PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)
PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN
KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN
KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
(Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Agustina Ridhowati NIM. 3201409095
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Februari 2012
Penguji Utama
Ariyani Indrayati, S. Si, M. Sc NIP. 197806132005012005
Penguji I
Drs. Sunarko, M. Pd NIP. 195207181980031003
Penguji II
Drs. Tukidi, M. Pd NIP. 195403101983031002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M. Pd NIP. 19510808 1980031003
(3)
iii
PERNYATAAN
Penyusun menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi pendidikan geografi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2013
Agustina Ridhowati
(4)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : 6). 2. Mencari ilmu seperti ibadah, mengungkapkannya bagaikan bertasbih,
penelitiannya bagaikan berjihat, mengejarnya bagaikan sedekah dan memikirkannya bagaikan berpuasa (Ibnu Adz Bin Jabbal, Syufi Muslim). 3. Selalu maju untuk langkah pertama dan terus maju hingga langkah terakhir
(Agustina Ridhowati).
4. Terkadang kita sedih, kecewa dan terluka tapi itu semua hanyalah belokan bukanlah jalan buntu dan Allah tersenyum disana karena Dia sedang merajut hal terbaik untuk kita (Agustina Ridhowati).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suprihati dan
Bapak Paikun Suprawoto yang berjuang untukku dan tak hentinya memberikan kasih sayang, dukungan, arahan dan do’a untuk keberhasilanku.
2. Mas-masku dan adikku, mas Setyo Wibowo, mas
Warih Sudrajat dan adek Muhammad Haryadi yang selalu mendukungku selama ini.
3. Sahabatku, Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah,
Deni dan Kemoceng yang selalu membantu dan memberiku semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman Pendidikan Geografi 2009 yang
saling berdampingan, berjuang dan tertawa bersama.
5. Almamaterku UNNES, yang telah memberiku
banyak pengetahuan dan pengalaman hidup yang tak ternilai harganya.
(5)
v PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013).”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu baik motivasi, moral dan material kepada penyusun. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. Subagyo, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perjanjian penelitian;
3. Drs. Apik Budi Santoso, M. Si. Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini;
4. Drs. Sunarko, M. Pd. Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi ini; 5. Drs. Tukidi, M. Pd. Dosen pembimbing II sekaligus sebagai Dosen Wali yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi dan selama menuntut ilmu di bangku kuliah;
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang khususnya Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penyusun;
7. Untuk Bu Kus dan seluruh staf Jurusan Geografi yang telah banyak membantu dalam administrasi dan memberikan informasi;
(6)
vi
8. Mahasiswa Pendidikan Geografi Angkatan 2009, terimakasih atas rasa berbagi dan kerjasamanya;
9. Kedua orang tuaku tercinta dan keluargaku yang telah memberikan doa terbaiknya untukku;
10.Apresiasi khusus penulis berikan untuk Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng atas cinta dan persahabatan yang tak terlupakan.
11.Bapak Mardi Yuwono. Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini;
12.Anak-anak di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;
13.Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;
14.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan. Maka semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 23 Juni 2013
(7)
vii SARI
Ridhowati, Agustina. 2013. Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sunarko, M. Pd. Pembimbing II Drs. Tukidi, M. Pd.
Kata Kunci: Partisipasi, Pertanian Kentang, Minat Berpendidikan
Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, KabupatenWonosobo adalah sebagian kecil dari bagian besar daerah yang mengalami permasalahan pendidikan tersebut. Berhubungan dengan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng, 2) Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 16 - 18 tahun yang telah tamat SMP dan belum melanjutkan ke SMA yang berjumlah 47 anak. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena responden kurang dari 100 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, 2) Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan berapa besar pengaruhnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket dan wawancara. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif persentase yaitu untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini, analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui adakah pengaruh dari variabel (X) terhadap variabel (Y) dan uji hipotesis yang terdiri dari uji F dan uji R2.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif presentase tingkat partisipasi anak di dalam pertanian kentang adalah 70,7% dan termasuk dalam kategori tinggi. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak usia 16 - 18 tahun di Desa Dieng sangat berpartisipasi dalam kegiatan pertanian kentang, sedangkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah adalah 56,7% dan termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1) Konstanta = 40,010 (jika
(8)
viii
variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010), 2) Koefisien X = - 0,254 (jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254). Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > F tabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 atau 52,4% sehingga besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 52,4%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi anak dalam pertanian kentang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara simultan, namun pengaruh tersebut bersifat negatif karena semakin tinggi partisipasi anak dalam pertanian kentang maka semakin rendah minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
Berdasarkan simpulan penelitian maka disarankan: 1) Menurunkan tingkat partisipasi yang tinggi dengan meningkatkan peran orangtua untuk membatasi waktu anak membantu dalam bertani kentang, 2) Menaikkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang rendah salah satunya dengan mengadakan penyuluhan oleh pemerintah terhadap orangtua dan anak, yaitu penyuluhan tentang pentingnya pendidikan untuk anak dan dunia kerja di masa sekarang dan masa depan. Penyuluhan tersebut dilakukan di waktu luang anak saat membantu bertani. Sehingga diharapkan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
(9)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PENGESAHAN KELULUSAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PRAKATA ... v
SARI ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penelitian ... 7
D.Manfaat Penelitian ... 8
E.Penegasan Istilah ... 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 14
BAB II. LANDASAN TEORI A.Landasan Teori ... 17
1. Partisipasi ... 17
2. Anak ... 27
3. Pertanian Kentang ... 28
4. Minat ... 44
5. Jenjang Pendidikan Menengah ... 57
B.Penelitian Terdahulu ... 65
C.Kerangka Berfikir ... 69
(10)
x BAB III. METODE PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian ... 71
B.Populasi dan Sampel ... 71
1. Populasi ... 71
2. Sampel ... 71
C.Variabel Penelitian ... 72
1. Variabel Bebas (Independent) ... 73
2. Variabel Terikat (Dependent) ... 73
D.Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 74
1. Metode Angket ... 74
2. MetodeWawancara ... 76
E.Uji Instrumen Penelitian ... 77
1. Validitas ... 77
2. Reliabilitas ... 80
A.Metode Analisis Data ... 82
1. Deskriptif Persentase ... 82
2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ... 83
3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 85
4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 88
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 88
2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng ... 95
3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ... 107
4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ... 138
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 144
6. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 145
B.Pembahasan ... 147
BAB V. PENUTUP A.Simpulan ... 158
(11)
xi
DAFTAR PUSTAKA ... 161 LAMPIRAN ... 164
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni ... 4
1.2. Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo ... 6
3.1. Populasi Penelitian ... 71
3.2. Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang... 79
3.3. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 80
3.4. Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 81
3.5. Kriteria Deskriptif Persentase ... 82
