91 biayanya banyak. Biasanya workshop dilakukan secara mandiri
dengan bantuan subsidi sekolah
b. Menyiapkan Program pelaksanaan Kurikulum 2013
Dalam melaksanakan Kurikulum 2013 diperlukan pula penyiapan progam yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan
Kurikulum 2013, yaitu: 1 Melaksanakan diklat Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Kemendikbud terutama bagi guru-guru yang
melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas I dan IV kemudian pengalaman diklat dibagikan dengan guru lain sehingga dapat berbagi
pengalaman dengan guru lain yang tahun ajaran 2014-2015 akan melaksanakan Kurikulum 2013 untuk kelas II dan IV; 2
Melaksanakan program diklat intern menggunakan internet dan teknologi, kegiatan ini dimaksudkan agar guru-guru dapat saling
belajar menggunakan internet dan teknologi untuk pembelajaran Kurikulum 2013, kemudian belajar membuat RPP dengan
menggunakan komputer. Belajar menggunakan komputer dengan powerpoint untuk penyampaian materi di kelas. Namun kegiatan ini
belum rutin dilaksanakan; 3 pembelajaran komputer bagi siswa sudah
berjalan dilakukan seminggu sekali secara bergantian.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam menyiapkan program sekolah adalah sebagai berikut; 1 Pada tahap awal diklat, ada guru
yang belum mau merubah mindset mengenai Kurikulum 2013. Hal seperti ini dihadapi oleh guru-guru yang akan pensiun; 2 Baru
92 beberapa guru yang mau mengikuti program yang diadakan sekolah
dikarenakan waktu yang terbatas. Jadi belum semua guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan atau program sekolah yaitu pembelajaran
komputer untuk pembelajaran Kurikulum 2013; 3 Kendala waktu, tugas guru yang banyak yang terkadang belum selesai. Dalam
penerapan Kurikulum 2013 ini pekerjaan guru 24 jam non stop untuk menyiapkan administrasi; 4 rasa malas, tidak ada semangat, kurang
konsisten dalam mengikuti kegiatan; 5 Pendanaan kurang, walaupun
sudah diprogramkan tetapi dana masih kurang.
Solusi dari yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala sebagai berikut; 1 Memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengikuti workshop. Diatur waktunya jangan sampai serentak saat KBM sedaang berlangsung; 2 Untuk pendanaan hanya
memanfaatkan sebaik-baiknya dana dari APBS, BOSDA dan BOSNAS. Terbatasnya dana karena untuk pengadaan sumber belajar,
transportasi, dll. Maka dari itu sekolah menggunakan skala prioritas yaitu mana yang harus didanai terlebih dahulu; 3 Selalu memberikan
motivasi kepada guru-guru untuk belajar menggunakan IT dalam rangka mensukseskan pelaksanaan Kurikulum 2013; 4 Berbagi
pengalaman antar guru terkait Kurikulum 2013.
c. Memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013
Fasilitias yang diberikan dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Serayu sebagai berikut: 1 buku
93 pegangan guru dan siswa yang diperoleh dari pusat atau Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan; 2 memfasilitasi siswa sesuai dengan tema belajar, misalnya memanfaatkan lingkungan sekitar, belajar di
luar dengan kunjungan belajar disuatu tempat maka disesuaikan dengan waktu, dana, dan koordinasi dengan orangtua siswa; 3 alat-
alat perlengkapan pembelajaran; 4 pendanaan, pendanaan diperoleh melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS.
Kendala yang dihadapi dalam memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu: 1 buku diberikan secara gratis untuk 15
sekolah sasaran oleh pusat kemendikbud namun pada kenyataannya, ada satu sekolah yang kekurangan buku yaitu SD IT Lukman Hakim
namun tetap dipaksakan pelaksanaan Kurikulum 2013; 2 pada semester I materi di dalam buku pegangan siswa dan guru ada yang
tidak sinkron, silabus belum runtut, namun untuk semester II lebih bagus.
