Oksigen Api Oksi Asetilin

SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 17 tekanan kerja habis manometer tekanan kerja regulator oksigen menunjuk ke angka 0. 3 Kendorkan katup regulator oksigen untuk memutuskan hubungan antara saluran dari tabung oksigen dengan saluran tekanan kerja. b. Ulangi langkah di atas pada saluran gas asetilin. c. Bersihkan area kerja dan semua peralatan yang digunakan, kemudian kembalikan semua peralatan pada tempat penyimpananya.

D. Keselamatan Kerja Las Oksi Asetilin

Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan waktu bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang tukang las, apalagi pada pekerjaan-pekerjaan las kemungkinan timbul bahaya sangat besar bila tidak berhati-hati serta tidak mengindahkan peraturan tentang keselamatan kerja. Apabila terjadi kecelakaan pada bengkel las, biasanya karena kecerobohan tukang las sendiri, maka dari itu ingatlah kegunaan masing-masing alat dan cara pemeliharaanya. Bila salah menggunakan dan berbuat ceroboh akan menimbulkan kerusakan dan bahaya baik bagi peralatannya maupun bagi tukang itu sendiri. Pencegahan bahaya waktu bekerja: 1. Periksalah selalu secara teratur saluran gas dalam waktu-waktu tertentu dari setiap kebocoran dengan busa air sabun. 2. Pakailah kaca mata las untuk melindungi mata dari sinar tajam, percikan bunga api agar dapat melihat benda kerja dengan baik. 3. Kancingkan leher baju, saku dan lipatan lengan baju agar tidak kemasukan bunga api. 4. Pakailah apron las, sarung tangan dan perlengkapan pelindung lain. SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 18 5. Pakailah tabir penghalang untuk menghalangi sinar tajam dan percikan bunga api, supaya tidak menganggu orang lain. 6. Letakkan benda kerja pada posisi yang aman agar tidak mudah jatuh waktu dikerjakan. 7. Pergunakan korek api las untuk menyalakan pembakar. Jangan menggunakan api rokok atau korek biasa. 8. Hati-hati ketika menyalakan pembakar jangan ditujukan pada orang atau benda yang mudah terbakar. 9. Matikan pembakar dan letakkan dengan baik bila tidak dipakai. 10. Jangan menggantungkan pembakar yang menyala pada silinder. 11. Tutuplah katup silinder oksigen dan asetilin, buanglah gasnya hingga manometer menunjukkan angka nol bila pengelasan telah selesai atau pada waktu istirahat. SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 19

E. Soal-Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian proses las oksi asetilin 2. Mengapa asetilin banyak digunakan dalam pengelasan ? 3. Perlengkapan apa saja yang digunakan dalam las oksi asetilin ? 4. Sebutkan fungsi dari masing-masing perlengkapan las oksi asetilin 5. Sebutkan 3 macam generator asetilin ditinjau dari sistem bertemunya air dengan calcium carbide 6. Sebutkan bagian-bagian utama generator asetilin 7. Sebutkan bagian-bagian utama regulator 8. Apa tujuan digunakan regulator ? 9. Apa perbedaan regulator oksigen dan regulator asetilin ? 10. Sebutkan bagian-bagian utama brander 11. Bagaimana ciri nyala api netral ? 12. Sebutkan perbedaan tabung oksigen dengan tabung asetilin 13. Sebutkan perbedaan selang oksigen dengan selang asetilin 14. Bagaimana cara mengecek kobocoran saluran gas las oksi asetilin ? 15. Sebutkan pencegahan bahaya waktu bekerja dengan las oksi asetilin SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 20 Job Sheet 1 Las Oksi Asetilin 1. Nama pekerjaan: Rigi-rigi las tanpa bahan tambah 2. Bahan yang digunakan: Plat baja lunak ukuran 100 mm x 30 mm x 1 mm 3. Tujuan yang akan dicapai: a. Mengelas plat baja lunak tanpa menggunakan bahan tambah b. Membuat rigi-rigi las tanpa bahan tambah c. Latihan menggunakan peralatan las oksi asetilin 4. Alat yang digunakan: a. Satu unit las oksi asetilin b. Kacamata las gas c. Kikir d. Penggores e. Mistar baja 5. Langkah kerja: a. Siapkan dahulu benda kerja yang akan dilas b. Letakkan benda kerja di atas meja las, alasi dengan batu tahan api atau batu merah c. Nyalakan pembakar, atur nyala api hingga netral d. Peganglah pembakar pada posisi 60º-70º terhadap permukaan benda kerja e. Panaskan permukaan benda kerja yang akan dilas mulai dari tepi kanan f. Tujukan nyala api pada satu tempat hingga timbul kawah las. Jarak inti nyala ± 2-3 mm di atas benda kerja g. Tunggulah hingga kawah las yang terjadi cukup besar, kemudian doronglah kawah las dengan nyala api pembakar sepanjang garis bantu