4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng ... 90
4.2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng ... 92
4.3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Dieng ... 93
4.4. Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang ... 96
4.5. Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang ... 96
4.6. Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang ... 97
4.7. Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari ... 98
4.8. Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang ... 99
4.9. Distribusi Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 108
4.10. Distribusi Partisipasi dalam Persiapan ... 110
4.11. Distribusi Partisipasi dalam Penanaman ... 112
4.12. Distribusi Partisipasi dalam Pemeliharaan ... 114
4.13. Distribusi Partisipasi dalam Pemupukan ... 116
(13)
xiii
4.15. Distribusi Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit . 120
4.16. Distribusi Partisipasi dalam Panen ... 122
4.17. Distribusi Partisipasi dalam Pemasaran ... 124
4.18. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 126
4.19. Deskriptif Persentase Penanaman ... 127
4.20. Deskriptif Persentase Pengairan ... 128
4.21. Distribusi Variabel Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 129
4.22. Distribusi Ketertarikan ... 131
4.23. Distribusi Keinginan ... 132
4.24. Distribusi Tindakan ... 134
4. 25. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ... 136
4.26. Deskriptif Persentase Keinginan ... 137
4.27. Deskriptif Persentase Tindakan ... 138
Tabel Halaman 4.28. Hasil Uji Normalitas ... 139
4.29. Hasil Uji Homogenitas ... 142
4.30. Hasil Uji Linieritas ... 143
4.31 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 144
4.32. Hasil Uji F atau Uji Friedman ... 145
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir (Bagan pengaruh variabel X terhadap variabel
Y) ... 70
4.1. Peta Administrasi Desa Dieng ... 94
4.2. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 109
4.3. Diagram Batang Deskriptif Persentase Persiapan ... 112
4.4. Diagram Batang Deskriptif Persentase Penanaman ... 114
4.5. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemeliharaan ... 116
4.6. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemupukan ... 117
4.7. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengairan ... 119
4.8. Diagram Batang Deskriptif Persentase Perlindungan dari Hama dan Penyakit ... 122
4.9. Diagram Batang Deskriptif Persentase Panen ... 124
4.10. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemasaran ... 126
4.11. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Minat Melanjutkan ke Jenjang Menengah Atas ... 130
4.12. Diagram Batang Deskriptif Persentase Ketertarikan ... 132
4.13. Diagram Batang Deskriptif Persentase Keinginan ... 134
4.14. Diagram batang Deskriptif Persentase Tindakan ... 135
4.15. Grafik Uji Normalitas ... 140
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Responden ... 164
2. Instrumen Penelitian ... 166
3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 178
4. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 179
5. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 180
6. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 181
7. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 182
8. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah... 183
9. Klasifikasi Deskriptif Persentase dari Penskoran Instrumen Penelitian ... 184
10. Skor Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ... 188
11. Skor Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah . 190 12. Skor Indikator Persiapan ... 192
13. Skor Indikator Penanaman ... 193
14. Skor Indikator Pemeliharaan ... 194
15. Skor Indikator Pengairan ... 195
16. Skor Indikator Pemupukan... 196
17. Skor Indikator Pelindungan dari Hama dan Penyakit ... 197
18. Skor Indikator Panen ... 198
19. Skor Indikator Pemasaran ... 199
20. Skor Indikator Ketertarikan ... 200
(16)
xvi
22. Skor Indikator Tindakan ... 202 23. Gambaran Pertanian Kentang di Desa Dieng ... 203
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara, sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing-masing.
Menurut Hamalik (2005:11), pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian berarti pendidikan akan menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya untuk mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serba peradaban bangsa yang bermartabat
(18)
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting yang dapat mengarahkan kepada dua akibat. Akibat itu ialah apakah lingkungan itu akan memberikan tempat berkembangnya kemungkinan-kemungkinan jelek ataukah akan membantu menolong kepada pembentukan pribadi yang tinggi (Partowisastro, 1983:42).
Lingkungan menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan bakat dan kemampuannya, namun lingkungan juga dapat membuat adanya penyimpangan dalam pertumbuhan anak, lingkungan yang baik juga dapat berdampak negatif jika tidak disertai dengan dorongan dan bimbingan dari orangtua, keluarga dan masyarakat.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dieng Kecamatan Kejajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Desa Dieng terletak di dataran tinggi vulkanik yang mana tanahnya sangat subur untuk bercocok tanam. Kebanyakan dari mereka enggan bermigrasi, hal ini dikarenakan lahan di daerah ini sangat subur sehingga menguntungkan bagi bidang pertanian. Sebagian masyarakat memiliki mata pencaharian pada pertanian kentang dengan pola pikir yang sederhana (Setyowati dan Hardati, 2009:37). Salah satu permasalahan pendidikan adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik dari jenjang Sekolah Dasar sampai pada jenjang
(19)
Perguruan Tinggi. Faktor extern yang mempengaruhi belajar antara lain adalah pengaruh kegiatan anak dalam masyarakat. Kegiatan anak dalam masyarakat dapat menguntungkan pada perkembangan pribadinya. Tetapi jika anak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lainnya, maka belajarnya akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu (Slameto, 2010:70). Jadi pada dasarnya lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak tetapi dalam mengikuti kegiatan di dalam masyarakat harus dibatasi sesuai dengan umur, kemampuan dan intensitasnya, sehingga tidak mengganggu kegiatannya dalam belajar.
Dalam melihat tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar, penelitian ini menggunakan data Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Kecamatan Kejajar mempunyai APK dan APM jenjang SMA yang lebih rendah dibandingkan dengan APK dan APM Kabupaten Wonosobo. Sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar dalam penelitian ini dicantumkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SMA di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tabel. 1. 1.
(20)
Tabel. 1. 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo.
Daerah
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Murni (APM)
L P L+P L P L+P
Kecamatan
Kejajar 30,65 33,46 31,93 17,96 20,74 19,23
Kabupaten
Wonosobo 39,20 41,65 41,50 25,20 25,53 26,07 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) Kecamatan Kejajar pada jenjang SMA anak laki-laki memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 30,65 dan anak perempuan memiliki Angka partisipasi Kasar (APK) sebesar 33,46. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 39,20 dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk anak perempuan sebesar 41,65. Dari gambaran pada tabel 1.1 sudah jelas dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di Desa Dieng Kecamatan Kejajar masih sangat rendah dibandingkan dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo, sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo sebagai patokan atau pedoman dari standar pendidikan untuk semua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA Kecamatan Kejajar untuk anak laki-laki sebesar 17,96 dan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak perempuan sebesar 20,74. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 25,20 dan untuk anak perempuan sebesar 25,53. Demikian pula halnya dengan Angka Partisipasi Kasar (APK), dapat disimpulkan pula bahwa Angka Partisipasi Murni (APM)
(21)
di Desa Dieng Kecamatan Kejajar di bawah dari Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Wonosobo (Iskandar, 2012:17). Rendahnya APK dan APM di Kecamatan Kejajar salah satunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan jumlah sekolah. Di Kecamatan Kejajar hanya terdapat 1 SMA yaitu SMA NU Kejajar. Menghadapi hal tersebut pemerintah perlu memperhatikan lebih besar terhadap masalah pendidikan terutama mengenai input dan output fungsi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan serta keterlibatan masyarakat atau orangtua pada pendidikan anak.
