49 semakin besar. Selain itu, pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa leverage
tidak konsisten dalam mengukur tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan. Oleh sebab itu peneliti memilih menggunakan variabel ini dengan
harapan adanya implementasi IFRS dapat menunjukkan kemampuan leverage dalam mengukur tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage dalam penelitian adalah Debt Equity Ratio DER. Alasan memilih DER sebagai rasio pengukur
leverage karena rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan utang untuk mendanai aktivitas perusahaan dengan persentase ekuitas
yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan teori agensi yang menyatakan hubungan principal dan agen karena DER menunjukkan seberapa
besar total ekuitas yang terdiri dari: modal saham modal disetor dan saham treasuri, selisih kurs, keuntungan yang belum direalisasi, laba ditahan, dan
komponen ekuitas lainnya, dijaminkan atas total liabilitas yang terdiri dari: simpanan nasabah, simpanan bank lain, liabilitas yang diperdagangkan, utang
akseptasi, efek-efek utang yang diterbitkan, liabilitas kini, pinjaman yang diterima, liabilitas imbalan pasca-kerja, dan beban yang asih harus dibayar serta
liabilitas lainnya. Untuk membuktikan teori agensi yang menyatakan liabilitas yang tinggi atas ekuitas akan memaksa manajemen melakukan pengungkapan
yang lebih luas sebagai pertanggungjawaban pengolahan liabilitas yang dijaminkan oleh investor, maka penelitian ini menggunakan rasio DER sebagai
rasio pengukur indikator leverage.
2. Likuiditas
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi kebutuhan kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Likuiditas mengacu
pada solvabilitas keuangan perusahaan secara keseluruhan sehingga rasio ini dipandang sebagai indikator adanya masalah dan arus kas perusahaan. Rasio
likuiditas menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya
Anwar, 2010. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi
Universitas Sumatera Utara
50 seluruh kewajiban jangka pendeknya ketika ditagih. Hal ini berarti bahwa
perusahaan harus memiliki dana yang cukup ketika dalam waktu dekat ada kebutuhan yang mengharuskan untuk mengeluarkan aliran kas. Perusahaan
dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung melakukan pengungkapan yang lebih karena ingin menunjukkan kinerja perusahaan yang kredibel.
Penelitian ini akan menggunakan Cash Ratio dalam menghitung likuiditas karena rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan
bank untuk membayar kembali semua deposannya, serta memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Sehingga rasio ini sejalan dengan
teori agensi karena rasio ini menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas rata-rata saldo kas yang terdiri dari: Kas dan setara kas aset keuangan yang
diperdagangkan, efek-efek, yang dimiliki perusahaan mampu menjamin dana pihak ketiga seperti: simpanan nasabah pihak ketiga, simpanan bank lain pihak
ketiga, dan liabilitas pihak ketiga. Untuk meyakinkan bahwa perusahaan mampu melunasi dana pihak ketiga dengan saldo kas perusahaan, manajemen perusahaan
melakukan pengungkapan seluas mungkin. Oleh sebab itu indikator likuiditas dalam penelitian ini menggunakan Cash ratio yang dihitung dengan rumus
berikut:
CAR = 100
Bastian, 2006:297
3. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui semua kemampuan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan,
modal, dan sebagainya. Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk
memperoleh keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan Purwandari,
2012. Alasan memilih profitabilitas sebagai indikator untuk mengukur tingkat
keluasan pengungkapan laporan keuangan karena profit merupakan hal yang
Universitas Sumatera Utara
51 penting bagi perusahaan sebagai salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Hal
tersebut tentu saja sangat erat dengan pertanggungjawaban atas profit yang diperoleh perusahaan sehingga pengungkapan tidak dapat terlepas dari indikator
profitabilitas. Dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan rasio laba atas aktiva perusahaan atau return on Asset ROA.
Peneliti menggunakan ROA karena rasio ini merupakan rasio yang sangat sensitif atas perubahan standar yang diterapkan oleh perusahaan karena rasio
menunjukkan seberapa besar kemampuan total aset yang dimiliki untuk aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Perubahan standar mengakibatkan
perubahan sistem pencatatan dan perhitungan pada beberapa aktivitas perusahaan terutama aset yang dalam standar IFRS lebih banyak menerapkan fair value dari
pada biaya historis. Alasan tersebut meyakinkan peneliti untuk menggunakan ROA sebagai rasio untuk mengukur profitabilitas yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
100
Bastian, 2006:297
4. Porsi Saham Publik