Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dideskripsikan tentang aspek yang berkaitan dengan kondisi di lapangan terkait hasil penelitian yang meliputi kondisi umum, hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian Kondisi umum di daerah penelitian ini dideskripsikan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan dan objek yang berhubungan dengan masalah penelitian. a. Kondisi Fisik Daerah Penelitian 1 Letak Astronomi Wilayah penelitian adalah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Letak Astronomis Desa Dieng terletak pada posisi 7 o 09’ 36,41” - 7 o 31’ 28,99” LS dan 109 o 29’ - 109 o 56’ 1,45” BT. 2 Letak AdministratifLetak Geografis Desa Dieng terletak sekitar 119 km arah barat daya Kota Semarang, 107 km arah barat laut Kota Yogyakarta, 93 km arah utara Kota Purwokerto, 26 km arah utara Kota Wonosobo, 46 km arah timur laut Kota Banjarnegara dan 480 km arah timur Kota Jakarta. Secara administratif batas wilayah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Desa Sigagah, Kabupaten Batang : Desa Sikunang, Kabupaten Wonosobo : Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara : Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo Untuk lebih jelasnya batas wilayah Desa Dieng dapat dilihat pada gambar. 4. 1 yaitu Peta Administrasi Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. 3 Kondisi Fisik Landskap alam berupa kompleks pegunungan vulkan meliputi kawasan seluas 255 km 2 . Pada tengah-tengah kompleks gunung api terdapat suatu daratan tinggi yang luas dan berkembang dinamakan Dieng Plateau. Desa Dieng berada pada Plateau tersebut. Desa Dieng terletak pada ketinggian 6000 kaki atau 2.093 m dpl. Suhu udara pada kawasan Dieng termasuk kategori sejuk hingga dingin. Temperatur berkisar 15 - 20 o C pada siang hari dan pada malam hari mencapai 10 o C, bahkan suhu udara dapat mencapai 0 o C sampai suhu minus di pagi hari. Luas daerah Desa Dieng 282 Ha, mempunyai 8 RT, 2 RW dan 2 dusun. Dusunnya meliputi Dusun Dieng dan Dusun Kali Lembu. Topografi Desa Dieng curam dengan tanah yang berundak-undak. Desa Dieng, mempunyai 1 sungai yaitu sungai serayu yang mengalir ke arah barat dan 2 telaga yaitu telaga pengilon dan telaga warna. b. Kependudukan Desa Dieng hingga tahun 2011 memiliki jumlah penduduk sebanyak 2061 jiwa, dari kelompok umur 0 - 4 tahun hingga diatas 65 tahun. Kepadatan peduduk di Desa Dieng sebesar 731 jiwakm 2 . Sex ratio sebanyak 0,98, yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 laki-laki. Hal ini mengartikan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Komposisi penduduk dapat dilihat dengan rincian pada tabel. 4. 1. Tabel. 4. 1 Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng Kecamatan Kejajar No Umur Jenis Kelamin Jumlah Persen L P 1 0 – 4 87 97 184 8,9 2 5 – 9 100 3 193 9,3 3 10 – 14 93 82 175 8,4 4 15 – 19 51 45 96 4,6 5 20 – 24 63 74 137 6,6 6 25 – 29 92 115 207 10 7 30 – 34 104 96 200 9,7 8 35 – 39 83 95 178 8,6 9 40 – 44 91 84 175 8,4 10 45 – 49 62 73 135 6,5 11 50 – 54 65 59 124 6 12 55 – 59 50 25 75 3,6 13 60 – 64 19 35 54 2,6 14 65 61 67 128 6,2 Jumlah 1021 1040 2061 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012 Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada jumlah penduduk usia tua. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada usia 25 - 29 tahun yaitu sebanyak 207 jiwa atau sebesar 10 dari jumlah penduduk secara keseluruhan, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada usia 60 - 64 tahun yaitu sebanyak 54 jiwa atau sebesar 2,6 dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Angka ketergantungan di Desa Dieng sebesar 42,72, termasuk dalam kategori rendah. Angka ketergantungan penduduk diperoleh dari membagi jumlah penduduk yang produktif usia 15 - 64 tahun dengan jumlah penduduk yang tidak produktif usia 0 - 14 tahun dan 65 tahun di kalikan 100. c. Perekonomian Perekonomian tidak lepas dari adanya pekerjaan yang mendukungnya. Penduduk Desa Dieng merupakan penduduk dengan mayoritas petani buruh dan petani sendiri baik mengolah kentang, kubiskol atau bawang daun. Sebagian besar penduduk mengolah lahan pertanian karena pertanian di Desa Dieng berkembang pesat karena ditunjang dari keadaan geografis dan kondisi alamnya. Data mata pencaharian penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel. 4. 