Berdasarkan data kependudukan Desa Dieng Kecamatan Kejajar banyak sekali anak yang usianya setara dengan jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang putus sekolah. Berdasarkan observasi terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan besarnya angka putus sekolah di Desa Dieng antara lain adalah keinginan anak untuk menjadi TKI, menjadi pedagang souvenir, telah memiliki pekerjaan, karena kenakalan remaja, serta keinginan membantu orangtua untuk bertani. Beberapa alasan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan pendidikan anak. Pertama, keinginan untuk menjadi TKI karena tergiur dengan pendapatan yang besar dan dapat menghidupi keluarga. Kedua, anak tidak sekolah karena menjual souvenir. Mereka menjual souvenir untuk wisatawan yang datang berkunjung untuk berwisata di Dataran Tinggi Dieng. Ketiga, karena anak ingin bekerja atau sudah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan ini berupa pekerjaan ringan seperti membantu di bengkel, membantu orangtua di warung. Keempat, kenakalan remaja, yaitu keinginan anak untuk berhenti sekolah atau tidak
(22)
melanjutkan sekolah karena ingin bermain dan tidak mempunyai beban. Kelima, keinginan anak untuk membantu orangtua untuk bertani. Karena pertanian di Desa Dieng sangat menonjol, bahkan dapat dikatakan sumber penghasilan dan mata pencaharian utama penduduk Desa Dieng adalah dari bertani. Pertanian di Desa Dieng meliputi beberapa tanaman, antara lain adalah tanaman kentang, bawang daun dan kol atau kubis, sedangkan pertanian tanaman sayuran tersebut sangat membutuhkan perawatan yang intensif. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk merawatnya. Penelitian ini hanya mengkaji keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang. Pertanain kentang merupakan suatu kebiasaan dan budaya bagi penduduk Desa Dieng. Keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang meliputi membantu orangtua di dalam proses pertanian kentang, sedangkan proses partanian tersebut mencakup banyak tahap dari kegiatan penanaman sampai pada kegiatan pemasaran. Pendapatan daerah Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel. 1. 2 Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo
Daerah Tahun 2010 Tahun 2011
Kecamatan Kejajar 1.732.613.000 1.705.221.400 Kabupaten Wonosobo 2.530281.700 2.524873.600 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
Secara umum kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Kejajar tinggi tetapi justru tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar rendah, hal tersebut memperlihatkan kondisi ekonomi tidak berbanding lurus dengan kondisi pendidikannya.
(23)
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengambil judul penelitian “PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (STUDI KASUS DI DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013)”. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profil pertanian kentang di Desa Dieng?
2. Seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng?
3. Seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?
4. Adakah pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?
C. Tujuan Penelitian
Penentuan tujuan tak kalah penting dengan langkah-langkah penelitian yang digunakan karena tujuan itu akan memberikan arahan pada kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng.
2. Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng.
(24)
3. Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng.
4. Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi aktivitas akademik dalam bidang pendidikan geografi, khususnya tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya di bidang pendidikan geografi dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan partisipasi anak dalam pertanian kentang dan minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
c. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian yang relevan dimasa yang akan datang di bidang ilmu geografi.
(25)
2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku kuliah pendidikan geografi dan sebagai sumbangan untuk pendidikan nasional.
b. Bagi Orangtua
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh lingkungan sekitar terhadap pendidikan anak sehingga para orang tua dapat mengarahkan anaknya ke arah yang positif dan kegiatan yang sesuai usianya.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran maka perlu diberikan penegasan dari judul sebagai berikut:
1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang a.Partisipasi
Di dalam penelitian ini pengertian partisipasi adalah sebagai suatu keikutsertaan dan peranserta anak pada pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran. Partisipasi tersebut meliputi dari proses penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang.
(26)
Indikator dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: partisipasi dalam persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit, partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran (Herawati, 2012:95). Dalam mengukur partisipasi digunakan teknik deskriptif persentase dengan memberikan skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105).
b.Anak
Definisi anak di dalam penelitian ini adalah setiap anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum masuk SMA serta membantu dalam pertanian kentang di Desa Dieng. Seperti yang terurai dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Lebih khususnya yang dimaksud anak di dalam penelitian
(27)
ini bukan semua anak yang berumur dibawah 18 tahun tetapi dibatasi pada semua anak yang berumur 16 - 18 tahun.
c.Pertanian Kentang
Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun.
Dalam pertanian kentang meliputi banyak kegiatan. Sedangkan keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang meliputi: persiapan (pembajakan lahan, pencangkulan/penggaruan lahan, pembuatan bedengan/larikan), penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan lubang mulsa, penanaman bibit), pemeliharaan (penyulaman atau mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru, penyiangan atau pencabutan gulma, pembumbunan atau pengangkatan tanah yang longsor pada bedengan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan (pembelian pupuk, pengoplosan pupuk, pemupukan), pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan), perlindungan hama (pembelian obat anti hama,
(28)
penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).
Jenis pertanian pada penelitian ini disesuaikan dengan teori Banowati dan Sriyanto (2011:43) yang menjelaskan pertanian dibagi menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti sempit dan dalam arti luar. Pertanian di dalam penelitian ini termasuk pada pertanian dalam arti sempit karena termasuk kegiatan perlakuan terhadap lahan untuk menghasilkan produk yang diusahakan dalam skala kecil atau bersifat keluarga. Hal ini didukung pula oleh Banowati dan Sriyanto (2011:43) tentang pengertian pertanian kentang yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1) sebagai proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Dengan demikian pertanian dalam penelitian ini termasuk dalam pertanian sebagai kegiatan proses produksi.
2.Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat
Arti minat dalam penelitian ini mengandung pengertian keinginan anak yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan tersebut. Tetapi pada penelitian ini membatasi minat yaitu hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah (jenjang pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah dimiliki
(29)
anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian, konsentrasi dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. Kemudian anak akan mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
Indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: ketertarikan (interest), keinginan (desire) dan tindakan (action) (Jefkins,1994:241). Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan variabel sikap yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi minat juga dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang berwujud kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert, yang di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST).