Solusi dari pihak sekolah untuk mengatasi kendala adalah sebagai berikut: 1 memberikan masukan pada atasan terkait adanya
kesalahan di dalam penyusunan buku, 2 melakukan komunikasi, bertukar pikiran di dalam kegiatan rapat antar guru sehingga dapat
mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
d. Mensupervisi pelaksanaan Kurikulum 2013
Supervisi dilakukan agar Kepala Sekolah dapat mengawasi dan memberikan bantuan, pengarahan apabila guru dalam melaksanakan
94 KBM mengalami kesulitan termasuk dalam menerapkan Kurikulum
2013. Dalam melakukan supervisi yang dilakukan Kepala SD Serayu sebagai berikut: 1 membuat jadwal yang diberikan kepada guru untuk
diisi kapan siap untuk disupervisi, setelah supervisi dilakukan lalu sharing megenai kesulitan atau kekurangan dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013; 2 komponen yang disupervisi adalah proses belajar. Dalam mensupervisi terlibat di dalam kelas untuk melihat guru
mengajar dan melihat respon siswa, kemudian administrasi berupa penilaian siswa dalam proses belajar, serta mengamati kedisiplinan
perilaku guru. Sesuai dengan Naegley 1980 bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru yang bertujuam menghasilkan perbaikan
instruksional, belajar dan kurikulum. Supervisi diartikan sebagai bantuan, pengarahan, bimbingan kepada guru-guru dalam bidang
instruksional, belajar dan kurikulum. Hartati Sukirman, dkk: 90 Dalam pelaksanaan supervisi tidak terdapat kendala, guru telah
berhasil dalam menerapkan Kurikulum 2013, guru lebih kreatif untuk mengembangkan diri untuk memperoleh pengetahuan yang berguna
untuk inovasi proses pembelajaran di kelas. Sehingga siswa dapat bereksplorasi dengan baik. Selain itu dibutuhkan pula komitmen dari
semua pihak yaitu kepala sekolah, komite sekolah, guru, siswa, orangtua dan karyawan untuk mensukseskan pelaksanaan Kurikulum
2013.
95 2.
Kesiapan Guru SD Serayu dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 1
Merubah mindset guru mengenai Kurikulum 2013
Perubahan ini berkenaan dengan pemahaman, keyakinan, dan
penerimaan terhadap Kurikulum 2013. Merubah mindset dengan cara
memberi pelatihan secara terus menerus, dilakukan pelatihan yang dilaksanakan 2 kali pelatihan. Pelatihan ini pada dasarnya untuk
memberikan gambaran secara jelas mengenai Kurikulum 2013, memberikan pemahaman kepada guru. Sama halnya dengan teori
kesiapan yang telah diungkapkan di atas oleh Slameto 2003: 113 bahwa merubah mindset guru berkaitan dengan kesiapan mental,
motivasi serta tujuan. Di dalam Kurikulum KTSP Konten kurikulum masih terlalu
padat, kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Guru masih melulu memberikan pengetahuan terus menerus dan siswa banyak
yang lupa dengan pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak mengalami langsung mempraktekan dan menemukan pengetahuan
dengan sendiri. Jadi tujuan dari adanya pelatihan salah satunya untuk merubah
mindset untuk meninggalkan metode belajar lama atau konvensional karena Kurikulum 2013 lebih menonjolkan pada aspek sikap dan
ketrampilan. Jadi proses belajar anak yang diutamakan yang dilakukan dalam pembelajaran, bukan melulu teori atau pengetahuan saja yang
96 diberikan. Tetapi lebih ke proses belajar anak. Pembelajaran anak
lebih banyak bermain, berlatih ketrampilan. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran scientific dengan
pendekatan tematik integratif yang diunggulkan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 menurut M. Naufal Alfarizi, dkk. 2013: 347,
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, kemampuanketerampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan melalui tema.
2 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Dalam Kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum,
baik di tingkat pusat maupun wilayah. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 dalam Pedoman Diklat Kurikulum 2013
bahwa manajemen kurikulum 2013 lebih sentralistik, dimana dokumen kurikulum, silabus, buku sajar dibuat oleh pusat, dengan
harapan guru
dapat fokus
merancang pelaksanaan
proses pembelajaran dengan lebih baik
Jadi guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku panduan guru, buku panduan siswa kemudian dilaksanakan di kelas.
97 RPP dibuat dari acuan silabus yang ada kemudian dituangkan ke
dalam RPP lalu diberi alokasi waktu sesuai dengan tema masing- masing. 1 RPP itu dapat untuk 6 kali pertemuan. 1 kali pertemuan 35
menit. Bentuk RPP sudah urut, guru tinggal mengembangkan. Sesuai dengan
Muhammad Faiq.
