1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gajala sosial di sekitarnya Ismanto,
2003: 59. Oleh karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pengarang mencoba menghasilkan pandangan dunianya
tentang realitas sosial di sekitarnya untuk menunjukkan sebuah karya sastra berakar pada kultur tertentu dan masyarakat tertentu. Jan Van Luxemburg dalam
Pengantar Ilmu Sastra Luxemburg, 1992: 209 mengatakan bahwa segala sesuatu yang termuat di dalam sebuah karya sastra berasal dari pengarang, tetapi
pengarang menimba dari berbagai sumber. Pernyataan di atas sesungguhnya mengandung implikasi bahwa sastra adalah
sebagai lembaga sosial yang menyuarakan pandangan dunia pengarangnya. Pandangan dunia ini bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung,
tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi dan perasaan yang dapat mempersatukan kelompok sosial masyarakat. Karya sastra dipengaruhi oleh ide-ide oleh
pengarangnya dan ide-ide tersebut dipengaruhi oleh latar belakng sosial pengarang itu sendiri.
Untuk memahami sebuah karya sastra secara utuh tidak cukup dengan menganalisis struktur intrinsik karya sastra itu saja. Unsur-unsur yang ada di
dalam karya sastra tidak cukup untuk mewakili keseluruhan makna karya sastra.
Universitas Sumatera Utara
2 Seperti kata Foulkes bahwa ada keterkaitan antara kenyataan dan karya seni
Teeuw, 1988: 151-152. Struktural genetik memiliki implikasi yang lebih luas dalam kaitannya dengan
perkembangan ilmu-ilmu kemanusiaan pada umumnya. Sebagai seorang strukturalis, Goldmann sampai pada kesimpulan bahwa struktur mesti
disempurnakan menjadi struktur bermakna, setiap gejala memiliki arti apabila dikaitkan dengan struktur yang lebih luas, demikian seterusnya sehingga setiap
unsur menopang totalitasnya. Goldmann tidak mempertentangkan sosiologi sastra dan aliran strukturalis.
Strukturalisme genetik adalah penelitian sastra yang lahir sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang antihistoris dan kausal. Dalam penelitian
strukturalis pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan objektif. Pendekatan yang dilakukan memusatkan perhatiannya pada otonomi sastra sebagai karya
fiksi. Artinya dalam meneliti sebuah karya sastra pemberian makna karya sastra tersebut diserahkan kepada eksistensi karya sastra itu sendiri tanpa mengaitkan
unsur yang ada di luar struktur signifikansinya. Tetapi kajian ini membuat karya sastra terlepas dari konteks sosialnya. Karena itulah strukturalisme genetik sebab
pada dasarnya karya sastra selalu berkaitan dengan masyarakat dan sejarah yang melingkupi penciptaan karya sastra.
Dalam memahami sebuah karya sastra perlu dipahami asal-usul atau genetik dari karya sastra tersebut. Adapun faktor yang terkait dengan asal-usul karya
sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan sebuah karya sastra diciptakan. Latar belakang sejarah, zaman, dan sosial masyarakat
berpengaruh terhadap proses penciptaan karya sastra, baik dari segi isi maupun
Universitas Sumatera Utara
3 dari segi bentuk dan strukturnya. Keberadaan pengarang dalam masyarakat
tertentu memengaruhi karyanya. Sehingga dengan demikian, suatu masyarakat tertentu yang menghidupi pengarang pada akhirnya akan melahirkan jenis karya
tertentu pula. Kecenderungan ini tentu didasarkan atas anggapan bahwa suatu masyarakat bersifat normatif. Ada unsur-unsur atau aturan-aturan tertentu yang
harus dipatuhi. Bisa jadi dalam bentuk, pandangan, atau nilai-nilai yang dianut pengarang, yang semuanya dipengaruhi oleh norma-norma yang dianut dan
dipahami masyarakatnya. Hal inilah yang menjadi faktor pendukung yang menentukan apa yang harus ditulis pengarang, untuk siapa karya itu ditulis, serta
tujuan penulisan karya tersebut. Dan karena seorang sastrawan hidup dalam ruang dan waktu tertentu pula,
sastrawan terlibat dalam berbagai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya masalah masyarakat atau kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di
dalamnya berinteraksi. “Pengalaman dan pengamatan sastrawan terhadap lingkungan sosialnya tersebut kemudian menginspirasi lahirnya sebuah karya
sastra. Sehingga sastra bukanlah sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang terikat erat dengan situasi dan kondisi tempat karya sastra itu
dilahirkan.” Jabrohim, 2001:167. Objek penelitian ini adalah novel 5 cm. karya Donny Dhirgantoro yang
diterbitkan oleh PT Gramedia Widiasarana Indonesia pada tahun 2005. Objek penelitian yang dikaji adalah unsur-unsur intrinsik, yaitu alur, perwatakan, latar,
sudut pandang, tema dan amanat. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan teknik analisis isi.
Universitas Sumatera Utara
4
1.1.2 Masalah