(30)
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan sekolah lain yang sederajat sesuai dengan pengertian Jenjang Pendidikan Menengah menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 18. 3.Studi Kasus
Studi kasus adalah salahh salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Robert. K Yin, 2008:1).
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal (prawacana), bagian pokok, dan bagian akhir. Secara sistematis disajikan sebagai berikut:
(31)
1. Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang judul skripsi, sari, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Pokok Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I. Pendahuluan
Dalam bab ini berisi gambaran keseluruhan isi skripsi yaitu, pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II. Landasan Teori
Di dalam bab ini memuat teori-teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis yang dijadikan pedoman dalam pembuatan skrispsi. Berupa kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan sebagai landasan teoritis.
BAB III. Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, fokus penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan instrumen dan metode analisis data.
(32)
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Di dalam bab ini meliputi latar belakang daerah penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V. Simpulan dan Saran
Penutup memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian.
3. Bagian Akhir Skripsi
(33)
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang a. Partisipasi
Kata partisipasi diambil dari bahasa Inggris yaitu participation yang artinya mengikutsertakan pihak lain. Seseorang akan melaksanakan fungsinya di dalam suatu kelompok, dan akan berhasil jika mengikutsertakan partisipasi semua komponen yang ada dalam kelompoknya. Hetifah (2003:187) berpendapat bahwa kendati partisipasi diakui sebagai bagian yang penting dalam proses penyelenggaraan kehidupan, seringkali partisipasi ini tidak bisa dirumuskan posisi dan artinya. Partisipasi dapat mulai dari tahap menentukan mana yang akan dituju dan apa yang akan dihasilkan, yang biasanya disebut dengan tahap rumusan kebijakan dan rencana. Selanjutkan diikuti dengan partisipasi pada tahap menentukan cara untuk mencapai tujuan dan mempertaruhkan sumberdaya agar tujuan dapat tercapai. Akhirnya partisipasi sampai pada tahap mencapai kesamaan pandangan tentang bagaimana memantau dan menilai hasilnya. Dengan demikian secara umum dapat kita mengerti bahwa partisipasi dapat dilakukan mulai dari tahap perumusan kebijakan, penyusunan rencana, tahap implementasi sampai pada tahap
(34)
pemantauan dan evaluasi. Jelasnya partisipasi dapat dilakukan pada setiap tahap dalam daur tata penyelenggaraan kehidupan bersama.
Partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi diberi interpretasi yang lebih jelas yaitu ikut serta. Pengertian partisipasi menurut Ensiklopedia pendidikan adalah sebagai berikut: “Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksaan dan juga ikut memikul tanggungjawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Menurut Murbyarto dan Kartodirjo (1983:3) partisipasi adalah ketersediaan untuk membantu keberhasilannya setiap program sesuai dengan kemampuan, setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Beberapa penulis meyakini bahwa partisipasi adalah kebutuhan hak asasi manusia yang mendasar (Jochen Ropke, 2003:39). Menurut DirJen. Pembangunan Desa tahun 1981 mengartikan partisipasi ialah suatu keikutsertaan seseorang atau kelompok orang dalam suatu aktivitas tertentu. Dalam arti orang atau kelompok orang tersebut ikut merencanakan, melaksanakan dan menikmati hasil dari aktivitas itu sendiri.
Sastrodipoetra dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang
(35)
disertai kesadaran dan tanggungjawab terhadap kegiatan kepentingan kelompok untuk kepentingan bersama. Sedangkan definisi lain yang tertulis dalam BPS (1999:23) menerangkan partisipasi adalah kegiatan memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tertentu. Tokoh lain yang mendefinisikan partisipasi secara sedarhana Coben dan Joyomartono (1990:63) bahwa partisipasi sebagai keterlibatan sejumlah besar orang-orang dalam situasi atau tindakan-tindakan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial. Sedangkan pendapat Davis dalam Supardjan (2003:57) mengartikan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut serta menyumbangkan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok dan ikut bertanggungjawab atas tujuan kelompok tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah ketersediaan seseorang mengikuti suatu kegiatan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menjalankan dan mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi merupakan keterlibatan anak dalam kegiatan pertanian baik perawatan maupun pengolahan lahan pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
1) Dimensi partisipasi
Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari
(36)
sifatnya, bentuk pelaksanaan dan peran serta perorangan atau kelompok. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut oleh Hendar Kusnadi (2005:92):
a) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya. Berupa partisipasi dipaksakan dan partisipasi sukarela.
b) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya. Partisipasi dapat bersifat formal dan informal. Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Pada partisipasi informal biasanya hanya mendapat persetujuan lisan.
c) Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya. Partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. 2) Jenjang kesukarelaan atau partisipasi
Dusseldrop dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut:
a) Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh berdasarkan motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan dan keyakinannya sendiri.
b) Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar, meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi.
(37)
c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh berdasarkan tertekan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan oleh masyarakatnya.
d) Partisipasi tertekan oleh sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian atau tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilakukan.
e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta karena takut menerima hukuman dari peraturan/hukum-hukun yang sudah diberlakukan.
Dusseldorp juga membuat klasifikasi dalam 9 dasar tipe klasifikasi dari partisipasi yaitu:
a) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada derajat kesukarelaan, yang terdiri dari partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa.
b) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada cara keterlibatan, yang terdiri dari partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung.
(38)
c) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada keterlibatan terdiri dari 6 langkah yaitu: perumusan tujuan, penelitian, persiapan rencana, penerimaan rencana, pelaksanaan, penilaian.
d) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada tingkatan organisasi, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi yang terorganisasi0dan0partisipasi0yang0tidak0terorganisasi. e) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan
frekuensi kegiatan, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi intensif dan partisipasi ekstensif.
f) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan. Penggolongan partisipasi ini ada dua yaitu partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas.
g) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada pada efektifitas, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif.
h) Penggolongan partisipasi pada siapa yang terlibat.
i) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada gaya partisipasi. Penggolongan partisipasi berdasarkan gaya partisipasi ini dibedakan menjadi tiga yakni: pembangunan lokalitas, perencanaan sosial dan aksi sosial.
(39)
3) Bentuk partisipasi
Menurut Djatmika (2003:34) partisipasi seseorang dapat diperinci menjadi:
a) Seseorang berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber dayanya.
b) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keputusan. c) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keuntungan.