2013. http:penelitiantindakankelas.blogspot.com201311perancangan-
RPP Kurikulum-2013.html RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran
untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran RPP adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
3 Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran
Sumber belajar untuk SD Serayu kaitaanya dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 telah disiapkan oleh pemerintah
meliputi buku pegangan guru, buku pegangan siswa dan silabus. Buku pegangan guru dan siswa serta silabus yang diperoleh dari pusat
KEMENDIKBUD. Selain
dari pemerintah
sekolah juga
memfasilitasi pelaksanaan sumber belajar yang akan digunakan sesuai dengan tema belajar seperti memfasilitasi siswa sesuai dengan tema
belajar, misalnya belajar di luar melalui kunjungan belajar disuatu tempat maka disesuaikan dengan waktu, dana, dan koordinasi denagan
orangtua. Penyiapan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan
98 dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Dengan kata lain fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan apabila sesuai dengan tema belajar yang ada dalam Kurikulum 2013.
Media disesuaikan dengan tema belajar, yang menyiapkan guru kelas jadi sebelum pembelajaran guru sudah harus tahu media atau sumber
belajar yang digunakan pembelajaran untuk esok hari. Kalaupun memungkinkan dan tidak memberatkan siswa dapat menyiapkan
sendiri dari rumah namun apabila tidak maka disiapkan oleh guru. Selain menyesuaikan dengan tema, guru juga harus kreatif,
menyiapkan sumber belajar yang digunakan, dana untuk menyiapkan sumber belajar diperoleh dari dana BOS, apabila membutuhkan dana
lebih maka guru kelas mengkomunikasikan kepada forum kelas dalam hal ini adalah perwakilan orangtua siswa. Forum kelas akan
membantu apabila di dalam setiap kelas membutuhkan dana untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk pembelajaran namun
atas kesepakatan bersama. Dalam hal ini forum kelas sangatlah membantu apabila dana yang digunakan dalam penyiapan media
pembelajaran kurang. Kekurangan dapat diatasi melalui dana iuran yang dilakukan setiap bulan atau dengan mengkomunikasikan
bersama dengan para orangtua anggota forum kelas secara bersama. Misalnya
dalam pelajaran
SBdP siswa
membuat keterampilan. Jika sekolah tidak ada dana maka forum kelas bersedia
memfasilitasi putra-putrinya dengan tidak terpaksa. Forum kelas
99 anggotanya para wali murid. Dana BOS dimanfaatkan untuk
kepentingan belajar siswa dan lembaga pendidikan. Misalnya kurang forum kelas sangat mendukung. Misalnya workshop, atau outbond,
maka ini perlu dana besar dalam mempersiapkan transportasi, akomodasi sesuai dengan program yang ada di sekolah, setiap kelas
ada program untuk belajar di luar Sumber belajar di dalam Kurikulum 2013 tidak melulu hanya
berasal dari buku akan tetapi juga dapat melalui lingkungan alam, sosial, budaya, ekonomi, sumber belajar, buku, lingkungan, siswa,
alam, bahan bekas. Sekarang bebas belajar dimanapun dapat dijadikan sumber belajar.
Adanya media dan sumber belajar diharapkan pembelajaran dapat berjalan optimal anak dapat bereksplorasi menemukan
pengetahuannya sendiri “Melalui pembuktian anak menguasai konsep pembelajaran. Kalau guru punya tipe biasa-biasa saja pembelajaran
hanya teori, mencoba, mengkomunikasikan, menalar, tidak akan mungkin terjadi pelajaran hanya teori saja, jadi anak tidak mengetahui
konsep. Misalnya materi percampuran warna kami tidak menghafal, jadi menyiapkan kertas, cat warna untuk membuat pelangi kami
praktekkan. Lalu campuran kuning dan hijau akan jadi warna apa. Seperti itu hasilnya ditulis di buku karena di buku tidak ada
penjelasannya, jadi siswa menemukan sendiri. Jadi fasilitas yang diperoleh yaitu dari pemerintah meliputi buku pegangan guru, buku
100 pegangan siswa, silabus, kemudian dari sekolah memanfaatkan
fasilitas yang ada di lingkungan sekolah dan melalui kretifitas guru untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik.
