Kemampuan Komunikasi Matematika Teknik Analisis Data

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa nilai L hitung variabel kemampuan pemecahan masalah matematika X 2 , kemampuan komunikasi matematika X 2 , dan self-esteem Y berturut-turut adalah 0,115, 0,112, dan 0,068 lebih kecil dari L tabel = 0,147. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyebaran data masing-masing variabel berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti memiliki kesamaan varians homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Barlett. Uji Barlett digunakan untuk melihat apakah variansi-variansi k buah kelompok peubah bebas yang banyaknya data perkelompok bisa berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing- masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak. Pengujian menggunakan taraf signifikan 0,05. Adapun kriteria uji Barlett adalah sebagai berikut: a Jika X hitung 2 X tabel 2 , maka data homogen. b Jika X hitung 2 X tabel 2 , maka data tidak homogen. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas dengan uji Barlett sebagai berikut: Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Variabel � � � �� Kesimpulan X 1 atas X 2 6,473 19,675 Homogen Y atas X 1 9,633 19,675 Homogen Y atas X 1 2,154 19,675 Homogen Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai X hitung 2 variabel kemampuan pemecahan masalah matematika X 1 atas variabel kemampuan komunikasi matematika X 2 adalah 6,473 lebih kecil dari X tabel 2 = 19,675, artinya data variabel X 1 atas X 2 mempunyai varians yang sama. Sedangkan variabel self- esteem Y atas variabel kemampuan pemecahan masalah X 1 memiliki nilai X hitung 2 = 9,633 lebih kecil dari X tabel 2 = 19,675, yang artinya data variabel Y atas X 1 memiliki varians yang sama. Begitu juga untuk variabel self-esteem Y atas variabel kemampuan komunikasi matematika X 2 memiliki nilai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id X hitung 2 = 2,154 lebih kecil dari X tabel 2 = 19,675, yang artinya data variabel Y atas X 2 memiliki varians yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel penyebaran secara homogen.

3. Uji Signifikansi dan Linieritas

Uji prasyarat analisis jalur yang terakhir adalah uji signifikansi dan linieritas model regresi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Pengujian menggunakan taraf signifikan 0,05. Adapun kriteria uji model regresi adalah sebagai berikut: a Signifikansi o Jika F hitung F tabel , maka koefisien regresi signifikan o Jika F hitung F tabel , maka koefisien regresi tidak signifikan b Linieritas o Jika nilai F hitung F tabel , maka regresi berbentuk linier o Jika nilai F hitung F tabel , maka regresi tidak linier. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil uji signifikansi dan linearitas model regresi sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Signifikan dan Linieritas Variabel Model Regresi Signifikansi Linearitas F hitung F tabel 1,n-2 Kesimpu lan F hitung F tabel k-2,n-k Kesimpu lan X 1 atas X 2 X 1 =6,673+0,6 23 X 2 15,573 4,13 Signifikan 1,224 2,25 Linear Y atas X 1 Y=63,39+1,1 005 X 1 18,198 4,13 Signifikan 0,546 2,25 Linear Y atas X 2 Y=64,939+1, 216 X 2 17,807 4,13 Signifikan 0,411 2,25 Linear Berdasarkan tabel di atas, pada kolom signifikansi diketahui bahwa nilai F hitung untuk variabel kemampuan pemecahan masalah X 1 atas variabel kemampuan komunikasi matematika X 2 = 15,573 lebih besar dari F tabel = 4,13, artinya koefisien regresinya signifikan. Sedangkan F hitung pada kolom linear = 1,224 lebih kecil dari nilai F tabel = 2,25, maka regresinya linier.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran terpadu model nested terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa: studi penelitian eksperimen di SMP PGRI i Cipiutat

1 12 188

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MEA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) Terhadap Hasil Belajar Siswa D

1 8 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masala

1 7 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF ESTEEM MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI MTSN ACEH TAMIANG.

0 4 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Ke

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kel

0 2 12

PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI,PEMECAHAN MASALAH,DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 43

MODEL MEANS ENDS ANALYSIS DAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

0 0 10

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran means ends analysis (MEA)

0 1 8

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Model Means Ends Analysis (MEA) Bagi Siswa Kelas 5 SD Negeri Sumogawe 02 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Mat

0 1 14