Alur Cerita Unsur Intrinsik Dalam Novel 5 Cm.

22

BAB IV ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL 5 Cm.

4.1 Unsur Intrinsik Dalam Novel 5 Cm.

4.1.1 Alur Cerita

Alur merupakan bagian penting dalam sebuah cerita karena dari alur cerita tersebutlah diketahui keseluruhan rangkaian peristiwa. Sumardjo 1984: 55 mengatakan, “Dalam sebuah karya fiksi adalah jalannya cerita. Fiksi dimulai dengan menceritakan suatu keadaan, keadaan itu mengalami perkembangan dan akhirnya ditutup dengan sebuah penyelesaian…” Alur juga merupakan rentetan peristiwa yang ditampilkan penulis, bisa secara kronologis atau bisa juga secara flash back. Begitu juga Semi 1984: 35 mengatakan, “Alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat di dalam...” Juga Suyitno 1986: 114 mengatakan, “Alur adalah salah satu unsur pembangun cerita. Alur sangat penting artinya bagi sebuah cerita. Alur cerita diibaratkan seperti pentingnya rangka dalam tubuh manusia...” Alur merupakan unsur peristiwa yang menggerakkan cerita sehingga kausalitas dapat ditangkap lewat rentetan peristiwa. Rentetan peristiwa ini digambarkan Lubis 1981: 17 sebagai berikut, “Situation pengarang mulai melukiskan suatu keadaan. Generating circumtances peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak. Rising action keadaan mulai memuncak. Climaks Universitas Sumatera Utara 23 peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya. Denoument pengarang memberikan permecahan soal dari peristiwa”. Alur atau plot tersebut biasanya dimulai dari awal. Ada juga pengarang memulai cerita dari klimaks seterusnya kembali ke awal peristiwa. Alur atau plot dalam Novel 5 cm. dilukiskan dengan menggunakan campuran. Dimulai dengan menggunakan alur maju yang sangat teratur, pembaca kemudian diajak sedikit mundur kepada ingatan masa lalu persahahabatan dan kemudian pembaca diajak kembali menyusuri kisah kelima sahabat pada masa depan. Meskipun menggunakan alur maju yang sangat teratur, para pembaca diajak menikmati cerita dari awal peristiwa sampai kepada penyelesaian persoalan dengan sangat rapi, tanpa meninggalkan kejutan dan teka-teki yang membuat penasaran. Cerita dalam 5 cm. bermula dari sebuah prolog yang menceritakan latar belakang persahabatan kelima tokoh utama sekaligus menceritakan latar belakang dan karakter masing-masing mereka. Mulai dari Genta, Riani, Zafran, Ian, dan Arial. Setelah menceritakan dan memerkenalkan masing-masing tokoh dalam novel ini cerita kemudian berlanjut tentang bagaimana mereka menilai persahabatan dan teringat kembali kepada kenangan saat mereka berkenalan di masa SMA lalu kemudian Ian mundur dari persahabatan karena Ian merasa malu dan tidak mengenal dirinya sendiri. Ian yang selalu ikut-ikutan selera semua temannya sehingga demi mendapatkan simpati dan perhatian dari teman-temannya Ian menjadi seorang yang suka memuji dan menjelek-jelekkan yang lainnya. Ini terlihat pada penggalan dari petikan novel 5 cm. berikut: “Semuanya teringat, tiga tahunan yang lalu ketika mereka baru berempat dan belum jadi “Power Rangers”, Ian adalah ranger terakhir yang masuk ke Universitas Sumatera Utara 24 dalam dunia mereka. Dunia apa adanya mereka yang kadang-kadang geblek, gila, bodoh sok tahu, sok berfilosofi, dan sok-sok lain yang pada akhirnya cuma membuat mereka sedikit cerdas dibanding waktu masih SD dulu. Ian yang dulu kadang-kadang cuma ikutan nongkrong bukanlah Ian yang sekarang. Ian yang dulu adalah Ian yang nggak pede sama dirinya sendiri, yang selalu mencoba menjadi orang lain, yang memandang orang lain lebih hebat dibanding dirinya. Ian yang dulu, dalam tongkrongan cuma jadi penambah yang banyak omong, biasanya cuma nambahin omongan teman- temannya. Ian yang kayaknya tahu apa aja, tapi sebenarnya cuma bisa ikut- ikutan Genta, ikut-ikutan Arial, ikut-ikutan Zafran, ikut-ikutan Riani.” 5 Cm, Hlm. 38 Setelah selesai dengan kilas balik tentang masa-masa “buruk” Ian, cerita selanjutnya diteruskan dengan alur maju hingga cerita selesai. Hanya sepenggal kisah kilas balik ketika tokoh mengingat tentang kelakuan orang yang mereka cintai saat berhadapan dengannya. Situasi ini bermain dalam pikiran mereka, seperti yang dialami tokoh Riani, Genta, dan Zafran di beberapa bagian cerita.

4.1.2 Perwatakan