Delay Jaringan Analisis perbandingan kinerja protokol Destination Sequence Distance Vector (DSDV) dengan Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV) pada mobile ad hoc network

sehingga pada saat hanya terdapat satu koneksi, protokol AODV akan lebih unggul dibandingkan protokol DSDV. Sesuai standar Tiphon, delay jaringan untuk kedua protokol termasuk dalam kategori sangat baik karena memiliki nilai kurang dari 75 ms [11]. Namun secara keseluruhan, delay pada protokol DSDV masih lebih baik dibanding protokol AODV.

IV.2 Throughput Jaringan

Throughput merupakan jumlah data digital per waktu unit yang dikirim dari terminal tertentu menuju terminal lain pada suatu jaringan, atau dari satu node menuju node yang lain. Throughput biasanya diukur dalam bit per detik bits atau bps atau bisa diukur dalam Byte per detik Bytes atau Bps, dan terkadang dalam paket data per detik atau paket data per satuan waktu. Semakin tinggi nilai throughput, maka jaringan memiliki performa yang lebih baik. Besarnya throughput dapat memperlihatkan kualitas dari kinerja protokol routing tersebut. Oleh karena itu throughput dijadikan indikator untuk mengukur performansi kinerja protokol routing. Setiap skenario pada pengujian throughput ini akan diulangi sebanyak 30 kali. Hasil pengujian dari kedua protokol akan diambil nilai rata-ratanya dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik akan menunjukan perbandingan kinerja protokol DSDV dan AODV berdasar penambahan jumlah node dan pengaruh penambahan jumlah koneksi. Tabel 4.2 Perbandingan rata-rata throughput jaringan pada protokol AODV dan DSDV kbps 10 node AODV DSDV 1 koneksi 92,83 22,66 3 koneksi 45,83 212,44 5 koneksi 18,07 40,87 Tabel 4.2 lanjutan Perbandingan rata-rata throughput jaringan pada protokol AODV dan DSDV kbps Gambar 4.7 Grafik pengaruh penambahan jumlah node terhadap throughput pada saat terdapat 1 koneksi pada protokol AODV dan DSDV 92.83 74.04 39.43 22.67 21 20.03 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Throughput 1 Koneksi kbps AODV DSDV 25 node 1 koneksi 74,04 20,99 3 koneksi 33,61 203,19 5 koneksi 16,51 39,58 80 node 1 koneksi 39,42 20,03 3 koneksi 30,81 190,01 5 koneksi 14,66 39,05 Gambar 4.8 Grafik pengaruh penambahan jumlah node terhadap throughput pada saat terdapat 3 koneksi pada protokol AODV dan DSDV Gambar 4.9 Grafik pengaruh penambahan jumlah node terhadap throughput pada saat terdapat 5 koneksi pada protokol AODV dan DSDV 45.83 33.61 30.81 212.45 203.19 190.02 50 100 150 200 250 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Throughput 3 Koneksi kbps AODV DSDV 18.07 16.51 14.67 40.87 39.58 39.09 5 10 15 20 25 30 35 40 45 10 node 25 node 80 node Grafik Perbandingan Throughput 5 Koneksi kbps AODV DSDV Gambar 4.10 Grafik pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap throughput pada saat terdapat 10 node pada protokol AODV dan DSDV Gambar 4.11 Grafik pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap throughput pada saat terdapat 25 node pada protokol AODV dan DSDV 92.83 45.83 18.07 22.66 212.44 40.87 50 100 150 200 250 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Throughput 10 Node kbps AODV DSDV 74.04 33.61 16.51 20.99 203.19 39.58 50 100 150 200 250 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Throughput 25 Node ms AODV DSDV Gambar 4.12 Grafik pengaruh penambahan jumlah koneksi terhadap throughput pada saat terdapat 80 node pada protokol AODV dan DSDV Berdasarkan hasil pengukuran throughput yang dilakukan, besarnya throughput jaringan protokol DSDV menunjukan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan throughput jaringan protokol AODV. Hal tersebut menggambarkan throughput protokol DSDV lebih baik dibandingkan protokol AODV, sehingga protokol DSDV memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mentransmisikan data. Namun saat jumlah koneksi hanya terdapat satu koneksi nilai rata-rata throughput jaringan pada protokol DSDV lebih kecil dibandingkan protokol AODV. Nilai throughput yang mengalami penurunan pada protokol DSDV ini disebabkan karena pada protokol ini seluruh tabel routing seluruh jaringan harus seluruhnya terbentuk sebelum proses pengiriman paket terjadi. Sehingga akan semakin mengkonsumsi kapasitas kanal jaringan yang tersedia, yang mengakibatkan nilai throughput menurun. Namun secara keseluruhan, throughput pada protokol DSDV masih lebih baik dibanding protokol AODV. 39.42 30.81 14.66 20.03 190.01 39.08 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1koneksi 3koneksi 5koneksi Grafik Perbandingan Throughput 80 Node kbps AODV DSDV

IV. 3 Packet Delivery Ratio Jaringan

Packet Delivery Ratio PDR merupakan rasio perbandingan antara paket yang dikirim oleh node sumber dengan paket yang diterima pada node tujuan. Semakin besar nilai dari packet delivery ratio PDR maka semakin baik protokol routing yang digunakan dalam pengiriman paket. Packet delivery ratio PDR akan ditampilkan dengan satuan persen . Pada pengujian packet delivery ratio PDR setiap skenario pengujian akan diulangi sebanyak 30 kali. Hasil dari pengujian akan diambil nilai rata- ratanya untuk setiap protokol dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut akan menampilkan perbandingan kinerja protokol DSDV maupun AODV berdasar penambahan jumlah node dan pengaruh penambahan jumlah koneksi. Tabel 4.3 Perbandingan PDR jaringan pada protokol AODV dan DSDV 10 node AODV DSDV 1 koneksi 100 100 3 koneksi 100 100 5 koneksi 100 100 25 node 1 koneksi 100 100 3 koneksi 100 100 5 koneksi 100 100 80 node 1 koneksi 100 100 3 koneksi 100 100 5 koneksi 100 100