60 Hasil perhitungan uji homogenitas varian dapat diketahui
signifikansi nilai awal adalah 0,571. Distribusi frekuensi dikatakan homogen jika nilai sig 0.05. Sehingga didapatkan sig
0,055,0,571 0,05. Hasil F
hitung
adalah 1,571. Langkah selanjutnya adalah membandingkan F
tabel
dengan F
hitung
dengan rumus dk
pembilang
= n-1 = 36-1=35, dan dk
penyebut
= n-1= 33-1=32 . Taraf signifikan α = 0,05.
Ternyata untuk dk
pembilang
35 dan dk
penyebut
33 tidak ada datanya. Oleh karena itu, untuk amannya digunakan dk
pembilang
40 dan dk
penyebut
34. Untuk dk
pembilang
40 dan dk
penyebut
34 mempunyai harga F
tabel
1,74. harga antara pembilang 30 dan 40 serta harga antara penyebut 32 dan
34. Keputusan pengujian adalah jika F
tabel
≤ F
hitung
, berarti tidak homogen dan jika F
tabel
≥F
hitung
, berarti homogen. Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas ternyata F
tabel
F
hitung
, atau dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen tersebut
mempunyai varians yang homogen.
c. Uji t Independent Sample Test Data Pretest
Uji t tes dilakukan pada data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan atau tidak hasil pretest siswa sebelum dilakukan penelitian. Berikut data hasil perhitungan uji t independent sample test.
61 Tabel 6. Hasil Uji t Independent Sample Test Data Pretest
Sumber Data Mean
Varian t
hitung
t
tabel
db sig
Keputusan Kelas
Eksperimen 54,06
44,97 0,570
2,000 67
0,227
t
h
t
t
= Tidak ada beda
atau Sig 0,05 =
Tidak ada beda
Kelas Kontrol
53,03 67,59
Sumber: Hasil Olahan Data Pretest Siswa Berdasarkan Tabel 6, didapat harga t
hitung
sebesar 0,570. Karena n ≠
n dan varians homogen, maka digunakan rumus polled varians, t tabel dengan dk = n
1
+ n
2
– 2. Dengan demikian, maka t
tabel
dapat dicari dengan perhitungan dk = n
1
+ n
2
– 2; 36 + 33-2 ; berarti dk=67 maka t
tabel
= 2,000 pada taraf signifikansi 5 hasil interpolasi. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata t
tabel
t
hitung
2,000 0,570, dengan demikian ternyata terbukti tidak ada perbedaan hasil
pretest siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum dilakukan penelitian. Karena tidak ada perbedaan hasil pretest antara
kelas kontrol dengan kelas eksperimen, maka kedua kelas tersebut dapat dilakukan penelitian untuk dikomparasikan. Selain itu jika nanti
hasil posttest siswa menunjukkan perbedaan, maka perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakan oleh proses perlakuan yang telah
dilakukan. Setelah dilakukan pretest, kemudian dilakukan proses
pembelajaran pada kedua kelas dengan strategi belajar yang berbeda.
62 Pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan model CTL,
sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran ceramah konvensional. Selanjutnya, setelah dilakukan pembelajaran maka
dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa baik hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi belajar yang berbeda.
Hasil belajar siswa posttest dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Data Posttest Siswa
Sumber Data Nilai
Mean Min
Max Kelas Eksperimen
60 97
81,44 Kelas Kontrol
57 89
75,03 Sumber: Hasil Olahan Data Posttest Siswa
Berdasarkan Tabel 7, dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi belajar yang berbeda, kelas eksperimen
memiliki nilai rata-rata kelas mean 81,44. Sedangkan, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata kelas mean 75,03. Dari hasil perhitungan
data di atas, ternyata kelas eksperimen yang dilakukan pembelajaran dengan strategi belajar CTL memiliki nilai rata-rata kelas yang lebih
besar jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang dilakukan pembelajaran dengan strategi belajar ceramah konvensional. Nilai
rata-rata kelas pada kelas eksperimen adalah 81,44 melebihi kriteria ketuntasan minimum KKM yang ditetapkan yaitu 70. Dengan
63 demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL lebih
baik dari pada metode pembelajaran ceramah konvensional.
a. Pengujian Prasyarat Analisis