Tinjauan tentang Aspek dalam Implementasi Pendidikan Karakter

21 merupakan nilai inti core values dalam penelitian ini. Toleransi memuat unsur saling menghormati, menerima, penghormatan terhadap perbedaan, penghormatan terhadap kelompok minoritas, dan terbuka. Sedangkan peduli memuat unsur cinta, peduli, dan kemurahan hati. Budiyanto, 2005: 73-74. Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk penanaman nilai-nilai karakter yang lain seperti religius, jujur, disiplin, tanggung jawab dan lain sebagainya.

C. Tinjauan tentang Aspek dalam Implementasi Pendidikan Karakter

Implementasi pendidikan karakter harus memperhatikan beberapa aspek yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Muchlas Samani dan Hariyanto 2013: 49 menyatakan bahwa karakter terdiri atas pengetahuan tentang moral aspek kognitif, perasaan berlandaskan moral aspek afektif, dan perilaku berdasarkan moral aspek psikomotor. Lebih lanjut, Lickona 2012: 85-99 menjelaskan bahwa karakter yang baik memiliki tiga bagian yang saling berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. 1. Pengetahuan Moral Pengetahuan moral merupakan pemahaman mengenai nilai kebaikan dan cara menerapkannya. Mengetahui nilai moral berarti memahami bagaimana caranya menerapkan nilai tersebut dalam berbagai macam situasi. Pengetahuan moral melibatkan pemahaman mengapa nilai moral harus dilaksanakan. Misalnya pentingnya bersikap sopan, bertanggung jawab, dan saling menghargai. 22 2. Perasaan Moral Perasaan moral mengarah pada emosi karakter. Sisi emosi karakter ini terbuka terhadap pengembangan oleh keluarga dan sekolah. Emosi berkaitan dengan empati untuk merasakan situasi yang dialami seseorang, seolah-olah mengalaminya. Apabila seseorang memiliki rasa empati yang tinggi maka dengan ringan ia mewujudkan nilai-nilai karakter. 3. Perilaku Moral Perilaku moral merupakan hasil dari pengetahuan moral dan perasaan moral. Apabila seseorang mempunyai pengetahuan moral yang mantap, maka akan terwujud dalam perilakunya sehari-hari. Aspek perilaku moral meliputi kompetensi, keinginankemauan, dan kebiasaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ma’mur Asmani 2013: 86-87 mengenai dimensi pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. 1. Dimensi pengetahuan moral Dimensi pengetahuan moral merupakan penguatan aspek pengetahuan dan sikap meliputi kesadaran moral, pengetahuan akan nilai-nilai moral, penentuan sudut pandang, logika moral, keberanian dalam pengambilan sikap, dan pengendalian diri. 2. Dimensi perasaan moral Dimensi perasaan moral merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi manusia yang berkarakter, berkaitan dengan kesadaran akan jati diri, percaya diri, peka terhadap penderitaan orang lain, cinta kebenaran, pengendalian diri, dan kerendahan hati. 23 3. Dimensi tindakan moral Dimensi tindakan moral merupakan perbuatan moral yang merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya. Memahami sesuatu yang mendorong seseorang melakukan perbuatan yang baik, harus melihat tiga aspek: kompetensi, keinginan, dan kebiasaan. Pendapat ahli di atas juga didukung oleh Fatchul Mu’in 2011: 168-179 yang menjelaskan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan terbentuknya karakter pada manusia. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah sebagai berikut. 1. Kepercayaan Fatchul Mu’in 2011: 176 menyatakan bahwa kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam memandang kenyataan dan memberikan dasar bagi manusia untuk mengambil pilihan atau menentukan keputusan. Kepercayaan dibentuk salah satunya oleh pengetahuan. Dalam hal ini, kepercayaan mengacu pada pengetahuan mengenai nilai moral. Mengetahui nilai moral berarti memahami bagaimana caranya menerapkan nilai tersebut dalam berbagai macam situasi. Kepercayaan atas nilai-nilai kebaikan mendasari seseorang untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam perilakunya. 2. Sikap Sikap seseorang biasanya menunjukkan bagaimana karakternya. Fatchul Mu’in 2011: 168 menyatakan bahwa sikap merupakan proses kesadaran untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini 24 dapat terjadi karena adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai- nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola individu. 3. KemauanMotivasi Kemauan atau motivasi erat kaitannya dengan tindakan. Kemauan dapat dimaknai sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, kemauan yang dimaksud adalah kemauan seseorang untuk menampilkan nilai-nilai kebaikan dalam perilakunya. Sarlito W. Sarwono 2012: 137 menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri individu atau prilaku yang ditimbulkan karena suatu situasi tertentu. 4. Kebiasaan Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, secara berulang-ulang pada waktu yang lama. Kebiasaan memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa unsur-unsur karakter yang harus diperhatikan guru dalam implementasi pendidikan karakter di kelas inklusi adalah pengetahuan moral meliputi kepercayaan atau pengetahuan, perasaan moral meliputi sikap dan kemauan, serta tindakan moral yang tercermin dalam kebiasaan.

D. Tinjauan tentang Implementasi Pendidikan Karakter di Kelas Inklusi