67 b
Membuat program untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013
Pelaksanaan Kurikulum 2013 perlu didukung oleh program yang dibuat oleh sekolah agar Kurikulum 2013 dapat terlaksana
dengan baik. Di SD Serayu berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, Ibu KP program yang dilaksanakan untuk menunjang
pelaksanaan Kurikulum 2013 ialah, “Melaksanakan program belajar intern menggunakan IT. Saling
belajar menggunakan IT untuk pembelajaran Kurikulum 2013. Jika ada waktu luang tentang pengembangan diri untuk Kurikulum 2013
dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013 menggunakan IT dengan melakukan inovasi. Di tahap awal ada guru yang belum mau
mengubah mindset mengenai Kurikulum 2013 disebabkan beberapa faktor yaitu guru akan pensiun, jenuh, dll. Pembuatan RPP dikaitkan
metode pakem mengguakan IT. Baru tahap awal, baru beberapa guru yang ikut. Belajar menggunakan power point untuk penyampaian
materi di kelas” WawKP08052014.
Pelaksanaan sudah berjalan namun dalam pelaksanaanya masih
terdapat kendala diantaranya:
“Pendanaan, dana masih kurang, walaupun sudah diprogramkan tetapi dana masih kurang selain itu rasa malas, lelah, tidak ada
semangat, kurang
konsisten dalam
mengikuti kegiatan”
WawKP08052014. Kiat-kiat yang dilakukan Kepala Sekolah SD Serayu untuk mengatasi
kendala tersebut ialah: “Untuk pendanaan hanya memanfaatkan sebaik-baiknya dana dari
APBS, BOSDA dan BOSNAS. Terbatasnya dana, karena untuk pengadaan sumber belajar, transportasi dll, maka solusinya
menggunakan skala prioritas yaitu mana yang harus didanai terlebih dahulu. Kemudian selalu memberikan motivasi pada guru-guru
68 untuk belajar menggnakan IT dalam rangka mensukseskan
pelaksanaan Kurikulum 2013” WawKP08052014. Pengembangan
diri yang
dilakukan ini
bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan komputer, karena jika semua guru dapat menggunakan IT dalam pembelajaran
juga akan memudahkan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c Memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013
Fasilitas merupakan hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan Kurikulum 2013, namun sebenranya di dalam
Kurikulum sebelumnya baik KTSP atau KBK, sekolah sudah memfasilitasi guru maupun siswa sesuai dengan kebutuhan, sama
halnya di dalam Kurikulum 2013 yang baru dilaksanakan. Pemerintah juga memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013 misalnya diklat,
pemberian buku pegangan guru, buku pegangan siswa, silabus. Seperti yang diungkapkan oleh Pengawas SD yaitu Bapak SK sebagai
berikut: “Cara memfasilitasinya diperoleh dari Dinas Pendidikan dengan
diadakan pelatihan-pelatihan, oleh pusat dilakukan dropping pemberian buku-buku pegangan guru, pegangan siswa, dan silabus.
Guru tinggal membuat RPP. Bila silabus tidak sesuai maka guru harus menyesuaikan tetapi tidak keluar dari rambu-rambu. Makanya
bila guru tidak menguasai IT maka akan sulit mengembangkan RPP, karena banyak materi yang ada di internet” WawSK09052014.
Pernyataan beliau juga diperkuat oleh Kepala Sekolah Ibu KP,
“Buku pegangan guru dan siswa yang diperoleh dari pusat KEMENDIKBUD” WawKP08052014.
69 Hal ini membuktikan bahwa ada pemerintah telah memfasilitasi
pelaksanaan Kurikulum 2013. Termasuk silabus diberikan oleh pemerintah jadi guru tinggal mengembangkan RPP. Selain
pemerintah SD Serayu juga memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013 seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah Ibu KP,
“Memfasilitasi siswa sesuai dengan tema belajar, misalnya belajar di luar yaitu belajar di halaman, di perpustakaan atau melalui
kunjungan belajar disuatu tempat, maka disesuaikan dengan waktu, dana, dan koordinasi denagan orangtua. Alat-alat perlengkapan
pembelajaran, misal alat peraga. Pendanaan, diperoleh melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS” WawKP08052014.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Guru kelas I b Ibu MR yaitu; “Sumber belajar, buku, lingkungan, siswa, alam, bahan bekas.
Sekarang bebas belajar dimanapun dapat dijadikan sumber belajar. Apapun sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber belajar”
WawMR26022014. Peserta didik dapat memanfaaatkan fasilitas yang sudah ada di
sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, aula, komputer juga menggunakan
lingkungan sebagai
sumber belajar
seperti memanfaatkan batu-batuan, tanah, udara, keadaan alam, ekonomi,
serta masyarakat hal ini bertujuan agar mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal.
d Mensupervisi pelaksanaan Kurikulum 2013.