4 Melaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan
saintiific
Dalam pembelajarannya Kurikulum 2013 memiliki konsep baru,
konsep tersebut
ialah pembelajarannya
menggunakan pendekatan scientific, dilihat Secara fisik, buku menarik, banyak
ilustrasi, betul-betul gambar anak, cara pembelajaran menarik, mengikuti psikologi anak, metode pembelajarannya baru yaitu tematik
Integratif. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan dalam Kurikulum 2013 oleh M. Naufal Alfarizi, dkk. 2013: 347
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, kemampuanketerampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan melalui tema.
Setiap akhir pembelajaran ada komunikasi antar orangtua dan siswa. Kami kerjasama dengan orangtua untuk membantu siswa
belajar di rumah. Ternyata guru pada awalnya belum terbiasa menggunakan tematik integratif atau pendekatan scientific dalam
pembelajaran karena
sebelumnya untuk
Kurikulum KTSP
101 pembelajaran tematik diterapkan hanya untuk kelas I-III, untuk tahun
2013 kelas IV sudah menggunakan tematik integratif. Di dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah
scientific approach yang di dalam pembelajarannya mencakup komponen; mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. Jadi peserta didik diberikan suatu permasalahan, menemukan, membuktikan kenyataan, mencoba apa
yang terjadi anak dapat tahu kenyataan yang sebenarnya melalui pengalaman belajar. Misalnya: praktek menanam tanaman kacang,
anak dapat tahu langkah-langkah menanam kacang, bila ditanya siswa dapat menceritakan sendiri langkah-langkah menanam tanaman
kacang sehingga anak tidak lupa karena anak ikut menyiapkan peralatan menanam, melihat, mencoba dan melakukan sehingga anak
benar-benar tahu caranya, konsepnya tahu, tidak akan lupa karena dia sendiri yang menemukan. Hal ini sesuai dengan konsep Kurikulum
2013 dalam Diklat Kurikulum 2013 dalam langkah-langkah pembelajarannya meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba
dan membentuk
jejaring. Pada
kenyataannya pelaksanaan
pembelajaran scientific sudah dilaksanakan namun tidak dipungkiri bahwa belum sepenuhnya pendekatan dilaksanakan sesuai dengan
scientific approach. Untuk pembelajarannyapun tidak berdiri sendiri permuatan
akan tetapi terintegrasi menjadi satu Dulu kurikulumnya KTSP
102 sekarang Kurikulum 2013 terintegrasi, sebenarnya sama saja cuma
ada perubahan model konvensional menuju integratif. Kurikulum KTSP pembelajarannya perbidang studi. Belajar matematika di
dalamnya ada integrasi antara bahasa, IPA dan sosial. Bagi guru yang sudah profesional tidak ada kendala lagi. jadi semua mata pelajaran
terintegrasi tanpa batas. Dari pembelajaran yang demikian imbas baiknya mereka mampu mengutarakan perasaan mereka, atau mereka
punya pendapat lain yang mau diungkapkan. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 juga beragam ada metode eksperimen, ceramah, penugasan, project based learning, berbasis masalah, yang terpenting
menggunakan metode yang harapannya dapat lebih mudah diterima oleh anak dan selalu menyesuaikan dengan tema belajar anak. Metode
belajar digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepaada siswa.
5 Melaksanaan penilaian atentik authentic assessment
Penilaian autentik menjadi masalah dalam menyiapkan instrumen. Di dalam pengisian dirasa berat hal ini banyak dikeluhkan
guru karena pekerjaan guru menjadi banyak. Namun harus tetap dilaksanakan karena merupakan suatu kewajiban. Walaupun demikian
pada bulan Desember 2013 sudah ada diklat tentang penilaian autentik Kurikulum 2013 sehingga guru lebih paham. Dengan adanya diklat
guru sudah mulai paham dalam penilaian kemudian yang masih
103 menjadi kendala ialah waktu. Awalnya penilaian menjadi masalah
karena guru masih ada yang mengeluhkan dalam penilaian banyak aspek yang diteliti sehingga butuh waktu yang banyak dan terkadang
tidak selesai dikerjakan di sekolah. Penilaian berupa penilaian sikap, pengtahuan, dan keterampilan. Penilaian harus tetap dilaksanakan
karena sudah kewajiban dan tanggungjawab sebagai seorang guru. Namun demikian banyak guru mengharapkan bahwa penilaian dalam
Kurikulum 2013 dibuat agar lebih simpel dan sederhana dapat mewakili semua.
