Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

63 sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi Maka dari itu banyak hal yang perlu disiapkan dalam melaksanakan Kurikulum 2013, antara lain:

1. Kesiapan Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum 2013

Salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah kesiapan Kepala Sekolah. Kesiapan Kepala Sekolah diperlukan dalam menyiapkan pelaksanaan kurikulum, menyiapkan program untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013, memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013, mensupervisi pelaksanaan Kurikulum 2013 serta mengelola keuangan sekolah, melayani siswa serta hubungan sekolah dengan masyarakat. Untuk melihat kesiapan Kepala Sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013 semua elemen akan dijabarkan peneliti sebagai sebagai berikut: a Menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 Kesiapan Kepala Sekolah dapat dilihat dari keterbukaannya menerima dengan positif penunjukan SD Serayu menjadi sekolah sasaran yang menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu KP sebagai berikut “Pada prinsipnya kami para pendidik itu selalu siap dengan adanya perubahan kurikulum, karena idealnya setiap 10 tahun sekali berubah harapannya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Intinya kami selalu siap mengikuti perubahan kurikulum”Waw KP 08052014. Keterbukaan terhadap penerimaan Kurikulum 2013 juga harus disertai dengan pemahaman Kepala Sekolah mengenai Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diharapkan dapat melahirkan 64 peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu KP mengenai konsep Kurikulum 2013 bahwa: “Konsepnya sebenarnya bagus, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berekspresi, berinovasi sesuai dengan tingkat perkembangan anak dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif”WawKP08052014. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Pengawas SD Serayu mengenai konsep Kurikulum 2013 yaitu, “Konsep kurikulum 2013 itu menggunakan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Scientific merupakan pendekatan ilmiah yang di dalamnya terdapat metode belajar seperti project based learning, discovery learning, dll. Guru harus aktif sehingga memancing peserta didik untuk aktif belajar” WawSK09052014. Berdasarkan wawancara yang dilakukan Kepala Sekolah untuk menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu, a Diklat, yang diperuntukkan kepada Kepala Sekolah, dan Guru Inti. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu KP sebagai berikut: “Kepala sekolah, melakukan diklat, pertemuan antar UPT, antar se- kota se-DIY, workshop tentang Kurikulum 2013.” Waw KS 852014. Diklat guru , sampai saat ini masih diklat. Kami mengajukan guru yang mengajar kelas 1 dan kelas 4 untuk mengikuti diklat terkait persiapan Kurikulum 2013. 3 orang untuk menjadi instruktur nasional kurikulum 2013 yang tujuannya mengimbaskan materi ke guru lain menyampaikan kurikulum 2013 kepada guru lain yang dibantu oleh LPMP.” Guru tersebut diantaranya Ibu N, Ibu E, dan Pak W” WawKP08052014. 65 Senada dengan yang diungkapkan oleh Pengawas SD, yaitu Bapak SK yaitu: “Penyiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu dengan merubah mindset guru, merubah mindset dengan cara memberi pelatihan secara terus menerus. Untuk menghadapi Kurikulum dilakukan pelatihan yang dilaksanakan 2 kali pelatihan” WawSK09052014. Kemudian b perubahan mindset, yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut: “Memberikan motivasi tentang kesiapan mental guru untuk mau berubah, memberikan pemahaman, merubah image dari konventional ke scientific, selama ini guru selalu memberi-memberi, untuk saat ini guru saling mengisi dengan siswa, memberikan fasilitas, memotivasi anak untuk aktif, anak yang menentukan dia mau bagaimana, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sebaik mungkin karena tidak dibatasi waktu dan sampai anak belajar sendiri dengan tuntas” WawKP 08052014. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Pengawas Sekolah Bapak SK sebagai berikut: “Penyiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu dengan merubah mindset guru, merubah mindset dengan cara memberi pelatihan secara terus menerus” WawSK09052014. Pelatihan dilakukan 3-4 kali bagi sekolah sasaran, hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Kepala Sekolah SD Serayu sebagai berikut: “Untuk sekolah sasaran pelatihan dilakukan 3-4 kali, selain itu setiap bulan dilaksanakan pertemuan intern bagi sekolah sasaran setiap bulan sekali. Pertemuan biasanya dilakukan di LPMP” WawKP08052014. 66 Kesiapan yang dilakukan selanjutnya c Sosialisasi, seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah sebagai berikut: “Sosialisasi menyampaikan perubahan kurikulum kepada orangtua dan Komite Sekolah. Kurikulum berubah dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013. Bila ada rapat selalu diajak dan tanggapan Komite Sekolahpun bagus mengenai perubahan kurikulum. Bahkan dalam pengembangan Kurikulum 2013 Komite mendukung dan memfasilitasi peserta didik, misalnya untuk kunjungan belajar ke tempat-tempat yang berkaitan dengan pembelajaran misal ke museum terkait Kurikulum 2013, mereka memfasilitasi transportasi dan konsumsi” WawKP08052014. Karena tidak semua orangtua paham tentang perubahan Kurikulum 2013, maka dilakukan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan agar orangtua paham dengan Kurikulum 2013. Kendala lain yang dihadapi menurut Kepala Sekolah Ibu KP yaitu “Instrumen penilaian memakan waktu yang lama, capek dan butuh tenaga ekstra. Kalau untuk pelaksanaan pembelajarannya tidak ada masalah, yang menyiapkan instrumen penilaian yang banyak dikeluhkan guru. Untuk alat-alat pembelajarnnya perlu persiapan ekstra” WawKP08052014. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, Ibu KP Hal yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ialah: “Untuk meringankan guru, pembuatan RPP dibuat paralel. Ada kerjasama, sumbang saran dengan guru lain. KKG, saling sharing antar temanguru. Jadi bila ada guru yang belum paham dapat tahu. KKG dilakukan secara temporer, bila dirasa perlu melakukan workshop maka kami melakukan workshop karena workshop biayanya banyak materi printoutnya yang perlu biaya banyak kan dilakukan secara mandiri dengan bantuan subsidi sekolah” WawKP08052014.