Penyebaran Cerita Panji Ciri-ciri Cerita Panji

10 merupakan reaksi terhadap bahasa Jawa Kuno yang dalam kesusastraan berisi cerita dari India. Mengenai waktu penulisan cerita Panji, Poerbatjaraka berpendapat bahwa penciptaan cerita-cerita Panji terjadi pada masa kejayaan Majapahit. Hal tersebut tercermin dalam bahasa Jawa Tengahan yang dipergunakan dalam piagam pada masa kejayaan Majapahit Poerbatjaraka, 1968: 404-5. Akan tetapi, mengenai kapan waktu sebenarnya cerita Panji ditulis, tidak akan menjadi bahasan dalam penelitian ini.

2. Penyebaran Cerita Panji

Cerita Panji tersebar secara luas. Robson 1971: 15 menyatakan bahwa Now the Panji theme is found not only in Java and Bali, but also in Sumatra and the Malay Peninsula, in Borneo, Celebes, and Lombok, not to mention Cambodia, Thailand and Burma on the mainland. This is indeed a wide spread. Artinya, „Tema cerita Panji ditemukan tidak hanya di Jawa dan Bali, tetapi juga di Sumatra dan Semenanjung Melayu, Borneo, Celebes, dan Lombok, belum lagi di Kamboja, Thailand, dan daratan Burma. Hal tersebut merupakan penyebaran yang luas.‟ Robson menyatakan bahwa penyebaran cerita Panji bukan saja di luar Jawa, tetapi sudah sampai ke luar negeri. Penyebaran cerita yang terjadi dengan berbagai variasinya tentu saja disesuaikan dengan corak kebudayaan daerah masing-masing. Baroroh-Baried 1987: 4 menyatakan bahwa cerita Panji merupakan bahan lakon wayang yang oleh dalang ceritanya disesuaikan dengan selera para penonton. Mohamed 1998: 141 menyatakan bahwa perkembangan cerita-cerita Panji begitu meluas karena 11 terdapatnya unsur cinta yang secara umum terdapat dalam diri manusia. Dengan cara demikian, pengaruh Jawa dalam bentuk cerita Panji tersebut tersebar luas.

3. Ciri-ciri Cerita Panji

Banyaknya karya sastra yang ada, tentu akan sulit jika tidak ditentukan rambu-rambu mengenai pengelompokan dari cerita Panji. Pengelompokan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan selanjutnya dari cerita Panji yang telah ada. Pengelompokan tersebut mungkin tidak akan pernah terjadi secara sempurna karena setiap cerita terdapat ciri khasnya masing-masing yang diciptakan oleh pengarang. Akan tetapi, pengelompokan cerita Panji tersebut berguna untuk mengetahui perkembangan selanjutnya, sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah. Suatu karya sastra dapat dimasukan dalam cerita Panji berdasarkan suatu kriteria. Robson 1971: 12 menyatakan bahwa some appear to have used the occurrence of typical names of persons and places in given work as criterion. But, I prefer the yardstick of overall plot structure”. Artinya, „Kesamaan mengenai nama-nama tokoh dan tempat-tempat berlangsungnya peristiwa mungkin dapat merupakan salah satu kriteria. Akan tetapi, persamaan jalan cerita yang terdapat dalam karya sastra akan lebih menguatkan sebagai suatu kategori ‟. Menurut Poerbatjaraka dalam Baroroh-Baried, 1987: 2 bahwa secara umum alur cerita Panji adalah sebagai berikut. 1 Pelaku utama adalah Inu Kertapati, putra raja Kuripan dan Candra Kirana, putri raja Daha, 2 pertemuan Panji dengan kekasih pertama, seorang dari kalangan rakyat, dalam perburuan, 3 terbunuhnya kekasih tersebut, 4 hilangnya Candra Kirana, calon permaisuri Panji, 5 adegan- adegan pengembaraan dua tokoh utama, dan 6 bertemunya kembali dua tokoh utama, yang kemudian diikat dengan perkawinan. 12 Perbedaan secara geografis merupakan salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya variasi dalam cerita Panji. Selain itu, perkembangan yang dilakukan oleh pengarang dengan menyesuaikan kondisi lingkungan sosial juga menyebabkan beragamnya cerita Panji. Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan pengertian mengenai cerita Panji. Cerita Panji adalah cerita yang berasal dari Jawa dengan latar keagamaan Hindu-Jawa yang diciptakan pada masa kejayaan Majapahit. Teori tentang cerita Panji tersebut berguna untuk memberikan patokan apakah PGA dan TK merupakan salah satu versi dari cerita Panji atau tidak. PGA dan TK menceritakan bagaimana kehidupan percintaan di kalangan istana. Kerajaan yang diceritakan adalah kerajaan Jenggala dan Kediri, meskipun antara PGA dan TK memiliki perbedaan dalam penyebutan kedua kerajaan tersebut. Beralih tentang unsur keagamaan, agama yang terdapat dalam PGA dan TK sama-sama tidak mendapat pengaruh dari Islam. Hal tersebut dipaparkan dalam cerita bahwa para tokoh masih mempercayai adanya dewa yang menguasai kehidupan mereka. Unsur alur yang menentukan apakah PGA dan TK termasuk cerita Panji atau tidak, sudah terpenuhi. Hal tersebut karena selain terdapat tokoh yang bernama Panji, juga terdapat adegan pertemuan dengan Dewi Angreni PGA, Dewi Anggraeni TK, terbunuhnya kekasih tersebut, unsur pengembaraan, dan pertemuan yang dilanjutkan dengan perkawinan tokoh Panji. 13

C. Hindu