13
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Zubaedi 2011:17 menjelaskan bahwa pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam
bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan
Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Pendapat lain diungkapkan oleh Fakry Gaffar Novan Ardy, 2013: 26 yang memaknai
pendidikan karakter sebagai sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi
satu dalam kehidupan orang itu. Novan Ardy 2013: 280 menjelaskan bahwa pendidikan karakter dapat
dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, bertujuan untuk memberikan keputusan baik buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati. Lebih lanjut, Akhmad Muhaimin Azzet 2011: 27
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, melibatkan aspek pengetahuan kognitive, perasaan feeling, dan tindakan
action. Berdasarkan kajian dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa
pendidikan karakter merupakan proses transformasi nilai-nilai luhur yang melibatkan pemahaman, perasaan, dan tindakan, diwujudkan pada kehidupan
sehari-hari dalam interaksi dengan Tuhan, antar sesama, serta lingkungan.
14 Pendidikan karakter hendaknya dilakukan dalam lingkungan keluarga,
lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan, menurut Sri Narwanti 2011: 79 merupakan keseluruhan proses
pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-
keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, niali-nilai moral Pancasila, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Doni Koesoema A. 2010: 193
menjelaskan bahwa pendidikan karakter di sekolah mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan
menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata.
Sementara itu, Muchlas Samani dan Hariyanto 2013: 44 menjelaskan bahwa pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter
yang mulia good character dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab.
Akhmad Muhaimin Azzet 2011: 38 memberikan pendapat bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang harus dirancang dan dilakukan secara sistematis
dalam rangka memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memahami nilai-nilai perilaku yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, bangsa, dan negara. Pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai tersebut hendaknya tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, etika, tata krama, budaya, maupun adat istiadat yang dianut.
15 Peneliti dapat memberikan simpulan bahwa pendidikan karakter di sekolah
merupakan upaya penanaman nilai-nilai untuk mengembangkan karakter yang mulia, berupa pemahaman dan memberi kesempatan
siswa untuk
mempraktikan nilai tersebut dalam kehidupan nyata.
3. Tujuan Pendidikan Karakter