Kebijakan Pengembangan Kurikulum Kajian Teori

19 maupun proses pendidikan harus sesuai dengan kondisi, karakteristik kekayaan dan perkembangan masyarakat Tim Pengembang MKDP, 2011: 36. 4 Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Tim Pengembang MKDP, 2011: 44. e. Komponen Kurikulum Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 102. f. Pengembangan Kurikulum Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, 20 pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikanahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat. Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu: 1 Prinsip relevansi, ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian, dan penilaian. 2 Prinsip fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak. 21 3 Prinsip kontinuitas, yaitu kesinambungan. Pengalaman- pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. 4 Prinsip Praktis, yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat- alat sederhana dan biayanya juga murah. 5 Prinsip efektivitas, meskipun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas Nana Sukmadinata, 2009: 150-151

3. Kajian Kurikulum 2013

a. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 Konsep Kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pada dasarnya konsep Kurikulum 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang dulu pernah digunakan. Ada tiga konsep tentang Kurikulum 2013, yaitu: 1 Kurikulum sebagai substansi, yaitu kurikulum dipandang sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk 22 kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi; 2 Kurikulum 2013 sebagai suatu sistem, sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis; 3 Kurikulum sebagai suatu bidang studi kurikulum, hal ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata, 2012: 27. b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual sebagai berikut: 23 1 Landasan Filosofi Landasan filosofis pengembangan kurikulum yaitu: a Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan, nilai yang terkandung dalam Pancasila harus tumbuh dalam diri peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai Pancasila dalam diri peserta didik; b Filosofi pendidikan yang berbasis pada budaya lokal bangsa, nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa, memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai hidup yang penting. Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya yang digunakan sehari-hari yang dapat berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang Imas Kurniasih Berlin Sani, 2014: 33. 2 Landasan Yuridis Landasan yuridis pengembangan kurikulum yaitu: a Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005; d Peraturan 24 Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; e Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi; Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 164 f Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran daan buku panduan guru; g Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Imas Kurniasih Berlin Sani, 2014: 35 3 Landasan Konseptual Aspek ini mencakup relevansi, model kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian Imas Kurniasih Berlin Sani, 2014: 37. c. Karakteristik Kurikulum 2013 Berikut ini adalah karakteristik Kurikulum 2013: 1 Pola manajemen kurikulum 2013 lebih sentralistik, dimana dokumen kurikulum, silabus, dan buku ajar dibuat oleh pusat, dengan harapan guru dapat fokus merancang pelaksanaan proses pembelajaran dengan lebih baik; 2 Ada pengurangan jumlah mata pelajaran, tetapi ada penambahan jam mengajar, sehingga memungkinkan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran 25 yang lebih baik; 3 Untuk SDMI kepedulian utama kurikulum adalah pembentukan sikap; 4 Kurikulum SDMI menggunakan pendekatan tematik integratif dari kelas I - kelas VI; 5 Isi kurikulum, yaitu kompetensi dirumuskan dalam kompetensi inti kelas, dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar KD Mapel; 6 Kompetensi Inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan kognitif psikomotor yang harus dipelajari peserta didik; 7 Kompetensi Inti merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif; 8 Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan: a sikap keagamaan; b sikap sosial; c pengetahuan; dan d penerapan pengetahuan; 9 Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif; 10 Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi pengikat kompetensi dasar; 11 Kompetensi dasar mata pelajaran diturunkan dari kompetensi inti, sehingga rumusannya tidak hanya bersumber pada disiplin ilmu, tetapi bersifat terbuka; 12 Penilaian hasil belajar mencakup selurus aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan ketercapaian