86
4. Refleksi Tindakan Siklus I a. Refleksi Siklus I
Refleksi merupakan bagian yang penting dalam setiap langkah proses penelitian tindakan untuk mengatasi permasalahan. Dengan merevisi
perencanaan sebelumnya sesuai apa yang ditemui di lapangan. Dalam penelitian ini kegiatan refleksi difokuskan pada tiga tahap yaitu 1 tahap
penemuan masalah; 2 tahap merancang tindakan dan 3 tahap pelaksanaan. Pada tahap penemuan masalah dapat diidentifikasi permasalahan pada
pelajaran bahasa Indonesia fokus pada membaca kelas 1 yaitu permasalahan yang berasal dari siswa. Permasalahan dari siswa adalah keterampilan
membaca yang masih rendah. Dalam pembuatan rancangan dan revisi, guru menyusun rancangan
tindakan yang berupa desain pembelajaran yaitu menyusun RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode Struktural Analitik
Sintetik guna meningkatkan kemampuan membaca siswa secara individu. Evaluasi membaca dilakukan setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Jadwal
pembelajaran dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Adapun tema membaca permulaan adalah tema diri sendiri dan
tema kebersihan. Tema diri sendiri dipilih karena bahasa yang digunakan untuk bahan membaca permualaan sudah dikenal oleh siswa, sehingga mudah
dipahami siswa. Sedangkan untuk tema kebersihan dipilih karena tema tersebut berhubungan dengan kebersihan untuk diri siswa sendiri dan
87
kebersihan lingkungan. Diharapkan dengan tema kebersihan selain siswa lancar membaca juga siswa bisa menerapkan pola hidup bersih.
Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa dan guru kelas I, semua hal dan tindakan didiskusikan secara bersama-sama demi kelancaran
penelitian dan peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD I Petir, Kabupaten Bantul.
Hasil refleksi yaitu berupa temuan tingkat keefektifan desain pembelajaran saat membaca dengan menggunakan metode Struktural Analitik
Sintetik secara individu dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan dituangkan kembali ke dalam rancangan tindakan berikutnya.
Kesimpulan hasil refleksi antara guru dan peneliti yang berupa temuan peningkatan keterampilan membaca dengan menggunakan metode Struktural
Analitik Sintetik adalah 1 ada kata yang terlewati atau tidak dibaca; 2 membaca mengeja dengan suara keras; 3 pengucapan kata yang kurang
tepat baik lafal maupun intonasi; 4 waktu membaca agak lama; 5 saat membaca ada siswa yang tidak memperhatikan tulisan tetapi justru
memperhatikan guru; 6 membaca dengan suara lemah atau tidak nyaring sehingga terdengar kurang jelas; 7 ada siswa yang takut membaca di depan
kelas; 8 belum hafal huruf abjad. Untuk mengungkapkan apakah ada peningkatan keterampilan
membaca, maka di akhir pembelajaran diadakan penilaian membaca dengan menggunakan pedoman membaca permualaan yang dikemukakan Darmiyati
88
Zuchdi dan Budiasih yang telah dimodifikasi. Berdasarkan pedoman tersebut keterampilan membaca siswa sudah mulai meningkat. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Keterampilan Membaca Permulaan Pratindakan dan Siklus I
Ketuntasan Persentase
Rata-rata Belum
Tuntas Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas Pratindakan
12 8
60 40 60,0
Siklus I
6 14 30
70 69,0
Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan membaca permulaan yaitu 14 siswa yang mendapat nilai
≥ 65 dengan prosentase 70 dan dinyatakan tuntas. Terdapat 6 siswa yang mengalami
peningkatan keterampilan membaca permulaan yang pada pratindakan tidak tuntas dan pada siklus I menjadi tuntas.
5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Hasil Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II