Sedangkan bentuk partisipasi menurut Ropke (2003:52) dengan membagi partisipasi menjadi:
a) Partisipasi dalam menggerakkan atau mengkontribusi sumberdaya.
b) Partisipasi dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi).
c) Partisiapsi anggota dalam menikmati manfaat. 4) Jenis-jenis partisipasi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang partisipasi, disini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis partisipasi menurut Keith Davis dalam Sastroputro (1989:56). Jenis-jenis partisipasi, yaitu:
a) Partisipasi berupa pikiran (psychological participation), merupakan jenis keikurtsertaan secara aktif dengan mengarahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
(40)
b) Partisipasi berupa tenaga (physical participation), adalah partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktivitas dengan maksud tertentu.
c) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and psychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi disamping mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan non-fisik secara bersama.
d) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill), merupakan bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non-formal yang menunjang keahliannya.
e) Partisipasi yang berupa barang (material participation), partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut.
f) Partisipasi yang berupa uang (money participation), partisipasi ini hanya memberikan sumbangan uang kepada kegiatan. Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut. Jadi partisipasi yang berupa uang atau barang sifatnnya tersamar, karena dalam hal ini individu atau kelompok tidak
(41)
kelihatan secara jelas beraktivitas melainkan mengikutsertakan barang atau uangnya.
5) Persyaratan terjadinya partisipasi
Berdasarkan pendapat Keith Davis dan Newstorm dalam Hayati (2001:18) bahwa ada beberapa persyaratan terjadinya partisipasi, yaitu antara lain:
a) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. b) Keuntungan lebih besar dari kerugian. c) Relevan dengan kepentingan.
d) Kemampuan.
e) Kemampuan berkomunikasi timbal balik.
f) Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak. g) Masih dalam bidang keleluasaan.
Menurut Krech dkk (1988) dalam Sugiyo (1993:5) partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain:
1) Pengetahuan atau kognitif. Berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan dan keterampilan membuat translation.
2)Kondisi situasional. Seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial dan faktor-faktor sosial.
3)Kebiasaan sosial. Seperti kebiasaan menetap.
4)Kebutuhan. Meliputi kebutuhan approach (mendekatkan diri), avoid (menjauh) dan kebutuhan individual.
(42)
5)Sikap. Meliputi pandangan, perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian.
Parisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Pengertian dari partisipasi di dalam penelitian ini bahwa partisipasi adalah sebagai suatu keikutsertaan dan peran serta anak pada suatu kegiatan yaitu pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran atau ide dalam proses pertanian kentang, dari proses penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang.
Adapun indikator partisipasi anak di dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:
1) Partisipasi dalam persiapan 2) Partisipasi dalam penanaman 3) Partisipasi dalam pemeliharaan 4) Partisipasi dalam pemupukan 5) Partisipasi dalam pengairan
6) Partisipasi dalam perlindungan dari hama/penyakit 7) Partisipasi dalam panen
(43)
Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering, selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105).
b. Anak
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menetapkan bahwa “Setiap anak berhak atas perlindungan orangtua, keluarga, masyarakat dan negara. Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, maka telah dilakukan pemerataan sekolah di seluruh pelosok negara untuk meningkatkan pendidikan anak. Serta menekankan pada hak anak atas perlindungan terhadap ketenagakerjaan”.
Selain Undang-Undang di atas, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi Ilo mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja menetapkan bahwa: “Konvensi
(44)
No. 10 Tahun 1921 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Agraria, menetapkan bahwa usia minimum untuk bekerja 14 (empat belas) tahun. Dalam penerapan Konvensi tersebut, di banyak negara masih ditemukan berbagai bentuk penyimpangan batas usia minimum untuk bekerja. Oleh karena itu ILO merasa perlu menyusun dan mengesahkan konvensi yang secara khusus mempertegas batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja yang berlaku di semua sektor yaitu 15 (lima belas) tahun”. Definisi anak di dalam penelitian ini adalah semua anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum melanjutkan ke SMA di Desa Dieng.
c. Pertanian Kentang
Pertanian itu tak lain daripada “bercocok tanam” memang demikian arti pertanian dalam percakapan sehari-hari. Arti sehari-hari tersebut sering disebut dengan nama pertanian dalam arti sempit. “Arti ilmiah dari istilah pertanian lebih luas daripada pengertian sehari-hari, meliputi bidang-bidang seperti bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit), perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pengolahan hasil bumi dan pula pemasaran hasil bumi” (Kaslan, 1991). Sedangkan menurut Setyowati dan Hardati (2009) pertanian adalah suatu jenis kegiatan yang berdasarkan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagai suatu kegiatan atau proses di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah proses produksi, usaha tani dan perusahaan
(45)
tani. Selain itu ada unsur manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari unsur-unsur pokok.
Pendapat lain tentang pengertian pertanian menurut Banowati dan Sriyanto (2011:43) pertanian secara general dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit, jenis pertanian ini disebut juga dengan pertanian rakyat. Juga bisa diartikan sebagai pengolahan tanaman dan lingkungan untuk memberikan produk. Sistem ini diusahakan dalam skala kecil dan perlakuannya bersifat keluarga. Produk utama yang dihasilkan adalah tanaman pokok yang dikonsumsi sehari-hari seperti beras, palawija dan tanaman hortikultura. Pertanian ini diusahakan di sawah, ladang dan pekarangan. Tujuan usaha ini adalah untuk konsumsi sendiri. Dari segi ekonomi, pertanian rakyat merupakan tanaman subsisten, sedangkan pertanian dalam arti luas yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam untuk menghasilkan produk dengan campur tangan manusia. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit (bercocok tanam), perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan secara ekonomis pertanian dibagi menjadi dua, yaitu pertanian rakyat terutama bersifat subsisten (tidak untuk komersial) dan pertanian yang bersifat komersial (tujuan untuk pasar). Pertanian merupakan suatu aktivitas manusia yang disengaja, langkah yang perlu dilakukan sehubungan
(46)
dengan behavior environment atau pemberdayaan masyarakat antara lain melalui revitalisasi sektor pertanian dengan menggunakan lahan sesuai daya dukungnya. Jika kegiatan pertanian dalam arti luas dilakukan sesuai dengan kemampuan lahannya maka akan membuka lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan jumlah pengangguran, menghasilkan panen yang optimal, meningkatkan pendapatan petani dan anggota masyarakat lainnya, serta diharapkan dapat mengurangi bencana alam akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau potensi fisiknya. Secara ringkas pengertian pertanian adalah sebagai berikut: 1) proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumberdaya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman pertanian.
Kentang adalah tanaman dari keluarga Solanaceae yang memiliki akar umbi yang dapat dimakan. Kata kentang juga biasa digunakan untuk menyebut akar ini. Kentang adalah salah satu makanan pokok di Eropa walaupun awalnya berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kentang pertama kali dikembangkan di Eropa pada abad XVI. Kentang merupakan tanaman dikotil yang berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas tanah, dan jenis warnanya beragam yaitu berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Warna batang dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan
(47)
lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, tanaman yang sudah tua warnanya akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa sampai berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh (Herawati, 2012:90).