Berdasarkan hasil wawancara guru dalam penerapan Kurikulum 2013 guru tidak memiliki masalah akan tetapi pada dalam
penilaian membutuhkan waktu banyak sehingga guru juga harus menyelesaikan administrasi yang begitu banyak
3. Dukungan Komite Sekolah SD Serayu dalam menyiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013 Komite Sekolah sebagai wadah pemberdayaan peran serta
masyarakat. Dengan pemberdayaan Komite diharapkan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013. Dukungan Komite Sekolah
sesuai dengan peran Komite berdasarakan Keputusan Mendiknas No. 004U2000 yaitu; a Pemberi pertimbangan advisory agency dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; b Pendukung supporting agency baik yang berwujud finansial, pemikiran,
104 maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
c Pengontrol controlling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan; d Mediator antar pemerintah eksekutif dan dengan masyarakat di satuan pendidikan Hasbullah, 2006: 92-93.
SD Serayu sebagai sekolah sasaran yang menerapkan Kurikulum 2013 maka dukungan komite sekolah dalam mendukung keberhasilan
pelaksanaan Kurikulum 2013 sebagai berikut:
a. Mendukung program pelaksanaan Kurikulum 2013
Dukungan dari Komite Sekolah meliputi: a Komite Sekolah mendukung adanya perubahan Kurikulum 2006 atau KTSP menjadi
Kurikulum 2013; b Mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013, memberikan masukan dan mengusulkan pendapat; c Melaksanakan
rapat atau pertemuan dengan komunikasi bersama pihak sekolah yaitu membahas kemajuan sekolah; d Melakukan pertemuan dengan
dewan kelas. Dewan kelas adalah perwakilan orangtua yang ditunjuk untuk mewakili aspirasi orangtua. Misalnya kelas membutuhkan
LCD untuk pembelajaran maka dewan kelas mengusulkan kepada pihak sekolah untuk menentukan kesepakatan bersama, apabila
belum menemui titik tengah atau perbedaan pendapat maka komite akan menengahi masalah atau bertugas sebagai mediator. Peran
komite dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum sesuai dengan pendapat Hasbullah 2006: 92-93 berwujud finansial, pemikiran,
105 maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan.
b. Memberi Pertimbangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
Dalam memberikan pertimbangan Komite ikut dalam suatu pertemuan atau rapat kemudian melakukan mediasi antara guru,
kepala sekolah, dan wali muridorangtua, kemudian menyambung penyampaian aspirasi wali murid. Sebagai saksi atau penengah jika
ada suatu permasalahan yang belum dapat terselesaikan.
c. Mendukung
dan mengontrol
pendanaan pelaksanaan
Kurikulum 2013
Pendanaan diperoleh dari persetujuan wali murid, setiap kelas ada program yaitu iuran tiap bulan bagi setiap anak yang digunakan
untuk les dan pengadaan peralatan kelas. Dana berasal dari dari BOS. Apabila diperlukan dana lebih, maka dibutuhkan kesepakatan
bersama dengan orangtua. Pengelolaan dana diserahkan pada sekolah yang terpenting ada laporan yang dipertanggungjawabkan.
Dana yang dikeluarkan harus digunakan sebaik mungkin untuk kebutuhan peserta didik.
Komite Sekolah melakukan pengontrolan melalui rapat dengan pihak sekolah, setiap ada agenda makarincian program dan
kebutuhan keluaran sudah dicantumkan. Komite hanya melihat kesesuaian antara pemasukan dan pengeluaran. Namun pada
kenyataannya peran komite kurang sesuai dengan teori Hasbullah
106 2006: 92-93 hal itu dikarenakan belum sepenuhnya semua anggota
komite sekolah berpartisipasi dalam memberikan pertimbangan, mendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun
tenaga, melakukan mediator serta mengontrol transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan ketua komite bahwa anggota komite berjumlah 20 orang akan tetapi yang
aktif hanya 5 orang.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan baik yang berasal dari peneliti sendiri maupun dari hasil
penelitian, maka peneliti merasa perlu memaparkan beberapa keterbatasan
tersebut agar menjadi maklum. Adapun keterbatasan tersebut, yaitu :
1. Penelitian dilakukan sejak bulan April sampai dengan Mei 2014. Dalam
kurun waktu tersebut, peneliti berusaha memahami, menghayati, dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah. Oleh karena itu,
aspek-aspek yang berhasil diungkapkan dalam proses penelitian ini terjadi antara bulan April sampai dengan Mei 2014. Sebelum dan sesudah
waktu tersebut tidak menjadi perhatian peneliti sehingga sangat mungkin telah terjadi perubahan yang tidak terekam dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini memfokuskan pada kesiapan sekolah dalam melaksanakan
kurikulum di SD Serayu sehingga permasalahan lain yang ditemukan di
107 lapangan tidak menjadi perhatian oleh peneliti, seperti pelaksanaan
pembelajaran tematik integratif secara fokus.
