Latar Unsur Intrinsik Dalam Novel 5 Cm.

33 Arian. anak Arial. Zafran Jr. anak Zafran, karakternya hampir sama dengan ayahnya. Aga. anak Genta, sifatnya mirip dengan ayahnya. David. anak Ian

4.1.3 Latar

Latar atau setting adalah tempat kejadian dalam sebuah cerita. Sudjiman 1988: 44 mengungkapkan, “Secara terperinci latar meliputi penggambaran lokasi geografis, topografi, pemandangan, sampai kepada perincian perlengkapan sebuah ruangan. Latar berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh dan menjadi metafor dari keadaan emosional dan spiritual tokoh.” Abrams 1981: 175 mengatakan, “The Setting of narrative or dramatic work is the general locale, historical time, and social circumstances in which its action occurs; the setting of an episode or scene with in a work is the particular phisycal location in which it take palace.” Bahwa latar dari karya naratif atau drama adalah tempat umum, waktu kesejarahan, dan lingkungan sosial dimana kejadian- kejadian terjadi; latar dari suatu episode atau adegan dalam sebuah cerita merupakan suatu tempat fisik yang khusus tempat kejadian itu terjadi. Batasan tersebut menyatakan bahwa latar itu merupakan tempat bagi para tokoh menjalankan alur dan menyampaikan tema. Sumardjo dan Saini K.M. 1986: 76 secara ringkas mengungkapkan bahwa setting bisa berarti banyak yaitu tempat tertentu, orang-orang tertentu dengan watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup tertentu dan cara berfikir tertentu. Satu cerita harus jelas mengungkapkan tempat berlangsungnya suatu peristiwa dan kapan peristiwa tersebut terjadi. Latar harus mendukung sebuah tema yang diungkapkan. Universitas Sumatera Utara 34 Setting dalam novel 5 cm. digambarkan di beberapa tempat. Setting pertama adalah kota Jakarta yang terbagi atas beberapa tempat, Rumah Arial, sekolah masa SMA kelima tokoh, dan kampus Ian. Tempat berikutnya adalah Gunung Semeru dan kota-kota juga stasiun kereta dalam perjalanan dari Jakarta menuju Gunung Semeru. Pemilihan setting ini juga tentu bukan tanpa alasan melainkan untuk mendukung keseluruhan cerita. Pemilihan Jakarta untuk menunjukkan kalau kelima tokoh adalah anak-anak muda modern yang sadar teknologi dan well educated. Pemilihan Rumah Arial, terutama teras rumah dan taman rumah yang mereka berikan nama sendiri untuk menyebut 2 lokasi privat dan idola mereka ini untuk menggambarkan keintiman dan eratnya persahabatan mereka berlima. “Yuk” Riani yang paling semangat, dia males ngeliat Zafran jadi bengong begitu ketemu Dinda. Arial mengajak teman-temannya ke ruangan atas depan kamarnya yang selama ini mereka sebut sebagai “The Chambers of Secret Socerer Stone”. Kenapa? Enggak lebih karena semuanya penggemar Harry Potter.” 5 cm., Hlm 22 “Daun-daun dengan bulir-bulir air yang melekat sehabis huj an menyambut mereka. Lampu taman yang kekuningan membuat suasan Secret Garden semakin merona dan membuat pantulan yang indah di mata mereka. Sepasukan bintang pun menyambut mereka kala mereka melihat langit hitam yang jernih di malam sehabis hujan ini. Bau tanah basah hinggap sesaat di penciuman mereka, entah untuk keberapa kali.” 5 cm., Hlm. 33 Selanjutnya pemilihan kampus Ian menjadi latar untuk menggambarkan perjuangan dan semangat tidak menyerah Ian untuk menyelesaikan kuliahnya meskipun terlambat, lebih dari 6 tahun. Pun pemilihan kamar Ian untuk menceritakan kegiatan Ian bermain game untuk menggambarkan suasana nyaman di comfort zone. Zona nyaman yang membuat Ian malas mengejar mimpinya dan bekerja keras. Universitas Sumatera Utara 35 Lalu pemilihan lokasi stasiun kereta dan perjalanan menuju puncak Gunung Mahameru menggambarkan perjuangan untuk mencapai mimpi dan harapan dan impian dan keinginan. Bahwa untuk mencapai puncak impian, puncak Gunung Mahameru, sebelum memiliki kepuasaan dan kelegaan waktu berada di atas puncaknya, ada perjalanan jauh yang sangat melelahkan, bersusah payah, bahkan jatuh bangun untuk mencapainya. Namun saat berada di puncak sukses semua lelah itu akan terbayarkan. Pemandangan yang luar biasa serta rasa syukur adalah bayaran yang setimpal dengan itu. “Mereka berenam berpelukan dalam rangkulan membentuk lingkaran kecil. “Sebuah kehormatan bagi saya. Saya… Genta telah mendaki Mahameri bersama kalian tercinta. Di Tanah Air tercinta ini. Kehormatan ini tidak akan saya lupakan seumur hidup. Genta mengucapkan kalimat tadi sambil berkaca-kaca menatap teman- temannya. Pelukan mereka bertambah erat.” 5 cm., Hlm. 348

4.1.4 Sudut Pandang