97
ketuntasan minimal, dan ada 18 siswa atau 90 yang nilainya sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.
6. Refleksi Tindakan Siklus II
Dalam pembuatan rancangan, guru menyusun rancangan tindakan yang berupa desain pembelajaran yaitu menyusun RPP Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa secara individu. Evaluasi
membaca dilakukan setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Tema membaca permulaan pada siklus II yaitu
tema kebersihan. Siswa membaca tanpa buku dan membaca buku. Untuk mengungkapkan apakah ada peningkatan keterampilan membaca,
maka di akhir pembelajaran diadakan penilaian membaca dengan menggunakan pedoman membaca permulaan yang sudah dipersiapkan.
Berdasarkan pedoman tersebut keterampilan membaca siswa sudah mulai meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini.
Tabel 8. Perbandingan Nilai Keterampilan Membaca Permulaan Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan Persentase
Rata-rata Belum
Tuntas Tuntas Belum
Tuntas Tuntas
Pratindakan 12 8 60 40 60,0
Siklus I 6
14 30
70 69,0
Siklus II 2
18 10
90 70,5
98
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Struktural Analitik Sintetik dapat meningkatkan keterampilan membaca
permulaan. Hal ini terlihat pada pratindakan prosentase siswa yang tuntas membaca permulaan hanya 40, tetapi pada saat dilakukan tindakan
penerapan metode Struktural Analitik Sintetik siklus I prosentase ketuntasan membaca menjadi 70, sedangkan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90.
Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 30 sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 10.
Pembelajaran untuk menganalisis kalimat menjadi kata, suku kata dan
huruf dilakukan secara berkelompok. Membaca kalimat dengan suara nyaring dan bersama-sama, serta dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa benar-
benar terampil membaca, lafal dan intonasi membaca tepat. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung perhatian guru juga
sudah menyeluruh, artinya semua siswa yang mengalami kesulitan membaca sudah diberi bimbingan. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga
sudah meningkat, tidak ada lagi siswa yang sibuk bermain sendiri, dan berdasarkan hasil evaluasi membaca yang dilakukan setiap akhir pertemuan
nilai rata-rata membaca siswa sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Rata-rata nilai keterampilan membaca permulaan pada siklus II
mencapai 70,5. Oleh karena itu kriteria keberhasilan penelitian sudah tercapai, maka penelitian dihentikan sampai siklus II.
99
B. Pembahasan
Setelah dilaksanakan penelitian mulai dari siklus I dan siklus II melalui penerapan metode Struktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan keterampilan
membaca permulaan siswa kelas I SD I Petir, Kabupaten Bantul dapat dijelaskan bahwa metode Struktural Analitik Sintetik dapat meningkatkan keterampilan
membaca permulaan. Selama kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode Struktural
Analitik Sintetik keterampilan membaca siswa meningkat, pembelajaran juga lebih menarik karena guru menggunakan media seperti berbagai macam gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Dengan bantuan gambar dan bahan bacaan diambil dari bahasa sehari-hari yang sudah dikenal siswa ternyata dapat
mempermudah siswa membaca, tepat dalam menyuarakan tulisan, intonasi, dan dapat memahami makna kata. Siswa juga bisa manganalisis kalimat menjadi kata,
suku kata, huruf dengan menggunakan kartu-kartu yang dibagikan guru. Selain itu kegiatan belajar mengajar juga dilakukan secara berkelompok, sehingga siswa
dapat belajar dengan teman sebaya. Pembelajaran tidak terkesan monoton. Hasil tes membaca permulaan siswa kelas I SD I Petir, Kabupaten Bantul
setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode Struktural Analitik Sintetik terus mengalami peningkatan dan menunjukkan keefektifan. Pernyataan
tersebut dapat dibuktikan pada hasil penelitian yang menunjukkan nilai rata-rata dan ketuntasan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD I Petir, nilai
rata-rata membaca permulaan pada pratindakan adalah 60,0. Berdasarkan skala