PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.

1. Pendapat siswa kelas I jurusan tekstil kriya tentang strategi pembelajaran batik di SMK N 5 Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapat siswa kelas I jurusan kriya tekstil tentang strategi pembelajaran batik di SMK N 5 Yogyakarta berada pada kategori kecenderungan cukup, dengan Rerata sebesar 100,32;. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran batik telah terlaksana dengan baik dan telah sesuai dengan komponen - komponen strategi pembelajaran, a. kegiatan pra pembelajaran. Jumlah keseluruhan responden 36 siswa, terdiri dari 2 siswa 5,56 berpendapat bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen pra pembelajaran berada pada kategori tinggi, 19 siswa 52,78 berada pada kategori cukup, 12 siswa 33,33 berada pada kategori kurang, 3 siswa 8,33 berada pada kategori rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen pra pembelajaran berada pada kategori cukup. Indikator strategi pembelajaran dilihat dari komponen pra pembelajaran pada penelitian ini ditunjukkan dengan guru telah memberikan motivasi pada awal pembelajaran, guru juga memberikan petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh siswa didalam pelajaran, Guru juga telah menerangkan cara yang digunakan dalam membatik serta mempersiapkan peralatan dan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung . b. kegiatan penyampaian informasi. Dari jumlah keseluruhan responden 36 siswa, terdiri dari 2 siswa 5,56 berpendapat bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen penyampaian informasi berada pada kategori tinggi, 13 siswa 36,11 berada pada kategori cukup, 19 siswa 52,78 berada pada kategori kurang. 2 siswa 5,56 berada pada kategori tendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen penyampaian informasi berada pada kategori kurang. Indikator strategi pembelajaran dilihat dari komponen penyampaian informasi pada penelitian ini ditunjukkan dengan memberitahukan jumlah praktik dan alat yang digunakan untuk satu semester, menunjukkan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, memberitahukan kebutuhan waktu untuk setiap tujuan kompetensi, menyampaikan materi pembelajaran batik dengan bahasa yang mudah dipahami, merangkum materi yang telah dijelaskan pada akhir pelajaran, memberi tugas untuk membaca cara membatik untuk menambah pengetahuan dibidang batik, dan mendemonstrasikan cara – cara membatik jika siswa ada yang mengalami kesulitan pada saat praktik membatik Dari deskriptor tersebut di atas skor yang paling rendah adalah Guru memberi tugas untuk melakukan survey proses membatik di sentra pembuatan batik, dengan adanya survey bisa menjadikan siswa lebih mengerti tentang teknik membatik yang sebenarnya sebelum siswa melakukan praktik membatik disekolah c. komponen peran serta siswa. Dari jumlah keseluruhan responden 36 siswa, tidak ada yang berpendapat pada kategori tinggi, 17 siswa 47,22 berpendapat bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen peran serta siswa berada pada kategori cukup, 15 siswa 41,46 berada pada kategori kurang, 4 siswa 11,11 berada pada kategori rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen peran serta siswa berada pada kategori cukup. Indikator strategi pembelajaran dilihat dari komponen peran serta siswa pada penelitian ini ditunjukkan dengan kegiatan pembelajaran praktik siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, jika siswa mengalami kesulitan didalam pembelajaran. setelah melakukan evaluasi guru melakukan bimbingan pada kesalahan yang telah dilakukan oleh siswa. Siswa juga berpendapat, bahwa kesempatan melakukan diskusi dengan guru dan juga pemberian tugas praktik telah menjadikan siswa lebih menguasai dan mengerti teknik batik Dari deskriptor tersebut diatas skor yang paling rendah adalah guru memberikan bimbingan kepada siswa jika siswa mengalami kesulitan. Dan Guru melakukan pembahasan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat priktik membatik kemungkinan hal ini terjadi karena siswa tidak memperhatikan dan kurang konsentrasi penjelasan dari guru. d. komponen evaluasi. Dari jumlah keseluruhan responden 36 siswa, terdiri dari 2 siswa 5,56 berpendapat bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen evaluasi berada pada kategori tinggi, 19 siswa 52,78 berada pada kategori cukup, 12 siswa 33,33 berada pada kategori kurang. 