Teori Dasar Las Oksi Asetilin

SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 15 umumnya tekanan kerja gas oksigen berkisar antara 10 psi. 3 Membuka kran oksigen pada brander, hingga gas oksigen keluar melalui ujung moncong brander. Atur kembali tekanan kerja gas oksigen pada regulator hingga stabil sesuai tekanan kerja yang diijinkan. Tutup kembali kran oksigen pada brander. 4 Mulai menyalakan api las, dengan membuka sedikit kran asetilin pada brander ±18 putaran hingga terdengar gas asetilin keluar dari ujung moncong brander. 5 Arahkan moncong brander ke area yang aman, kemudian gunakan korek api las untuk menyalakan api asetilin. Api asetilin berwarna kuning dan menimbulkan jelaga. 6 Membuka kran oksigen sedikit demi sedikit, perhatikan perubahan api las pada ujung moncong brander. Atur pembukaan kran asetilin dan oksigen hingga diperoleh nyala api las yang diinginkan. Apabila api las mati, nyalakan dan atur kembali dengan cara menutup terlebih dahulu kran oksigen sebelum menyalakan api asetilin.

3. Melaksanakan pengelasan

a. Arahkan api las ke permukaan kampuh sambungan untuk mulai memanaskan benda kerja. b. Gunakan kerucut nyala api dalam yang berwarna kebiruan untuk memanasi permukaan benda kerja biasanya menghasilkan jarak berkisar antara 3–5 mm antara ujung moncong brander dengan permukaan benda kerja, karena pada nyala api itulah dihasilkan temperatur nyala api yang paling tinggi. c. Permukaan logam akan mulai mencair dan terlihat mengkilap, lanjutkan proses pemanasan kampuh las hingga meleleh dan SMK PIRI 1 Yogyakarta | Diktat Pekerjaan Las Dasar 16 terbentuk kawah las pada kampuh sambungan. Agar terjadi ikatan las, kedua benda kerja harus meleleh pada saat dilakukan pengelasan. d. Setelah kedua benda kerja meleleh bersama dan membentuk kawah lasan, gunakan api las untuk sedikit mengaduk kawah lasan agar kedua benda kerja menyatu dan menghasilkan jalur sambungan lasan. Bila perlu masukkan bahan tambah untuk membantu penyatuan kedua bagian benda kerja. e. Setelah terjadi penyatuan kawah lasan, gerakkan api las secara perlahan dan kontinyu mengikuti jalur kampuh sambungan hingga selesai.

4. Mematikan api las dan membersihkan hasil lasan

a. Setelah proses pengelasan selesai, matikan nyala api las dengan terlebih dahulu menutup kran asetilin pada brander, kemudian diikuti dengan menutup kran oksigen pada brander. b. Bersihkan terak yang ada pada jalur lasan menggunakan palu terak dan sikat kawat baja sewaktu benda kerja masih panas. Hal ini akan memudahkan pembersihan terak dari benda kerja.

5. Mengakhiri pekerjaan las

a. Apabila pekerjaan las sudah selesai dan peralatan las tidak digunakan lagi, lakukan prosedur berikut ini: 1 Matikan api las dengan menutup semua kran brander sesuai prosedur yang benar, kemudian kencangkan katup tabung oksigen hingga tertutup rapat. 2 Buka kran oksigen pada brander untuk mengeluarkan sisa tekanan oksigen yang terdapat di sepanjang saluran oksigen. Tutup kembali kran oksigen pada brander setelah