15
unsur pembangun. Unsur intrinsik sebagai struktur pembangun karya sastra, menurut Semi 1998: 35 terdiri atas penokohan, tema, alur plot, pusat
pengisahan, latar, dan gaya bahasa. Akan tetapi, gaya bahasa tidak termasuk dalam pembahasan dalam penelitian ini karena sudah ada ilmu yang khusus untuk
menelitinya, yaitu stilistika. Dengan demikian, unsur intrinsik yang dimaksudkan dalam penelitian ini
terdiri atas penokohan, tema, alur, latar, dan pusat pengisahan. Di bawah ini uraian unsur-unsur intrinsik tersebut.
1. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang mencitrakan tokoh dalam karyanya. Tokoh merupakan pelaku yang terdapat dalam karya fiksi. Semi, 1998: 37
menyatakan bahwa tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Tokoh diciptakan oleh pengarang
untuk mengalirkan cerita, menuju apa yang diinginkan oleh pengarang. Berdasarkan keterlibatannya dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi tokoh
utama dan tokoh tambahan. Menurut Sayuti 2000 dalam Wiyatmi, 2006: 31 tokoh disebut sebagai tokoh utama apabila memenuhi tiga syarat, yaitu: 1 paling
terlibat dengan makna atau tema, 2 paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan 3 paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Pengelompokan tokoh
berguna untuk mengetahui arah cerita yang diungkapkan oleh pengarang melalui tokoh utama tersebut. Tokoh tambahan penting karena tanpa tokoh tambahan
kausalitas tidak akan terjadi, bahkan dapat dimungkinkan karena tokoh tambahan, suatu perubahan alur cerita terjadi.
16
Pengarang mengungkapkan watak pelaku dalam karyanya melalui berbagai cara. Cara pengungkapan tersebut, antara lain melalui pernyataan
langsung, peristiwa, percakapan, monolog batin, melalui tanggapan atas pernyataan atau perbuatan dari tokoh-tokoh lain, dan melalui kiasan atau sindiran
Semi, 1998: 37. Dari uraian tersebut, pengarang dalam mengungkapkan watak tokohnya terdapat dalam 2 cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku dalam cerita, yang diberi perwatakan oleh pengarang yang
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Tokoh dalam cerita dibagi menjadi 2, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
Dalam PGA dan TK terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam PGA dan TK adalah Panji. Panji menjadi tokoh utama karena paling
terlibat dengan tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak memerlukan waktu bercerita. Tokoh tambahan juga terdapat dalam PGA
dan TK yang digunakan oleh pengarang menuju jalan cerita yang dikehendaki. Tokoh-tokoh tersebut memiliki watak yang dapat diidentifikasi dari ucapan tokoh
secara langsung, deskripsi pengarang, dan pendapat tokoh lain tentang tokoh tersebut.
2. Tema