32
7. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, anak berkebutuhan khusus atau disabilitas memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dengan kemampuan dan potensi mereka. Contohnya: bagi tunanetra, mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille dan anak
tunarungu berkomunukasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar biasa SLB sesuai dengan kekhususannya
masing-masing. Anak yang termasuk ke dalam kategori anak berkebutuhan khusus antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, disleksia, disgrafia, diskalkulia, gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan
kesehatan.
31
Berdasarkan uraian di atas, penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa anak yang termasuk ke dalam kategori anak berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra,
tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, disleksia, disgrafia, diskalkulia, gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan
8. Pengertian Anak Tunarungu
Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama
melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya mengandung
pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi anak tunarungu.
31
Bilqis, Memahami Anak Tuna Wicara, Yogyakarta: Familia, 201, hal. 6-7
33
Andreas Dwidjosumarto mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi
dua kategori yaitu tuli dan kurangnya dengar. Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya
mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah adalah mereka yang indera pendengarannya
mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu.
Muftin salim menyimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan
atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan dan
pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak. Memperhatikan batasan-batasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa anak
tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya yang mennyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di
dalam kehidupan sehari-hari.
32
9. Klasifikasi Tunarungu