KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pendapat siswa kelas I program keahlian Tekstil Kriya tentang strategi pembelajaran batik di SMK N 5 Yogyakarta pada : Dari hasil analisis telah diketahui bahwa Rerata yang diperoleh sebesar 100,32 jumlah skor yang berada di atas Rerata mempunyai frekuensi 17 dengan jumlah prosentase 47,22 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah Rerata mempunyai frekuensi 19 dengan jumlah prosetase 52,78 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta berada pada kategori kecenderungan cukup sebanyak dengan prosentase 41,67. a. Kegiatan pra pembelajaran. Dari hasil analisis telah diketahui bahwa Rerata yang diperoleh sebesar 15.94, jumlah skor yang berada di atas Rerata mempunyai frekuensi 21 dengan prosentase 58,33 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah Rerata mempunyai frekuensi 15 dengan jumlah prosentase 41,66 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta dilihat dari komponen penyampaian informasi berada pada kategori kecenderungan cukup dengan prosentase 52,78. b. Penyajian informasi. Dari hasil analisis telah diketahui bahwa Rerata yang diperoleh sebesar 32.08, jumlah skor yang berada di atas Rerata mempunyai frekuensi 15 dengan prosentase 41,66 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah Rerata mempunyai frekuensi 21 dengan prosentase 58,34 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta dilihat dari komponen Penyajian informasi berada pada kategori kecenderungan kurang sebanyak dengan prosentase 52,78 . c. Peran serta siswa. Dari hasil analisis telah diketahui bahwa Rerata yang diperoleh sebesar 17.05, jumlah skor yang berada di atas Rerata mempunyai frekuensi 17 dengan prosentase 47,22 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah Rerata mempunyai frekuensi 19 dengan prosentase 52,78 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta dilihat dari komponen Peran serta siswa berada pada kategori kecenderungan cukup dengan prosentase 47,22. d. Pengetesan. Dari hasil analisis telah diketahui bahwa Rerata yang diperoleh sebesar 20.17, jumlah skor yang berada di atas Rerata mempunyai frekuensi 13 dengan prosentase 36,11 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah Rerata mempunyai frekuensi 23 dengan prosentase 63,89 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta dilihat dari komponen Pengetesan berada pada kategori kecenderungan cukup dengan prosentase 52,78. e. kegiatan tindak lanjut. Dari hasil analisis telah diketahui bahwa rerata M yang diperoleh sebesar 13.17, jumlah skor yang berada di atas rerata mempunyai frekuensi 16 dengan prosentase 44,44 , sedangkan untuk skor yang berada di bawah rerata mempunyai frekuensi 20 dengan prosetase 55,56 , strategi pembelajaran batik menurut pendapat siswa kelas I keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta dilihat dari komponen kegiatan tindak lanjut berada pada kategori kecenderungan kurang dengan prosentase 50 . 2. Hambatan yang dialami oleh siswa kelas 1 program keahlian tekstil kriya dalam pelaksanaan pembelajaran batik di SMK N 5 Yogyakarta Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami siswa didalam pelaksanaan pembelajaran meliputi tahapan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : a. Tahapan pra instruksional. Pada tahapan pra instruksional siswa mengalami hambatan di dalam memahami tujuan membatik sebanyak 13 siswa 28,26 , dalam hal motivasi yang dilakukan oleh guru siswa yang mengalami hambatan sebanyak 6 orang siswa 16,67. b. Tahapan instruksional Pada tahapan instruksional yang dilakukan guru, siswa mengalami hambatan dalam sulit berkonsentrasi setiap mengikuti pelajaran batik sebanyak 7 siswa 19,45 ; dalam memahami materi pelajaran tentang sejarah batik sebanyak 12 siswa 33,33 ; dalam proses ngelowong sebanyak 17 siswa 47,22 ; dalam proses pewarnaan kain batik sebanyak 18 siswa 50; dalam proses nembok sebanyak 13 siswa 36,11 ; dalam proses ngelorod sebanyak 15 siswa 41,67 ; siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran karena media yang digunakan oleh guru sebanyak 18 siswa 50 ; siswa mengalami kesulitan didalam menguasai pelajaran batik karena alokasi waktu yang diberikan oleh guru sebanyak 23 siswa 63,89; siswa mengalami hambatan di dalam menggunakan alat-alat untuk membatik sebanyak 16 siswa 44,44; siswa mengalami hambatan karena lingkungan kelas yang tidak kondusif sebanyak 22 siswa 61,11 ; dan siswa mengalami hambatan di dalam menggambar pola batik sebanyak 24 siswa 66,67. c. Kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Pada tahapan evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan guru, siswa mengalami hambatan dalam menjadikan nilai yang diberikan oleh guru sebagai acuan untuk lebih rajin belajar sebanyak 12 siswa 33,33; siswa yang mengalami hambatan didalam mengerjakan soal tertulis yang diberikan oleh guru sebanyak 26 siswa 72,22 ; siswa yang mengalami hambatan didalam mengerjakan tes praktik yang diberikan oleh guru sebanyak sebanyak 13 siswa 36,11.

B. Implikasi