2. Puerperium intermedial Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia, yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
c. Perubahan fisiologis dan anatomis puerperium Varney, 2008 .
Meskipun istilah involusi telah digunakan untuk menunjukkan perubahan retrogresif yang terjadi sistem organ dan struktur saluran reproduksi, istilah ini
lebih spesifik menunjukkan adanya perubahan retrogresif pada uterus yang menyebabkan berkurangnya ukuran uterus. Demi kejelasan, defenisi involusi
puerperium dibatasi pada uterus dan apa yang terjadi pada organ dan struktur lain hanya dianggap sebagai perubahan pueperium.
d. Perubahan sistem reproduksi Sulystyawati, 2009 .
1. Perubahan Uterus a. Uterus
1. Pengeluaran Rahim involusi Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadiu neurotic layumati. Perubahan ini
dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya.
Universitas Sumatera Utara
a. Pada saat bayi lahir, fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat dengan berat 1000 gram.
b. Pada akhir kala III , Tinggi Fundus uteri teraba 2 jari di bawah pusat c. Pada 1 minggu post partum, tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat
simpisis dengan berat 500 gram. d. Pada 2 minggu post partum tinggi fundus uteri teraba di atas simfisis dengan
berat 350 gram. e. Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil tak teraba dengan berat
50 gram. involusi terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara lain :
I. Autolysis Autolysis merupakan penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uteri.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.
Sitoplasma sel yang berlebihan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibro elastic dalam jumlah renik sebagai bukti kehamilan.
I. Atrofi jaringan Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam jumlah besar,
kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selain perubahan atrofi pada otot-otot uterus,
lapisan desidua akan mengalami atrofi dan terlepas dengan meninggalkan lapisan basal yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru.
II. Efek Oksitosin Kontraksi Intensitas Kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine
Universitas Sumatera Utara
yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hypofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah, dan
membantu proses homeostais. Kontraksi dan retraksi otot uteri akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat
implantasi plasenta dan mengurangi perdarahan. Luka bekas lekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total.
Selama 1-2 jam pertama post partum, intensitas kontraksi uterus dapat berkurang dan menjadi teratur. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga dan
mempertahankan kontraksi uterus pada masa ini. Suntikan oksitosin biasanya diberikan secara intraven atau intramuskulaer, segera setelah kelahiran bayi lahir
akan merangsang pelepasan oksitosin karena isapan bayi pada payudara. 2. Lokhea
Lokhea adalah ekresesi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai
reaksi basaalkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea berbau amis atau anyir dengan
volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume
karena adanya proses involusi. a Lokhea dibagikan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea RubraMerah Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum
cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo rambut bayi, dan mekonium.
Universitas Sumatera Utara
2. Lokhea Sanguinolentha Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum 3. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14
4. Lokhea albaputih Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
3. Perubahan pada serviks Perubahan yang terjadi pada servuks ialah bentuk serviks agak menganga seperti
corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah
pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin. Serviks berwarna merah kehitam-hitaman karena penuh dengan pembuluh darah.
Konsentensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan yang kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama berdilatasi maka serviks tidak akan pernah
kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil. Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup
secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. pada minggu ke-6 post partum,
seviks sudah menutup kembali
Universitas Sumatera Utara
2. Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan
vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur- angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada vagina pada umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara perpriman sembuh dengan
sendirinya, kecuali apabila terjadi infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat menjalar sehingga terjadi sepsis.
3. Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonus-nya sekalipun tetap lebih kendur dari pada
keadaan sebelum hamil.
d. Perubahan Sistem Pencernaan