27
siswapada siklus I adalah 73,53 siklus II 94,12 meningkat siklus III yaitu 97,06. Saat presentasi-presentasi nilai rata-rata kelas adalah 83,73.
Sedangkan prosentase keaktifan siswa pada akhir siklus I adalah 75, siklus II 80,56, siklus III 88,89 dan siklus IV menjadi 91,67. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan Creative Problem Solving CPS dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa melalui tahapan-tahapan yang terdapat dalam proses pembelajarannya. Model pembelajaran ini dapat lebih
optimal lagi dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa bila diikuti dengan pengelolaan kelas yang baik oleh guru dan perencanaan pembelajaran
yang matang. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama memberikan tindakan dengan model
Creative Problem Solving untuk meningkatkan prestasi belajar dan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Sedangkan yang berbeda adalah variabel penelitiannya.
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru TITL SMK Ma’arif 1 Wates, kondisi kelas XI TITL saat pembelajaran sangatlah beranekaragam, di
mana terdapat kelas yang siswanya begitu aktif, namun ada juga kelas yang siswanya yang sangat pasif yang terlihat dari siswa yang kurang tertarik untuk
memperhatikan penjelasan dari guru, mereka lebih tertarik melakukan aktivitas yang tidak mendukung kegiatan pembelajaran seperti tidur, mengobrol dengan
teman lain, bermain HP dan mnegerjakan tugas mata pelajaran lain, hal ini sangat disayangkan. Sehingga menyulitkan guru dalam mengetahui daya serap setiap
siswa terhadap suatu materi pelajaran karena mereka tidak mau bertanya atau
28
berpendapat ketika ada materi yang belum mereka pahami, karena itulah penelitian ini akan dilakukan di kelas yang siswanya sebagian masih bersikap pasif
yaitu kelas XI TITL. Selain itu kemampuan berpikir kreatif siswa masih belum nampak, hal ini terlihat dari jawaban-jawaban siswa yang yang masih terpaku pada
buku. Sehingga di lain sisi, kedua hal tersebut berpengaruh pada kompetensi belajar siswa yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka akan
diterapan model pembelajaran Creative Problem Solving. Model Creative Problem
Solving merupakan model dengan pendekatan kontruksivisme, di mana yang menjadi pusat pembelajaran adalah siswa. dengan penerapan model ini
diharapkan mampu meningkatkan kompetensi siswa.Secara ringkas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Mata Pelajaran Pembuatan Rangkaian Kendali Dasar Standar Kompetensi
Mengoperasikan sistem pengendali
Capaian Kompetensi Siswa
Penerapan model Pembelajaran Creative Problem Solving
Kompetensi Siswa Masih Rendah
Aspek Kognitif Aspek Psikomotor
Aspek Afektif
29
G. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai berikut.
1 Apakah tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving dapat meningkatkan kompetensi belajar aspek
kognitif siswa SMK Ma’arif 1 Wates? 2 Apakah tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Creative Problem Solving dapat meningkatkan kompetensi belajar aspek psikomotorik siswa SMK Ma’arif 1 Wates?
3 Apakah tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving dapat meningkatkan kompetensi belajar aspek afektif
siswa SMK Ma’arif 1 Wates?
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas Class Room Action. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran Pembuatan Rangkaian Pengendali Dasar SMK Ma’arif 1 Wates. Adapun penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan sebuah tindakan yang dimunculkan di sebuah kelas pada sebuah mata pelajaran tertentu. Susilo 2007: 16, mengemukakan bahwa PTK
merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan
proses dalam pembelajaran. Tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatakan kompetensi pada mata pelajaran Pembuatan Rangkaian Pengendali Dasar adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran Creative Problem Solving dalam
kegiatan pembelajaran. Peneltian ini dilakukan melalui beberapa tahapan penelitian sesuai siklus yang diterapkan.
2. Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK memiliki bermacam-macam model yaitu: model Kurt Lewin, model Kemmis Mc Taggart, model John Elliot, model Hopkins,
model Mc Kernan, model Ebbutt dan model Stringer Endang Mulyatiningsih, 2012: 69-72. Masing-masing penelitiannya memiliki desain tersendiri, namun secara
umum dapat meliputi perencanaan planning, tindakan acting, dan refleksi
reflecting. Pada penelitian ini, peneliti mengambil model PTK menurut Kemmis