Refraksi dan Wave Shoaling Difraksi Gelombang

2.3 Deformasi Gelombang

Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang tersebut akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi dan pendangkalan gelombang, difraksi, refleksi, serta gelombang pecah.

2.3.1 Refraksi dan Wave Shoaling

1. Koefisien Refraksi Refraksi terjadi dikarenakan gelombang datang membentuk sudut terhadap garis pantai. Refraksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tinggi dan arah dating gelombang serta distribusi energi gelombang sepanjang pantai. Refreksi dapat menentukan tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan karakteristik gelombang datang. K r = � ���� � 2.38 Dimana pada hukum Snell dalam Triatmodjo,1999 berlaku apabila ditinjau gelombang di laut dalam dan di suatu titik yang ditinjau yaitu: Sin α = � � 2.39 Dengan, Kr = koefisien refraksi α = sudut antara garis puncak gelombang dan garis kontur dasar laut di titik yang ditinjau.o α = sudut antara puncak gelombang di laut dalam dan garis pantai C = kecepatan rambat gelombang md C = kecepatan rambat gelombang di laut dalam md 2. Wave Shoaling Pendangkalan Gelombang Universitas Sumatera Utara Wave shoaling terjadi dikarenakan adanya pengaruh perubahan dasar laut. Wave shoaling mempunyai fungsi yang sama dengan refraksi gelombang, yaitu untuk menentukan tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan karakteristik gelombang datang. K s = � � � �� 2.40 Dengan, Ks = koefisien shoaling pendangkalan L = panjang gelombang m L = panjang gelombang di laut dalam m 3. Tinggi Gelombang Laut Dangkal Tinggi gelombang di laut dangkal terjadi akibat pengaruh refraksi gelombang dan wave shoaling pendangkalan sungai, diberikan oleh rumus tersebut: H 1 =Ks x Kr x H 2.41 Dengan, H1 = tinggi gelombang laut dalam m Ks = koefisien shoaling pendangkalan Kr = loefisien refraksi H = tinggi gelombang laut dalam m

2.3.2 Difraksi Gelombang

Difraksi gelombang terjadi bila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung di belakangnya. Difraksi terjadi apabila tinggi gelombang di suatu titik pada garis puncak gelombang lebih besar daripada titik di dekatnya, yang menyebabkan perpindahan energi sepanjang puncak gelombang ke arah tinggi gelombang yang lebih kecil. Contoh Difraksi Gelombang dapat kita lihat pada Gambar 2.5 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Difraksi gelombang dibelakang rintangan Triatmodjo,1999 Pada rintangan pemecah gelombang tunggal, tinggi gelombang di suatu tempat di daerah terlindung tergantung pada jarak titik tersebut terhadap ujung rintangan r, sudut antara rintangan dan garis yang menghubungkan titik tersebut dengan ujung rintanganβ dan sudut antara arah penjalaran gelombang dan rintangan θ. Perbandingan antara tinggi gelombangdi titi yang terletak di daerah terlndung dan tinggi gelombang datang disebut koefisien difraksi K’. Dengan A adalah titik yang ditinjau di belakang rintangan dan P ujung pemecah gelombang. Nilai K’ untuk θ, β, rL tertentu di berikan dalam Tabel 2.2 yang didasarkan pada penyelesaian matematis untuk difraksi cahaya. Difraksi gelombang air ini analog dengan difraksi cahaya, sehingga Tabel 2.2 juga dapat digunakan untuk memperkirakan pola garis puncak gelombang dan variasi tinggi gelombang yang mengalami difraksi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. 2 Koefisien difraksi gelombang Triatmodjo, 1999

2.3.3 Refleksi Gelombang