Jenis kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali produksi, setelah itu mati. Untuk umur tanaman kentang antara 90 - 180 hari. Dalam dunia tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Devisi : Spermatophyta 2) Subdivisi : Angiospermae 3) Kelas : Dicotiledonea 4) Family : Solanaceae
5) Genus : Solanum
6) Species : Solanum tuberosum
Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning yaitu varietas granola, atlantis, cipanas dan segunung (Herawati, 2012:91). Sedangkan jenis tanaman kentang di Desa Dieng didominasi oleh jenis granola.
1) Lahan pertanian kentang
Menurut Johara (1999) dalam Setyowati dan Hardati (2009:34) ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan
(48)
lapisan biosfera, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Ruang dapat berubah karena proses alam atau tindakan manusia. Ruang identik dengan lahan yang merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi ataupun sosial. Tanah (land) memiliki arti yang sangat penting bagi manusia karena merupakan tempat dimana manusia melakukan segala aktivitas, dapat digunakan sebagai tempat tinggal (bermukim), berusaha (menopang kebutuhan hidup) dan juga berfungsi tempat interaksi antar manusia (interaksi soial). Seperti dikemukakan oleh Marsil (1974) bahwa ruang akan digunakan oleh manusia untuk menempatkan lokasi aktivitas secara efisien. Pernyataan Marsil tersebut berimplikasi pada tiga prinsip pemanfaatan ruang oleh manusia seperti:
a) Memaksimalkan nilai guna dan produktivitas suatu ruang atau tempat dengan usaha yang minimal.
b) Memaksimalkan interksi spasial dengan usaha atau biaya yang minimal.
c) Menciptakan aktivitas-aktivitas ekonomi sedekat mungkin satu dengan lain tergantung pada sumber daya dan kekuatan hubungan tersebut.
Tidak semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian kentang. Menurut Herawati (2012:93) ada beberapa syarat tumbuh untuk pertanian kentang, yaitu:
(49)
a) Iklim
(1)Daerah curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang.
(2)Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosistesis adalah sekitar 9 - 10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi.
(3)Suhu optimal adalah 18 - 20o C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari 30o C.
(4)Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80 - 90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b) Media tanam
(1)Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanam kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, drainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah.
(50)
(2)Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan.
(3)Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi yaitu antara 5,0 - 7,0 tergantung pada varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH dibawah 7,0.
c) Ketinggian tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah pada dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan kemiringan antara 1.000 - 3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1.000 - 3.000 m dpl. Beberapa varietas dapat ditaman di dataran menengah (300 - 700 m dpl).
Sedangkan keadaan di lapangan penelitian ditemukan kondisi fisik lahan pertanian kentang di Desa Dieng meliputi:
(1) Pola pertanian kentang di Desa Dieng
Pola pertanian kentang di Desa Dieng adalah pertanian lahan kering. Lahan kering/ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengelolaan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya
(51)
terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan pada umunya tanaman pangan, seperti padi, jagung atau umbi-umbian (Banowati dan Sriyanto, 2011:41). Luas lahan pertania di Desa dieng seluas 62,51 hektar. Di tahun 2012 jumlah produksi kentang sebanyak 10.771,17 kw. Sehingga produktivitas pertahunnya sebanyak 172,30 kw/ha.
(2) Kondisi tanah pertanian kentang di Desa Dieng
Berdasarkan Peta Tanah Skala 1: 50.000 kondisi tanah di Dieng tidak bervariasi, jenis tanah yang berkembang adalah tanah alluvial, regosol, andosol dan sedikit organosol ekotraf. Berdasarkan sampel analisis Bappeda, struktur tanah granuler, permeabilitas sedang, pH 5,6, kadar bahan organik (BO) 2,3%, kandungan pasir kasar sebesar 5,1%, kandungan pasir halus dan debu sebesar 68%. Tekstur pada umumnya sandy loam pada lapisan atas dan loam sandy clay pada lapisan bawah. Secara umum identifikasi jenis tanah di kawasan Dieng terdiri dari tanah regosol berkembang dari batuan lepas-lepas merupakan tanah yang masih muda karena belum mengalami proses pelapukan lanjut. Jenis tanah regosol potensial kesuburan tanah cukup tinggi namun kesuburan aktual rendah karena tingginya proses pelindihan tanah. Kondisi tanah telah banyak
(52)
mendapat campur tangan manusia, karena penduduknya memanfaatkan lahan untuk pertanian kentang secara intensif. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk kimia sangat dominan. Lahan pertanian terdapat pada kemiringan 15 - 40% (Setyowati dan Hardati, 2009:29).
(3) Iklim di Desa Dieng
Dieng merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 1.500 - 2.000 m dpl, dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.500 mm/tahun, curah hujan bulan terbasah pada bulan Januari dan bulan terkering pada bulan Agustus. Puncak hujan pada akhir bulan Desember sampai bulan Januari. Menurut klasifikasi Schmidt - Ferguson iklim Dieng tergolong tipe A, yaitu iklim basah. Temperatur udara rerata berkisar antara 19,3oC - 20,6oC. Kelembaban udara rata-rata sekitar 86,6%, kelembaban udara minimum 53% dan kelembaban udara maksimum 100%. Sistem pengairan untuk pertanian menggunakan pipa-pipa kecil (Setyowati dan Hardati, 2009:32).
(4) Jangka waktu panen pertanian kentang
Jangka waktu yang dibutuhkan pertanian kentang untuk sekali panen adalah 3 bulan.
Beberapa alasan penduduk Dieng melakukan usaha tanaman kentang dikemukakan sebagai berikut:
(53)
(1)Tanaman kentang paling ekonomis dan menguntungkan karena dalam satu tahun bisa tiga kali panen, walaupun biaya produksi mahal tetapi petani masih memperoleh keuntungan yang lebih.
(2)Tanaman kentang tidak mengenal musim, kapanpun bisa ditanam asalkan disiram.
(3)Kentang tidak mudah busuk, bisa tahan selama dua bulan setelah dipanen (dengan angka susut sebesar 5% saja).
(4)Pemasaran sangat mudah, petani tidak perlu memasarkan karena pembeli datang sendiri.
(5)Tanaman kentang merupakan tradisi turun temurun sehingga budaya menanam kentang terus berjalan (Setyowati dan Hardati, 2009:40).
