Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara, sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing-masing. Menurut Hamalik 2005:11, pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian berarti pendidikan akan menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya untuk mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serba peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting yang dapat mengarahkan kepada dua akibat. Akibat itu ialah apakah lingkungan itu akan memberikan tempat berkembangnya kemungkinan-kemungkinan jelek ataukah akan membantu menolong kepada pembentukan pribadi yang tinggi Partowisastro, 1983:42. Lingkungan menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan bakat dan kemampuannya, namun lingkungan juga dapat membuat adanya penyimpangan dalam pertumbuhan anak, lingkungan yang baik juga dapat berdampak negatif jika tidak disertai dengan dorongan dan bimbingan dari orangtua, keluarga dan masyarakat. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dieng Kecamatan Kejajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Desa Dieng terletak di dataran tinggi vulkanik yang mana tanahnya sangat subur untuk bercocok tanam. Kebanyakan dari mereka enggan bermigrasi, hal ini dikarenakan lahan di daerah ini sangat subur sehingga menguntungkan bagi bidang pertanian. Sebagian masyarakat memiliki mata pencaharian pada pertanian kentang dengan pola pikir yang sederhana Setyowati dan Hardati, 2009:37. Salah satu permasalahan pendidikan adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik dari jenjang Sekolah Dasar sampai pada jenjang Perguruan Tinggi. Faktor extern yang mempengaruhi belajar antara lain adalah pengaruh kegiatan anak dalam masyarakat. Kegiatan anak dalam masyarakat dapat menguntungkan pada perkembangan pribadinya. Tetapi jika anak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lainnya, maka belajarnya akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu Slameto, 2010:70. Jadi pada dasarnya lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak tetapi dalam mengikuti kegiatan di dalam masyarakat harus dibatasi sesuai dengan umur, kemampuan dan intensitasnya, sehingga tidak mengganggu kegiatannya dalam belajar. Dalam melihat tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar, penelitian ini menggunakan data Angka Partisipasi Kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM. Angka Partisipasi Kasar APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka Partisipasi Kasar APK merupakan indikator untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni APM menunjukkan partisipasi penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Kecamatan Kejajar mempunyai APK dan APM jenjang SMA yang lebih rendah dibandingkan dengan APK dan APM Kabupaten Wonosobo. Sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar dalam penelitian ini dicantumkan data Angka Partisipasi Kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM pada jenjang SMA di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tabel. 1. 1. Tabel. 1. 1 Angka Partisipasi Kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo. Daerah Angka Partisipasi Kasar APK Angka Partisipasi Murni APM L P L+P L P L+P Kecamatan Kejajar 30,65 33,46 31,93 17,96 20,74 19,23 Kabupaten Wonosobo 39,20 41,65 41,50 25,20 25,53 26,07 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar APK Kecamatan Kejajar pada jenjang SMA anak laki-laki memiliki Angka Partisipasi Kasar APK sebesar 30,65 dan anak perempuan memiliki Angka partisipasi Kasar APK sebesar 33,46. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar APK di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 39,20 dan Angka Partisipasi Kasar APK untuk anak perempuan sebesar 41,65. Dari gambaran pada tabel 1.1 sudah jelas dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi Kasar APK di Desa Dieng Kecamatan Kejajar masih sangat rendah dibandingkan dengan Angka Partisipasi Kasar APK Kabupaten Wonosobo, sedangkan Angka Partisipasi Kasar APK Kabupaten Wonosobo sebagai patokan atau pedoman dari standar pendidikan untuk semua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo. Angka Partisipasi Murni APM SMA Kecamatan Kejajar untuk anak laki-laki sebesar 17,96 dan Angka Partisipasi Murni APM untuk anak perempuan sebesar 20,74. Sedangkan Angka Partisipasi Murni APM di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 25,20 dan untuk anak perempuan sebesar 25,53. Demikian pula halnya dengan Angka Partisipasi Kasar APK, dapat disimpulkan pula bahwa Angka Partisipasi Murni APM di Desa Dieng Kecamatan Kejajar di bawah dari Angka Partisipasi Murni APM Kabupaten Wonosobo Iskandar, 2012:17. Rendahnya APK dan APM di Kecamatan Kejajar salah satunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan jumlah sekolah. Di Kecamatan Kejajar hanya terdapat 1 SMA yaitu SMA NU Kejajar. Menghadapi hal tersebut pemerintah perlu memperhatikan lebih besar terhadap masalah pendidikan terutama mengenai input dan output fungsi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan serta keterlibatan masyarakat atau orangtua pada pendidikan anak. Berdasarkan data kependudukan Desa Dieng Kecamatan Kejajar banyak sekali anak yang usianya setara dengan jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang putus sekolah. Berdasarkan observasi terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan besarnya angka putus sekolah di Desa Dieng antara lain adalah keinginan anak untuk menjadi TKI, menjadi pedagang souvenir, telah memiliki pekerjaan, karena kenakalan remaja, serta keinginan membantu orangtua untuk bertani. Beberapa alasan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan pendidikan anak. Pertama, keinginan untuk menjadi TKI karena tergiur dengan pendapatan yang besar dan dapat menghidupi keluarga. Kedua, anak tidak sekolah karena menjual souvenir. Mereka menjual souvenir untuk wisatawan yang datang berkunjung untuk berwisata di Dataran Tinggi Dieng. Ketiga, karena anak ingin bekerja atau sudah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan ini berupa pekerjaan ringan seperti membantu di bengkel, membantu orangtua di warung. Keempat, kenakalan remaja, yaitu keinginan anak untuk berhenti sekolah atau tidak melanjutkan sekolah karena ingin bermain dan tidak mempunyai beban. Kelima, keinginan anak untuk membantu orangtua untuk bertani. Karena pertanian di Desa Dieng sangat menonjol, bahkan dapat dikatakan sumber penghasilan dan mata pencaharian utama penduduk Desa Dieng adalah dari bertani. Pertanian di Desa Dieng meliputi beberapa tanaman, antara lain adalah tanaman kentang, bawang daun dan kol atau kubis, sedangkan pertanian tanaman sayuran tersebut sangat membutuhkan perawatan yang intensif. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk merawatnya. Penelitian ini hanya mengkaji keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang. Pertanain kentang merupakan suatu kebiasaan dan budaya bagi penduduk Desa Dieng. Keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang meliputi membantu orangtua di dalam proses pertanian kentang, sedangkan proses partanian tersebut mencakup banyak tahap dari kegiatan penanaman sampai pada kegiatan pemasaran. Pendapatan daerah Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel. 1. 2 Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo Daerah Tahun 2010 Tahun 2011 Kecamatan Kejajar 1.732.613.000 1.705.221.400 Kabupaten Wonosobo 2.530281.700 2.524873.600 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Secara umum kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Kejajar tinggi tetapi justru tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar rendah, hal tersebut memperlihatkan kondisi ekonomi tidak berbanding lurus dengan kondisi pendidikannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengambil judul penelitian “PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH STUDI KASUS DI DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah profil pertanian kentang di Desa Dieng? 2. Seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng? 3. Seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng? 4. Adakah pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?

C. Tujuan Penelitian