3 siswa 8,33 berada pada kategori rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen evaluasi berada pada kategori cukup. Indikator strategi pembelajaran dilihat dari komponen evaluasi pada penelitian ini ditunjukkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru bisa dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki kesalahan dalam praktik, Guru melakukan evaluasi terhadap materi yang diberikan setelah selesai menjelaskan pelajaran. tes yang diberikan guru sesuai dengan tujuan yang diberikan pada awal pembelajaran. Dari deskriptor tersebut diatas skor yang paling rendah adalah Pra tes yang dilakukan guru bisa menjadikan siswa lebih memahami materi batik kemungkinan hal ini terjadi karena siswa tidak bisa mengerjakan karena didalam pembelajaran kurang memperhatikan dan kurang mempelajari materi yang telah diberikan oleh guru. Strategi pembelajaran dilihat dari komponen evaluasi berada pada kategori tinggi, hal ini berarti siswa berpendapat bahwa kegiatan evaluasi telah sesui dengan strategi pembelajaran e. Pada komponen kegiatan tindak lanjut Dari jumlah keseluruhan responden 36 siswa, tidak ada siswa yang berpendapat bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen kegiatan tindak lanjut berada pada kategori tinggi, 16 siswa 44,44 berada pada kategori cukup, 18 siswa 50 berada pada kategori kurang dan 2 siswa 5,56 berada pada kategori rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dilihat dari komponen kegiatan tindak lanjut berada pada kategori kurang. Indikator strategi pembelajaran dilihat dari komponen kegiatan tindak lanjut pada penelitian ini ditunjukkan Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang mempunyai nilai yang baik, Selain memberikan nilai guru juga menjelaskan kesalahan yang dilakukan oleh siswa hal ini dilakukan oleh guru karena dengan menjelaskan kesalahan siswa diharapkan tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan sebelum nya, Guru memberikan motivasi kepada siswa yang mempunyi nilai kurang dan Guru memberikan remidial jika siswa mendapatkan nilai yang kurang. Dari deskriptor tersebut diatas skor yang paling rendah adalah guru menjelaskan kesalahan yang dilakukan oleh siswa Selain memberikan nilai, hal ini seharusnta bisa dijadikan oleh siswa untuk mengevaluasi diri apakah sudah maksimal didalam belajar 2. Hambatan yang dialami oleh siswa kelas 1 Jurusan Tekstil Kriya dalam pelaksanaan pembelajaran batik di SMK N 5 Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami oleh siswa kelas I Jurusan Tekstil Kriya dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran batik di SMK N 5 yang meliputi tahapan pra intruksional, tahapan instruksional dan tahapan evaluasi dan tindak lanjut sebagai berikut: a. Tahapan pra intruksional. Pada tahapan pra instruksional yang dilakukan guru, siswa mengalami hambatan dalam memahami tujuan membatik jika siswa mengalami hambatan didalam memahami tujuan siswa akan sulit untuk memahami apa yang harus dikuasai didalam pembelajaran karena tujuan pada dasarnya adalah rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Isi dari tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar yang diharapkan, dalam hal motivasi yang dilakukan oleh guru siswa ada yang mengalami hambatan, motivasi yang dialakukan oleh guru seharusnya bisa dijadikan sebagai penyemangat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. b. Tahapan instruksional. Pada tahapan instruksional yang dilakukan guru, siswa paling banyak mengalami hambatan didalam pelaksanaan praktik membatik didalam menggambar pola batik hal ini kemungkinan terjadi karena siswa kurang berlatih menggambar dan juga kemungkinan kurang membaca dan mencari materi gambar-gambar batik, proses pewarnaan kain batik siswa mengalami hambatan kemungkinan hal ini terjadi karena siswa kurang berlatih dan mengetahui bahan yang digunakan untuk proses pewarnaan karena memang materi tentang pewarnaan kain ini memang kuantianya banyak, siswa mengalami hambatan didalam menguasai pelajaran batik karena alokasi waktu yang diberikan oleh guru, dan mengalami hambatan karena lingkungan kelas yang tidak kondusif hal ini kemungkinan terjadi karena jika kondisi ruangan kurang kondusif maka tingkat kenyamanan maka akan berkurang dan mempengaruhi penguasaan materi pelajaran. c. Tahapan evaluasi dan tindak lanjut. Pada tahapan evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan guru, nilai yang diberikan oleh guru pada sebagian siswa belum bisa digunakan siswa sebagai acuan untuk lebih rajin belajar hal ini kemungkinan terjadi karena siswa menjadi kurang bersemangat untuk belajar setelah mendapatkan nilai dari guru padahal seharusnya nilai yang diberikan oleh guru harus bisa dijadikan sebagai motivasi untuk lebih rajin belajar; siswa mengalami hambatan didalam mengerjakan soal tertulis tes praktik yang diberikan oleh guru kemungkinan hal ini terjadi karena siwa kurang mempersiapkan diri menghadapi tes yang di berikan guru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN