51 penting bagi perusahaan sebagai salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Hal
tersebut tentu saja sangat erat dengan pertanggungjawaban atas profit yang diperoleh perusahaan sehingga pengungkapan tidak dapat terlepas dari indikator
profitabilitas. Dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan rasio laba atas aktiva perusahaan atau return on Asset ROA.
Peneliti menggunakan ROA karena rasio ini merupakan rasio yang sangat sensitif atas perubahan standar yang diterapkan oleh perusahaan karena rasio
menunjukkan seberapa besar kemampuan total aset yang dimiliki untuk aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Perubahan standar mengakibatkan
perubahan sistem pencatatan dan perhitungan pada beberapa aktivitas perusahaan terutama aset yang dalam standar IFRS lebih banyak menerapkan fair value dari
pada biaya historis. Alasan tersebut meyakinkan peneliti untuk menggunakan ROA sebagai rasio untuk mengukur profitabilitas yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
100
Bastian, 2006:297
4. Porsi Saham Publik
Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya privat information yang harus di sharing-kan manajer kepada publik. Privat
information tersebut merupakan informasi internal yang semula hanyadiketahui oleh manajer, seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan,
keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya. Publik investor mewajibkan manajer member informasi internal secara berkala sebagai bentuk
pertanggungjawaban perusahaan Purwandari, 2012:23. Teori stakeholder menyatakan perusahaan beraktivitas bukan untuk
kepentingannya sendiri karena masyarakat juga membutuhkan informasi mengenai aktivitas perusahaan. Penerapan standar IFRS menjadikan laporan
keuangan lebih transparan dan menyebabkan investor dapat membandingkan laporan keuangan dimanapun sehingga investasi dari luar semakin meningkat.
Alasan tersebut meyakinkan peneliti untuk menjadikan porsi saham publik
Universitas Sumatera Utara
52 sebagai indikator untuk mengukur tingkat keluasan pengungkapan laporan
keuangan dengan persentase porsi kepemilikan saham publik sebagai rasio pengukurnya.
Setelah keempat indikator tersebut diukur dengan masing-masing rasionya, kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan skala indeks gray.
Indeks gray merupakan indeks yang menjelaskan bagaimana tingkat standar yang berlaku IFRS memiliki dampak pada variabel penelitian ini. Indeks gray
ditentukan dengan membuat skala yang menggambarkan bahwa posisi laporan keuangan lebih besar IFRS atau lebih kecil dari PSAK Situmorang, 2011. Jika
indeks dibawah 1 artinya item yang diukur Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Porsi Saham Publik berdasarkan PSAK jumlahnya lebih kecil dibanding item
tersebut diukur berdasarkan IFRS, jika indeks diatas 1 artinya item yang diukur berdasarkan PSAK jumlahnya lebih besar dibanding jika pengukuran dilakukan
dengan IFRS, dan jika indeksnya adalah 1 maka netral atau tidak ada perubahan. Berikut Tabel 3.4 Skala Indeks Gray untuk mengetahui indikator penelitian ini
lebih baik menerapkan standar PSAK atau IFRS:
Tabel 3.2 Skala Indeks Gray
Sumber: Roberts et.all 2005 dalam Situmorang 2011 dengan Perubahan PSAK
80 dari IFRS 81-90 dari IFRS
91-95 dari IFRS 96-99 dari IFRS
100 dari IFRS 101-104 dari IFRS
105-109 dari IFRS 110-119 dari IFRS
120 dari IFRS
Universitas Sumatera Utara
53 Dari penjelasan diatas, diperoleh empat variabel independen yang secara
lengkap dijelaskan sebagai berikut:
1. Indeks Gray Leverage X1