Sebagai kepala sekolah supervisi dilakukan untuk melihat kinerja guru sudah baik atau masih mengalami kesulitan. Sesuai
dengan yang pernyataan oleh Kepala Sekolah Ibu KP sebagai berikut; “Kami membuat jadwal diberikan kepada guru untuk diisi kapan siap
untuk disupervisi, setelah selesai supervisi lalu sharing mengenai
70 kesulitan atau kekurangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Supervisi dilakukan setiap bulan Komponen yang disupervisi adalah: bagaimana proses belajar, terlibat dalam kelas untuk melihat guru
mengajar dan respon siswa, bagaimana administrasi, kedisiplinan perilaku guru kami amati” WawKP08052014.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik hal ini dilihat ketika supervisi Kepala Sekolah tidak menemukan suatu
kendala atau masalah yang dihadapi oleh guru, sesuai dengan peryataan beliau saat kami melakukan wawancara sebagai berikut:
“Alhamdulilllah, guru berhasil menerapkan Kurikulum 2013, guru lebih kreatif mengembangkan diri untuk memperoleh pengetahuan
yang berguna untuk inovasi proses pembelajaran di kelas. Kemudian peserta
didik dapat
bereksplorasi dengan
baik” WawKP08052014.
Namun dalam penerapannya masih terkendala dalam penilaian, guru masih mengeluhkan bahwa penilaian dalam Kurikulum 2013
memakan waktu lebih dan membutuhkan tenaga tapi untuk pembelajaran scientific tidak ada keluhan bagi guru.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Kepala Sekolah sebagai berikut:
“Instrumen penilaian membutuhkan waktu lama, capek, dan membutuhkan tenaga ekstra, namun untuk pembelajaran tidak ada
masalah. Dalam penyiapan instrumen penilaian dikeluhkan oleh guru” WawKP08052014.
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak ada masalah dalam
pembelajaran scientific namun terdapat masalah dalam penilaian bahwa guru mengeluhkan dalam penyiapan instrumen penilaian
membutuhkan waktu yang lama dan tenaga ekstra.
71
2. Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013
a Perubahan mindset guru mengenai Kurikulum 2013
Perubahan ini berkenaan dengan pemahaman, keyakinan, dan penerimaan terhadap Kurikulum 2013, yang diungkapkan oleh
pengawas SD Bapak SK sebagai berikut: “Penyiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu dengan merubah
mindset guru, merubah mindset dengan cara memberi pelatihan secara terus menerus. Guru dulu masih menggunakan metode
konvensional untuk menghadapi Kurikulum dilakukan pelatihan yang dilaksanakan 2 kali pelatihan” WawSK09052014.
Pelatihan ini pada dasarnya untuk memberikan gambaran secara
jelas mengenai Kurikulum 2013, memberikan pemahaman kepada guru. Di dalam Kurikulum KTSP konten kurikulum masih terlalu
padat, kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Guru masih melulu memberikan pengetahuan terus menerus dan siswa
banyak yang lupa dengan pelaajaran yang disampaikan karena siswa tidak mengalami langsung mempraktekan, menemukan
pengetahuan dengan sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh guru kelas I A Ibu NF sebagai berikut:
“Misalnya materi percampuran warna kami tidak menghafal, jadi menyiapkan kertas, cat warna untuk membuat pelangi kami
praktekkan. Lalu campuran kuning dan hijau akan jadi warna apa. Seperti itu hasilnya ditulis di buku karena di buku tidak ada
penjelasannya, jadi siswa menemukan sendiri” WawNF 05052014.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil
72 dan materi ke pendidikan sebagai proses, menggunakan
pendekatan tematik integratif dalam proses belajar. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh guru kelas 1 b Ibu MR sebagai
berikut; “Kurikulum 2013 lebih menonjolkan pada aspek sikap dan
keterampilan. Jadi proses yang dilakukan atau pembelajaran, bukan pengetahuan. Tetapi lebih ke proses belajar anak. Pembelajaran
anak lebih banyak bermain, berlatih keterampilan namun pengetahuan agak dikurangi” WawMR26022014.
Jadi bukan dikurangi tetapi pembelajaran lebih menekankan pada
aspek sikap dan keterampilan kemudian yang terakhir baru
pengetahuan.
b Menyiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
Dalam Kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum,
baik di tingkat pusat maupun wilayah. Jadi guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku panduan guru, buku
pegangan siswa. seperti yang diungkapkan oleh Guru Kelas 1 A Ibu NAF sebagai berikut:
“Silabus disiapkan oleh atasan tetapi belum rapi urutannya, kami harus tahu silabus urutannya bagaimana. Harus terus bertanya terus
menerus bagaimana caranya sedikit demi sedikit, persubtema, tidak runtut, dikembangkan, silabus dan buku tidak cocok, lalu
dikembangkan sendiri. Kami dibekali buku pegangan guru. Kami harus mengembangkan RPP sendiri sedangkan silabus sudah
disiapkan tinggal guru mengembangkan RPP kemudian guru melaksanakan di kelas. Lebih enak ini Kurikulum 2013 daripada
Kurikulum sebelumnya, anak lebih termotivasi anak tidak ada yang ngantuk” WawNAF05052014.
