53 Dari penjelasan diatas, diperoleh empat variabel independen yang secara
lengkap dijelaskan sebagai berikut:
1. Indeks Gray Leverage X1
Indeks gray leverage digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh leverage terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan setelah
penerapan standar IFRS. Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau
modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perubahan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai
aktiva tetap dengan modal yang ada. Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rasio total utang terhadap total ekuitas DER. Rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. DER dapat dihitung dengan rumus:
Debt Equity RatioDER = ,
7: 4 Setelah menghitung nilai DER maka indeks gray leverage dapat dihitung
dengan menggunakan rumus indeks gray berikut:
1-
Chunhui Liu, 2009:5 Jika hasilnya 1 berarti leverage PSAK lebih tinggi dari leverage
berdasarkan IFRS, dan Sebaliknya. Jika hasilnya = 1 berarti netral
2. Indeks Gray Likuiditas X2
Indeks gray likuiditas digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan setelah
penerapan standar IFRS. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan untuk memenuhi
liabilitas atau utang yang segera harus dibayar dengan aset lancarnya. Likuiditas dapat dihitung dengan rumus:
Cash Ratio = Bastian, 2006:297
Universitas Sumatera Utara
54 Kemudian untuk mengetahui pengaruh IFRS dilakukan penilaian indeks
gray dengan rumus: 1-
Chunhui Liu, 2009:5 Jika hasilnya 1 berarti likuiditas PSAK lebih tinggi dari likuiditas berdasarkan
IFRS, dan Sebaliknya. Jika hasilnya = 1 berarti netral.
3. Indeks Gray Profitabilitas X3
Indeks gray profitabilitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan
setelah penerapan standar IFRS. Profitabilitas merupakan rasio hasil operasi perusahaan. Rasio ini dapat disajikan secara vertikal yang menunjukkan saling
hubungan antara laba dengan penjualan maupun membandingkan antara laporan laba-rugi dengan neraca. Untuk menghitung profitabilitas menggunakan ROA
return on asset. ROA adalah rasio laba bersih terhadap total aset untuk mengukur tingkat laba terhadap total kekayaan perusahaan ROA. Rumus untuk
menghitung ROA adalah: ROA =
Irawan, 2010 Kemudian dilakukan pengukuran dengan rumus indeks gray berikut:
1 –
Chunhui Liu, 2009:5 Jika hasilnya 1 berarti Profitabilitas PSAK lebih tinggi dari Profitabilitas
berdasarkan IFRS, dan Sebaliknya. Jika hasilnya =1 berarti netral.
4. Indeks Gray Porsi Saham Publik X4