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesiapan Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum 2013, beberapa hal
yang dipersiapkan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, yaitu: a.
Menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam menyiapkan Kurikulum 2013, Kepala Sekolah memberikan
motivasi kepada guru, mengenai kesiapan mental guru, memberikan pemahaman mengenai Kurikulum 2013, memberikan sosialisasi Kurikulum
kepada Komite Sekolah dan orangtua terkait perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013.
b. Menyiapkan Program pelaksanaan Kurikulum 2013
Melaksanakan diklat Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Kemendikbud bagi guru-guru yang melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas
I dan IV kemudian melaksanakan program yang diadakan sekolah yaitu diklat intern menggunakan IT, kegiatan ini dimaksudkan agar guru-guru
dapat belajar menggunakan IT untuk pembelajaran Kurikulum 2013. c.
Memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013 Fasilitias yang diberikan: 1 buku pegangan guru dan siswa yang
diperoleh dari pusat atau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; 2
109 memfasilitasi siswa sesuai dengan tema belajar; 3 pendanaan, pendanaan
diperoleh melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS. d.
Mensupervisi pelaksanaan Kurikulum 2013 Supervisi dilakukan agar Kepala Sekolah dapat mengawasi dan
memberikan bantuan, pengarahan apabila guru dalam melaksanakan KBM mengalami kesulitan termasuk dalam menerapkan Kurikulum 2013 melalui:
sharing megenai kesulitan atau kekurangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Komponen yang disupervisi adalah proses belajar, kepala sekolah
juga terlibat di dalam kelas untuk melihat guru mengajar dan melihat respon siswa, kemudian administrasi berupa penilaian siswa dalam proses belajar,
serta mengamati kedisiplinan.
2. Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013, meliputi:
a. Merubah mindset guru mengenai Kurikulum 2013
Merubah mindset melalui pelatihan. Pelatihan ini pada dasarnya untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai Kurikulum 2013,
memberikan pemahaman kepada guru mengenai Kurikulum 2013. b.
Penyiapan Silabus dan Rencana RPP
Dalam Kurikulum 2013, pengembangan silabus sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah.
guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku pegangan guru, buku pegangan siswa kemudian dilaksanakan di kelas.
c. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran
110 Meliputi buku pegangan guru, siswa dan silabus, difasilitasi oleh
sekolah sesuai dengan tema belajar media disesuaikan dengan tema belajar. d.
Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintiific Pembelajaran dengan pendekatan scientific sudah dilaksanakan namun
belum sepenuhnya sesuai dengan konsep pendekatan scientific. e.
Melaksanaan penilaian atentik authentic assessment Penilaian autentik menjadi masalah karena dikeluhkn oleh guru. Di
dalam pengisiannya dirasa berat karena pekerjaan guru bertambah banyak.
3. Dukungan Komite dalam Melaksanakan Kurikulum 2013, meliputi:
a. Mendukung program pelaksanaan Kurikulum 2013
Mendukung adanya perubahan Kurikulum 2006 atau KTSP menjadi Kurikulum 2013, memberikan masukan dan mengusulkan
pendapat, melaksanakan pertemuan bersama pihak sekolah untuk membahas kemajuan sekolah.
b. Memberi Pertimbangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
Melakukan mediasi antara guru, kepala sekolah, dan wali muridorangtua, kemudian menyambung penyampaian aspirasi wali murid.
Sebagai saksi atau penengah jika ada suatu permasalahan yang belum dapat terselesaikan.
c. Mendukung dan mengontrol pendanaan pelaksanaan Kurikulum 2013
Dana berasal dari dari BOS. Apabila diperlukan dana lebih, maka dibutuhkan kesepakatan bersama dengan orangtua. Pengelolaan dana