Syarat Mutu Mi Aktivitas Air dalam Makanan

digunakan untuk mi baso dan dilanjutkan denganpengeringan penjemuran matahari 60 o C selama 7 jam menjadi mi kering.Setelah proses ekstrusi, bila digoreng pada suhu 140-150 o C sampai kadar air 3-5 dan dikeringanginkan akan menjadi mi instan Sunaryo, 1985.Walaupun pada prinsipnya mi dibuat dengan cara yang sama, tetapi di pasarandikenal beberapa jenis mi, seperti mi segarmentah, mi basah, mi kering, danmi instan Astawan, 1999. Proses pembuatan mi non-terigu seperti mi bihun, soun, dan jagungberbeda dengan proses pembuatan mi terigu. Pada proses pembuatan mi nonterigu,adonan mengalami pengukusan terlebih dahulu sebelum pembentukanlembaran adonan pencetakan. Pengukusan ini dilakukan untukmenggelatinisasi pati di dalam adonan sehingga adonan menjadi kompak dan mudah dicetak Wibowo, 2008.

2.1.5 Ifu Mie

Ifu mie adalah masakan mi asal Cina yang sangat populer yang dibuat dengan bahan dasar mi, tumisan sayur, cumi, telur, dan udang Sutomo, 2008. Ifu mie digolongkan ke dalam mi kering. Pada umumnya, mi digoreng dengan menggunakan sedikit minyak, mi digoreng hingga kering menyerupai kerupuk lalu disiram dengan sayuran seperti kol, sawi putih, kembang kol, wortel, daun bawang, lalu ditambahkan potongan ayam, udang, dan cumi Lubis, 2008.

2.2 Syarat Mutu Mi

Syarat mutu untuk ifu mie yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia pada tahun 1996 dapat dilihat pada Tabel 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 .Syarat Mutu Ifu Mie No Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II 1. 1.1 1.2 1.3 Keadaan : Bau Warna Rasa - - - normal normal normal normal normal normal 2. Air bb maks. 8 maks. 10 3. Protein N x 6,25 bb min. 11 min. 8 4. 4.1 4.2 Bahan tambahan makanan : Boraks Pewarna Tambahan Tidak boleh ada sesuai dengan SNI 01-0222-1995 5. 5.1 5.2 5.3 5.4 Cemaran Logam : Timbal Pb Tembaga Cu Seng Zn Raksa Hg mgkg mgkg mgkg mgkg maks. 1,0 maks. 10,0 maks. 40,0 maks. 0,05 maks. 1,0 maks. 10,0 maks. 40,0 maks. 0,05 6. Arsen As mgkg maks. 0,5 maks. 0,5 7. 7.1 7.2 7.3 Cemaran mikroba : Angka lempeng total E. Coli Kapang kolonig APMg kolonig maks. 1,0 x 10 6 maks. 10 maks. 1,0 x 10 4 maks. 1,0 x 10 6 maks. 10 maks. 1,0 x 10 4 Keterangan: APM adalah angka paling mungkin

2.3 Aktivitas Air dalam Makanan

Aktivitas air digunakan sebagai petunjuk adanya sejumlah air dalam bahan pangan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktivitas air ini juga terkait erat dengan adanya air dalam bahan pangan Purnomo, 1995. Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan makanan. Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, namun sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup Sudarmadji, dkk., 1989. Universitas Sumatera Utara Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen di samping ikut sebagai bahan pereaksi, sedang bentuk air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi penguapan atau pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara tersebut Purnomo, 1995. Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan makanan misalnya proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Sedangkan air yang dalam bentuk lainnya tidak membantu terjadinya proses kerusakan tersebut di atas Sudarmadji, dkk., 1989. Pengaruh kadar air dan aktivitas air sangat penting dalam menentukan daya awet dari bahan pangan. Hal itu karena keduanya mempengaruhi sifat-sifat fisik misalnya pengerasan, pengeringan dan sifat fisiko kimia, perubahan- perubahan kimia misalnya pencoklatan, kebusukan oleh mikroorganisme, dan perubahan enzimatis, terutama pada bahan-bahan pangan yang tidak diolah. Bahan pangan kering beku harus dilindungi dari penyerapan uap air dan oksigen dengan cara menggunakan bahan-bahan pengemas yang mempunyai daya tembus yang rendah terhadap gas-gas tersebut Supardi dan Sukamto, 1998. Kadar air bahan makanan berperan dalam pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sangat menentukan kualitas dan masa penyimpanan. Misal kadar air yang paling baik untuk beras maksimal 14.0. Pada kadar ini mikroba tidak dapat tumbuh dan berkembang sehingga kualitas beras akan tetap baik Supardi dan Sukamto, 1998. Universitas Sumatera Utara Bila mikroba ini populasinya meningkat, dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain: Supardi dan Sukamto, 1998. 1. Dapat menentukan taraf mutu bahan makanan. 2. Mengakibatkan kerusakan pangan. 3. Merupakan sarana penularan beberapa penyakit perut menular. 4. Keracunan makanan, yang tidak jarang menimbulkan kematian Kadar air juga sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di dalam pengolahan pangan, air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Pengurangan air di samping bertujuan mengawetkan, juga untuk mengurangi besar dan berat bahan pangan sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan Winarno, dkk., 1980. Dengan membuat kadar air suatu bahan di bawah nilai minimal yang dibutuhkan untuk mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sehingga mikroba tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk tumbuh, walaupun tumbuh, tidak berkembang sebagaimana mestinya Supardi dan Sukamto, 1998.

2.4 Penetapan Kadar Air