akan dikirimkan tanpa proses negosiasi
antara dua host yang hendak bertukar informasi. 2.
Unreliable : pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut.
3. UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah
protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCPIP.
4. UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap
keseluruhan pesan UDP.
Gambar 2.8 Format header UDP
Field pada gambar 2.8 dapat dijelaskan melalui uraian-uraian sebagai
berikut : a.
Source Port 16 bit Digunakan untuk mengidentifikasi sumber protokol lapisan
aplikasi yang mengirim pesan UDP yang bersangkutan. b.
Destination Port 16 bit Digunakan untuk mengidentifikasi tujuan protokol lapisan aplikasi
yang menjadi tujuan UDP yang bersangkutan. c.
Length 16 bit Digunakan untuk mengindikasi panjang pesan UDP pesan UDP
ditambah dengan header UDP dalam satu byte. d.
Checksum 16 bit Berisi informasi pengecekan intergritas dari pesan UDP yang
dikirimkan header UDP dan pesan UDP
II.8 Network Simulator NS
Network Simulator adalah suatu interpreter yang object-oriented, dan discrete event-drivent yang dikembangkan oleh University of California
Berkeley dan USC ISI sebagai bagian dari projek Virtual Internet Testbed