Herawati (2012:104) menjelaskan standar produksi kentang meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian contoh, syarat penandaan dan pengemasan. Kentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan segar, sesuai dengan SNI. Klasifikasi dan standar mutu tanaman kentang, ialah sebagai berikut:
Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam: (1) Kecil : < 50 gram
(54)
(3) Besar : 101 - 300 gram (4) Sangat besar : > 301 gram
Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II:
(1)Kesegaran warna dan bentuk; mutu I = seragam, mutu II = seragam
(2)Keseragaman ukuran; mutu I = seragam, mutu II = seragam (3)Kerataan permukaan kentang; mutu I = rata, mutu II = tidak
disyaratkan
(4)Kadar kotor (bobot/bobot); mutu I = maksimum 2,5%, mutu II = maksimum 2,5%
(5)Kentang cacat (bobot/bobot); mutu I = maksimum 5%, mutu II = maksimum 10%
(6)Ketuaan kentang; mutu I = tua, mutu II = cukup tua
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan lahan untuk pertanian kentang sangat diperhitungkan. Karena tidak pada semua tempat dan kondisi alam dapat menunjang pertanian kentang yang baik. Ada beberapa faktor alam yang harus diperhatikan untuk memperoleh kentang yang baik dan bermutu serta di atas standar produksi. Dilihat dari kondisi tanah, iklim, curah hujan, ketinggian tempat, suhu, drainase lahan pertanian kentang di Desa Dieng telah memenuhi syarat dan cocok untuk budidaya kentang.
(55)
2) Proses/kegiatan dalam pertanian kentang
Menurut Banowati dan Sriyanto (2011:47) untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka petani perlu menempuh langkah-langkah dalam pemeliharaan tanaman yang meliputi: a) Mempersiapkan lahan
b) Menyiapkan bitit/benih c) Pengelolaan tanah d) Penanaman e) Pemupukan
f) Penyiangan tanaman pengganggu g) Pengaturan air
h) Pemberantasan hama/penyakit i) Perlakuan setelah panen
Sedangkan menurut Herawati (2012:95) tentang pedoman teknis budidaya kentang meliputi:
a)Pengolahan media tanam
Lahan dibajak sedalam 30 - 40 cm sampai gembur supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Bedengan merupakan gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Bedengan tersebut dipisahkan dengan saluran drainase yang berguna untuk aliran air agar kelembaban
(56)
tanah tetap terjaga. Pada lahan datar sebaiknya dibuat bedengan memanjang dari barat - timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedangkan pada ladang berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kemiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanam), tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
b)Teknik penanaman
Pemupukan dasar organik yaitu berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih semingu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik berupa TSP-36=400 kg/ha.
c)Cara penanaman (1)Penyediaan bibit
(2)Pengaturan jarak tanam dan waktu tanam, jarak tanam kentang tergantung pada jenis varietasnya. Waktu yang tepat adalah di akhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air, maka kentang dapat ditanam di musim kemarau. Sebaiknya tidak
(57)
menanam kentang pada musin hujan, dan penanaman yang baik jika dilakukan di pagi/sore hari.
(3)Pembuatan lubang tanam dan mulsa, lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8 - 10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10 - 40 hari. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
d) Pemeliharaan (1)Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan diganti dengan tanaman baru.
(2)Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 23 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
(58)
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
(3)Pemangkasan bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
e) Pemupukan
Pemupukan tanaman kentang dengan menggunakan tiga jenis pupuk, yaitu:
(1)Pupuk kandang (2)Pupuk anorganik (3)Pupuk cair f) Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untu tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/ember atau dengan mengairi selokan sampai areal tanaman lembab (sekitar 15 - 20 menit).
(59)
g) Hama dan penyakit
Antisipasi terhadap hama dan penyakit tanaman kentang karena terdapat banyak sekali jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kentang.
h) Panen dan pasca panen
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit serta batang tanaman telah berwarna kekuning-kuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan dagung umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
Berdasarkan proses kegatan pertanian kentang di atas, terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan dari kegiatan persiapan lahan pertanian hingga pada kegiatan pemasaran. Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Dimana tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun.
Dalam pertanian kentang meliputi banyak kegiatan. Sedangkan keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut
(60)
berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang meliputi: persiapan (pembajakan lahan, pencangkulan/penggaruan lahan, pembuatan bedengan/larikan), penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan lubang mulsa, penanaman bibit), pemeliharaan (penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan (pembelian pupuk, pengopolosan pupuk, pemupukan), pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan), perlindungan hama (pembelian obat anti hama, penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).
2. Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Pendapat lain menurut Sardiman (2011:76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh
(61)
karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Sedangkan menurut Suryo Subroto (1988:109), berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek. Minat dapat muncul dengan sendirinya dan ada yang muncul karena dibangkitkan dengan usaha atau sengaja.
Definisi minat secara sederhana menurut Hilgard ialah: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”, yang berarti bahwa minat diartikan sebagai perhatian dan kenikmatan dalam beraktivitas atau melakukan suatu hal. Begitu pula dengan Slameto (2010:180) yang mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Daryanto (2010:38) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang di perhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian, karena perhatian bersifat sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan rasa senang.
Pendapat lain yang lebih sederhana menurut Crow & crow dalam Djaali (2008:121) mengatakan bahwa minat berhubungan
(62)
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu sendiri. Crow & crow (1976:150) menyatakan bahwa minat digunakan untuk menyatakan semangat atau motivasi yang menyebabkan seorang individu memberikan perhatian pada seseorang, benda atau aktivitas.
Secara sederhana minat atau (interest) berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menutut Reber (1988) dalam Syah (2009:45) minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Sedangkan W.S. Winkel (1984:38) berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu serta merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Tokoh lain yang mengartikan minat Fryer. D dalam Nurkancana (1986:229) mengemukakan bahwa minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Minat adalah kecenderungan yang berarah pada objek atau pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik dan memuaskan dirinya (Wibowo, 1988:19). Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap sesuatu (Ginting, 2003:98).
(63)
Sutikno, M (2004:81) juga mempunyai padangan mengenai minat, beliau mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan. Dalam pengertian lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang yang akhirnya memperoleh kepuasan.
Mappiare (1982:62) mengemukakan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Dalam masa remaja, minat dan cita-cita berkembang dan hal itu bersifat pemilihan dan berarah tujuan. Pilihan remaja pada suatu minat tertentu atau cita-cita tertentu dalam suatu jangka waktu, maka perasaan dan pemikiran mereka tertuju atau terarah pada objek yang dimaksud. Sehingga hal-hal lain yang bukan objek minat dan cita-cita mereka itu, diabaikannya. Mighwar (2006:101) menjelaskan bahwa sepanjang masa remaja, minatnya yang dibawa dari masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang. Hal ini karena remaja memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan waktu yang dimilikinya untuk dirinya sendiripun berkurang sehingga harus membatasi minatnya terutama dibidang hiburan.
(64)
Dari beberapa pengertian di atas minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap suatu aktivitas yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik sehingga orang senang berkecimpung dalam bidang itu, dan dapat menumbuhkan prestasi gemilang. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Apabila sesuatu tersebut menguntungkan, maka orang akan cenderung berminat. Kemudian mendatangkan kepuasan dan sebaliknya. Minat lebih tetap karena memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang.