73 Hal ini diperkuat oleh Bapak SG Guru kelas IV B:
“RPP dibuat dari acuan silabus yang ada kemudian dituangkan ke dalam RPP lalu diberi alokasi waktu sesuai dengan tema masing-
masing. 1 RPP itu dapat untuk 6 kali pertemuan. 1 kali pertemuan 35 menit. Bentuk RPP sudah runtut, guru tinggal mengembangkan.
RPP jika ditulis butuh lembaran banyak. Guru mengembangkan pembelajaran bersama peserta didik. Sebagai guru kami juga dapat
mencari dan mengembangkan melalui internet. Internet secara global sudah mencakup semua” WawSG22042014.
Berdasarkan hasil pengamataan yang dilakukan di kelas IV B tanggal 2242014 sebelum pembelajaran guru sudah
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Manajemen kurikulum 2013 lebih sentralistik, dimana
dokumen kurikulum, silabus, buku ajar dibuat oleh pusat, dengan harapan guru dapat fokus merancang pelaksanaan proses
pembelajaran dengan lebih baik. c
Penyiapan sumber belajar
Sumber belajar yang disiapkan oleh pemerintah meliputi buku pegangan guru, buku pegangan siswa dan silabus seperti yang
diungkapkan Kepala Sekolah “Buku pegangan guru dan siswa serta silabus yang diperoleh dari
pusat KEMENDIKBUD” WawKP08052014. Selain dari pemerintah sekolah juga memfasilitasi pelaksanaan
sumber belajar yang akan digunakan sesuai dengan tema belajar seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
“Memfasilitasi siswa sesuai dengan tema belajar, misalnya belajar di luar melalui kunjungan belajar disuatu tempat maka disesuaikan
74 dengan waktu, dana, dan koordinasi denagan orangtua”
WawKP08052014.
Penyiapan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan
kata lain fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan apabila sesuai dengan tema belajar yang ada dalam Kurikulum 2013,
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Guru Kelas 4B, Bapak SG sebagai berikut:
“Media pembelajaran disesuaikan dengan tema dan sub tema kemudian dicari media yang cocok, dengan persiapan sebelum
proses belajar, yang menyiapkan guru kelas, dibantu yang lain, misalnya
petugas penyimpanan
media sesuai
dengan pembelajarannya siswa juga disuruh membawa sendiri yang
dipersiapkan anak dari rumah. Misalnya membatik, membuat hasta karya, peralatan disiapkan oleh siswa sendiri dari rumah,
menggunakan dana siswa sendiri” WawSG22042014. Sama halnya dengan yang disampaikan oleh Guru Kelas 1A, Ibu
NF sebagai berikut; “Melalui pembuktian anak menguasai konsep pembelajaran. Kalau
guru punya tipe biasa-biasa saja pembelajaran hanya teori, mencoba-mengkomunikasikan, menalar, tidak akan mungkin
terjadi pelajaran hanya teori saja, jadi anak tidak mengetahui konsep. Misalnya materi percampuran warna kami tidak
menghafal, jadi menyiapkan kertas, cat warna untuk membuat pelangi kami praktekkan. Lalu campuran kuning dan hijau akan
jadi warna apa. Seperti itu hasilnya ditulis di buku karena di buku tidak ada penjelasannya, jadi siswa menemukan sendiri” Waw
NAF05052014. Selain menyesuaikan dengan tema, guru juga harus kreatif,
menyiapkan sumber belajar yang digunakan, dana untuk menyiapkan sumber belajar diperoleh dari dana BOS, apabila
75 membutuhkan dana lebih maka guru kelas mengkomunikasikan
kepada forum kelas dalam hal ini adalah perwakilan orangtua siswa. Forum kelas akan membantu apabila di dalam setiap kelas
membutuhkan dana untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk pembelajaran namun atas kesepakatan bersama. Seperti yang
diungkapkan oleh komite sekolah bahwa: “Setiap kelas ada program iuran rutin setiap bulan yang digunakan
untuk les dan pengadaan peralatan kelas” WawBD19052014. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Bapak SG selaku guru Kelas
IV B sebagai berikut: “Sumber dana kadang untuk mempersiapkan bahanmedia
dibebankan pada forum kelas. Misalnya dalam pelajaran SBDP siswa membuat keterampilan. Jika sekolah tidak ada dana maka
forum kelas bersedia memfasilitasi putra-putrinya dengan tidak terpaksa. Forum kelas anggotanya para wali murid. Dana BOS
dimanfaatkan untuk kepentingan belajar siswa dan lembaga pendidikan. Misalnya kurang dana forum kelas sangat mendukung
dalam
memfasilitasi. Misalnya
workshop, atau
outbond, memerlukan dana besar dalam mempersiapkan transportasi,
akomodasi sesuai dengan program yang ada di sekolah, setiap kelas ada program untuk belajar di luar” Waw SG22042014.
Dalam hal ini forum kelas sangatlah membantu apabila dana yang digunakan dalam penyiapan media pembelajaran kurang.
Kekurangan dapat diatasi melalui dana iuran yang dilakukan setiap bulan atau dengan mengkomunikasikan bersama dengan para
orangtua anggota forum kelas secara bersama. Sumber belajar di dalam Kurikulum 2013 tidak melulu hanya berasal dari buku akan