4
1.1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini pokok permasalahan yang
akan dibicarakan adalah:
1 Bagaimanakah alur, perwatakan, latar, sudut pandang, tema, dan amanat
yang terdapat dalam novel 5 cm.?
2 Bagaimanakah biografi pengarang dan hubungannya dengan novel 5
cm.?
1.2 Batasan Masalah
Pembahasan sebuah karya sastra akan mengalami kesulitan jika tanpa batasan masalah karena dikhawatirkan peneliti akan menyimpang dari tujuan yang akan
dicapai. Bertitik tolak dari judul tersebut, karya sastra dianalisis dari unsur-unsur yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam penelitian ini
meliputi alur, perwatakan, latar, sudut pandang, tema, dan amanat. Unsur ekstrinsik akan mengacu pada latar belakang sosial yang turut mengkondisikan
karya sastra saat diciptakan oleh pengarang serta latar belakang sosial dari pengarang novel 5 cm. Donny Dhirgantoro.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1
Menguraikan unsur-unsur intrinsik terhadap novel 5 cm. 2
Menguraikan pengaruh latar belakang pengarang novel 5 cm. terhadap novel 5 cm.
Universitas Sumatera Utara
5
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitiaan ini: 1
Untuk menambah wawasan pembaca, khususnya pembaca sastra, tentang unsur intrinsik dalam novel 5 cm.
2 Untuk menambah wawasan pembaca, khususnya pembaca sastra tentang
pengaruh latar belakang sosial pengarang novel 5 cm. terhadap novel 5 cm.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi-preposisi tersebut.
Menurut Malo dkk. 1985: 47 ”konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun kadang-kadang istilahnya sama dengan yang dipergunakan sehari-hari,
namun makna dan pengertiannya dapat berubah”. Di samping adanya perbedaan mengenai makna dan pengertian suatu konsep
dalam bahasa sehari-hari, sering juga terdapat perbedaan di antara para ahli atau peneliti sendiri mengenai makna dan pengertian istilah yang sama yang mereka
pergunakan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini akan menjabarkan atau mendefenisikan istilah yang dianggap sama dari beberapa ahli
karena banyaknya arti defenisi yang dipakai dalam penelitian ini. Istilah- istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Sastra
Sastra juga diambil dari bahasa Yunani, dari kata sas Sansekerta berarti ‘mengarahkan,mengajar, memberi petunjuk dan intruksi’. Dan
akhiran tra berarti ‘alat atau sarana’. Jadi sastra berarti ‘kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik’. Makna kata sastra
bersifat lebih spesifik sesudah terbentuk menjadi kata jadian yaitu kesusastraan, yang berarti ‘kumpulan hasil karya yang baik’ Ratna, 2003: 1.
Universitas Sumatera Utara
7
b. Strukturalisme Genetik
Konsep dasar Strukturalisme Genetik Goldmannsikan oleh Goldmann, berpijak pada pandangan bahwa karya sastra adalah sebuah struktur yang
bersifat dinamis karena merupakan produk sejarah dan budaya yang berlangsung secara terus menerus Faruk, 2010: 56. Kedinamisasian struktur
sastra ini terbentuk karena relasi genetiknya, yaitu hubungan dialektis antara penulis dengan masyarakat. Penulis adalah individu yang menjadi anggota
masyarakat. Masyarakat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya visi
dunia yang berdialog dengan penulis, sehingga kondisi masyarakat berperan besar dalam membentuk visi dunia penulis.
Strukturalisme Genetik genetik structuralism adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Strukturalisme genetik ini merupakan
penggabungan antara struktural dengan metode penelitian sebelumnya Endraswara, 2003: 55. Karya sastra bukan sekedar fakta imajinatif dan
pribadi, melainkan dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya dilahirkan. Strukturalisme
Genetik muncul sebagai reaksi atas “stukturalisme murni” yang mengabaikan latar belakang sejarah dan latar belakang sastra yang lain. Hal ini diakui
pertama kali oleh Juhl Teeuw, 1988: 173 bahwa penafsiran model strukturalisme murni atau strukturalisme klasik kurang berhasil Endraswara,
2003: 55-56. Struktural genetik sebagai teori didukung beberapa konsep. Konsep-
konsep tersebut adalah konsep struktur karya sastar, konsep fakta kemanusian, konsep subjek kolektif, konsep pandangan dunia.
Universitas Sumatera Utara
8
1 Struktur Karya Sastra
Karya sastra merupakan suatu produk strukturasi dari subjek-kolektif atau masyarakat. Karya Sastra memeliki struktur yang koheren dan
terpadu. Hakikatnya karya sastra selalu berkaitan dengan masyarakat dan sejarah yang turut mengkondisikan penciptaan karya sastra, walaupun
tidak sepenuhnya di bawah pengaruh faktor luar tersebut. Menurut Goldmann, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, melainkan
merupakan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal
karya sastra yang bersangkutan Faruk, 1999b:12. Goldmann percaya pada adanya homologi antara struktur karya sastra dengan struktur
masyarakat sebab keduanya merupakan produk di aktivitas strukturasi yang sama Faruk, 1999b:15.
2 Fakta Kemanusiaan
Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia, baik yang verbal maupun fisik, yang berusaha dipahami oleh
ilmu pengetahuan Faruk, 1999b: 12. Aktivitas atau perilaku manusia harus menyesuaikan kehidupan dengan lingkungan sekitar. Individu-
individu berkumpul membentuk suatu kelompok masyarakat. Dengan kelompok masyarakat manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Fakta kemanusiaan merupakan struktur yang bermakna. Menurut
Endraswara 2003: 55 semua aktivitas manusia merupakan respon dari
Universitas Sumatera Utara
9 subjek kolektif atau individu dalam situasi tertentu yang merupakan kreasi
untuk memodofikasi situasi yang ada agar cocok dengan aspirasi, sehingga dalam hal ini manusia memiliki kecenderungan untuk berperilaku alami
karena harus menyesuaikan dengan alam semesta dan lingkungannya. Oleh karenanya, fakta kemanusiaan dapat bersifat individu atau sosial.
3 Subjek Kolektif
Subjek kolektif merupakan bagian dari fakta kemanusiaan selain subjek individual. Fakta kemanusiaan muncul karena aktivitas manusia
sebagai subjek. Pengarang adalah subjek yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya di dalam masyarakat terdapat fakta
kemanusiaan. Subjek kolektif adalah kumpulan individu-individu yang membentuk
satu kesatuan beserta aktivitasnya. Goldmann dalam Faruk, 1999: 15 menspesifikasikannya sebagai kelas sosial dalam pengertian marxis, sebab
baginya kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh
mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia.
4 Pandangan Dunia
Goldmann juga mengembangkan konsep mengenai pandangan dunia yang dapat terwujud dalam karya sastra dan filsafat. Menurutnya, struktur
kategoris yang merupakan kompleks menyeluruh gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara
bersama-sama anggota-anggota kelompok sosial tertentu dan
Universitas Sumatera Utara
10 mempertentangkannya dengan kelompok sosial yang lain disebut
pandangan dunia Faruk, 1999a: 12.
2.2 Landasan Teori