1) Jenis-jenis minat
Beberapa jenis minat menurut Salfram dalam Slameto (2010:181) ada tiga cara yang digunakan dalam mengungkapkan minat, yaitu :
a) Minat yang diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.
b) Minat yang diwujudkan (manifest interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan dengan kata-kata tetapi tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu.
c) Minat yang diinventariskan (inventoried interest), seseorang memiliki minat-minat dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan atau urutannya.
(65)
Sedangkan menurut Sukardi (1986:105) jenis-jenis minat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Minat bawaan yaitu minat yang muncul berdasarkan bakat yang ada tidak dipengaruhi faktor-fator lain baik lingkungan atau biaya.
b) Minat karena pengaruh luar yaitu minat yang telah mengalami perubahan, minat ini ada karena pengaruh teman atau orang lain.
Menurut Mappiare (1982:63) Bentuk-bentuk minat yang dipunyai remaja yang penting dan menonjol dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
a) Minat pribadi dan sosial, merupakan kelompok minat yang paling kuat dimiliki oleh banyak remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja menyadari bahwa penerimaan sosial (terutama peer-groupnya) sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang dinampakkan oleh remaja itu pada sekitarnya.
b) Minat terhadap rekreasi, pada masa remaja awal umumnya sangat kuat. Namun bagi beberapa remaja, karena adanya keterbatasan dari segi waktu, tugas rumah, sekolah sehingga mereka sangat selektif. Mereka memilih apa yang sangat disenangi dan merupakan hobby.
(66)
c) Minat terhadap agama, mulai dialami oleh remaja awal. Mereka mulai memikirkan secara serius soal-soal agama yang dimulai sejak periode pertama masa remaja awal.
d) Minat terhadap sekolah dan jabatan, remaja awal banyak dipengaruhi oleh orangtua dan minat kelompoknya. Jika orangtua dan kelompoknya work-oriented maka seringkali remaja meminati sekolah mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orangtua atau kelompoknya college-oriented maka remaja terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya keperguruan tinggi, menuju cita-cita jabatannya.
Sedangkan menurut Mighwar (1997:72) menbedakan minat menjadi beberapa golongan, yaitu:
a) Minat rekreasi, yaitu kegiatan permainan yang biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya diubah dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang.
b) Minat sosial, yaitu adanya minat remaja yang bersifat sosial tergantung pada kesempatan yang diperolehnya untuk mengembangkan minat tersebut.
c) Minat pribadi, yaitu mereka menyadari bahwa dukungan sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan kesadaran bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasar benda-benda
(1)
PERHITUNGAN
No
X
Y
X-Y
X^2
Y^2
XY
Y'
1
60
22
7,695538737
3600
484
1320
24,77408
2
57
24
2,358962398
3249
576
1368
25,53589
3
55
26
0,001915235
3025
676
1430
26,04376
4
58
23
5,207320461
3364
529
1334
25,28196
5
43
31
3,644298612
1849
961
1333
29,091
6
59
24
1,056823895
3481
576
1416
25,02802
7
30
30
5,722445607
900
900
900
32,39216
8
36
38
50,85761647
1296
1444
1368
30,86855
9
57
20
30,64609361
3249
400
1140
25,53589
10
68
22
0,551447948
4624
484
1496
22,7426
11
59
25
0,000785087
3481
625
1475
25,02802
12
56
24
3,203482125
3136
576
1344
25,78983
13
65
20
12,28084326
4225
400
1300
23,5044
14
72
28
39,35239314
5184
784
2016
21,72685
15
58
24
1,643409655
3364
576
1392
25,28196
16
23
33
1,368234039
529
1089
759
34,16972
17
49
32
19,64812544
2401
1024
1568
27,56738
18
48
31
10,10403583
2304
961
1488
27,82132
19
55
24
4,176968834
3025
576
1320
26,04376
20
59
29
15,77662986
3481
841
1711
25,02802
21
50
24
10,97890713
2500
576
1200
27,31344
22
68
24
1,581066295
4624
576
1632
22,7426
(2)
24
42
34
21,6696638
1764
1156
1428
29,34493
25
44
30
1,352430866
1936
900
1320
28,83706
26
66
23
0,062733924
4356
529
1518
23,25047
27
64
24
0,058399841
4096
576
1536
23,75834
28
64
23
0,575078659
4096
529
1472
23,75834
29
65
23
0,2544228
4225
529
1495
23,5044
30
59
23
4,112862703
3481
529
1357
25,02802
31
65
22
2,26322962
4225
484
1430
23,5044
32
66
25
3,060864279
4356
625
1650
23,25047
33
57
24
2,358962398
3249
576
1368
25,53589
34
67
23
1,20311E-05
4489
529
1541
22,99653
35
68
23
0,066257121
4624
529
1564
22,7426
36
66
22
1,563668746
4356
484
1452
23,25047
37
74
24
7,734075469
5476
576
1776
21,21898
38
61
23
2,310848136
3721
529
1403
24,52015
39
64
23
0,575078659
4096
529
1472
23,75834
40
61
21
12,39143776
3721
441
1281
24,52015
41
63
23
1,024701502
3969
529
1449
24,01228
42
64
25
1,541721023
4096
625
1600
23,75834
43
71
20
3,923518789
5041
400
1420
21,98079
44
75
24
9,210961439
5625
576
1800
20,96504
45
63
21
9,073803134
3969
441
1323
24,01228
46
78
24
14,41542125
6084
576
1872
20,20324
47
74
23
3,172034308
5476
529
1702
21,21898
(3)
Daftar Analisis untuk Uji F pada Regresi Linier Sederhana
Sumber
Variansi
dk
JK
KT
F
Regresi (A)
1
∑
∑
S
S
Regresi (a/b)
1
a
│
b
JK a
│
b
Residu n
-
2
∑
Total n
JK T
Σ
Y
JK a
Σ
N
Y
JK a/b b
Σ
XY
Σ
X
Σ
Y
JK S JK T
JK a
JK a/b
JK E
Σ Σ
Y
²
Σ
Y
²
JK S JK S
JK E
Sumber dk JK KT F
r
xy= - 0,731281
r
2= 0,5347721
(4)
Variasi reGRESI
(A) 1 29225,191 29225,19149
51,727
Regresi
(b/a) 1 380,12058 380,1205789
Residu 45 330,68793 7,348620706
4,038393
50 - -
Dari tabel diperoleh F = 25,683. Dari daftar distribusi F didapat F0,05(1:24) = 4,038 Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel (4,038) atau P > 0,05.
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel (4,038) atau P < 0,05.
Ftabel = F(k;n-k-1)
F(0,05:1 ; 24) = 4,26
Jadi Fhitung = 32,19513 > Ftabel=4,26
(5)
(6)