2. Tabel. 4. 2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Kecamatan Kejajar No Mata Pencaharian Jumlah Persen 1 Petani Sendiri 839 70 2 BuruhTani 109 9 3 Penggalian 9 0,7 4 Industri 12 1 5 Bangunan 49 4,1 6 Perdagangan 115 9,5 7 Transportasi 31 2,5 8 PNS 25 3 9 TNI 1 0,08 10 Polisi 1 0,08 11 Dokter Umum 1 0,08 12 PerawatMantri 1 0,08 13 Bidan 1 0,08 14 Dukun Bayi 1 0,08 Jumlah 1195 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012 Berdasarkan data BPS dapat diketahui jumlah penduduk terbanyak adalah pada mata pencaharian petani yaitu sebanyak 839 jiwa atau sebesar 70 dari dari jumlah keseluruhan penduduk yang mempunyai mata pencaharian. Petani tersebut meliputi petani pemilik lahan, petani dengan lahan sewaan ataupun petani buruh. Jumlah penduduk terendah terdapat pada mata pencaharian penggalian yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 0,7 dari jumlah keseluruhan penduduk yang mempunyai mata pencaharian. d. Pendidikan Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tahun 2011 pendidikan dari penduduknya hanya sampai ke jenjang Sekolah Dasar yang tersebar di Desa Dieng. Adapun data penduduk menurut tingkat pendidikan dari jenjang lulusnya dapat dilihat pada tabel. 4. 3. Tabel. 4. 3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No Jenjang Jumlah Persen 1 TK 96 5,5 2 SD 931 53,5 3 SMP 228 13,4 4 SMA 151 8,6 5 Belum Tamat SD 210 12 6 Tak pernah sekolah 122 7 Jumlah 1738 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka tahun 2012 Berdasarkan data dari BPS di atas penduduk yang tamat TK sebanyak 5,5 , penduduk yang tamat SD sebanyak 53,5, penduduk yang tamat SMP sebanyak 13,4, penduduk yang tamat SMA sebanyak 8,6, penduduk yang belum tamat SD sebanyak 12, dan penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 7. Dapat diketahui bahwa penduduk yang tamat SD itu sangat banyak jumlahnya dibandingkan dengan penduduk yang menamatkan jenjang lainnya. Gambar. 4. 1. Peta Administrasi Desa Dieng 2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng Luas lahan desa Dieng yaitu 282,00 Ha, sedangkan luas dari lahan pertanian kentang di Desa Dieng yaitu 62,51 Ha. Kentang merupakan sumber karbohidrat, sehingga menjadi salah satu komoditi penting. Penduduk di Desa Dieng lebih memilih menanam kentang dikarenakan harga kentang relatif stabil, potensi bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan modal pasar. Selain itu di Desa Dieng merupakan daerah yang terdapat di ketinggian di atas 2000 m dpl. Penanaman kentang dilakukan pada akhir musim hujan April - Juni atau musim kemarau jika drainasenya baik. Profil pertanian kentang yang dimaksud di dalam penelitian ini meliputi: luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang, waktu yang dihabiskan orangtua untuk bertani kentang dalam sehari, pemasaran kentang dan langkah-langkah dalam bertani kentang dari tahap persiapan lahan sampai pada pemasaran kentang. Untuk lebih detailnya profil pertanian kentang dijelaskan sebagai berikut: a. Profil pertanian kentang berdasarkan luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang. Berdasarkan penelitian, dari responden yang berjumlah 47 anak berarti terdapat 47 keluarga atau 47 pasang orangtua. Tabel. 4.4 Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang No Luas Lahan Jumlah Keluarga Persen 1 0 - 500 m 2 2 4,3 2 500 - 1000 m 2 11 23,5 3 1000 - 5000 m 2 31 65,9 4 ≥ 1500 m 2 3 6,3 Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 0 - 500 m 2 sebanyak 2 keluarga 4,3. Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 500 - 1000 m 2 sebanyak 11 keluarga 23,5. Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 1000 - 5000 m 2 sebanyak 31 keluarga 65,9 dan orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas ≥ 1500 m 2 sebanyak 3 keluarga 6,3. Dapat disimpulkan bahwa banyak penduduk Desa Dieng menggunakan lahan yang luas untuk bertani kentang, pertanian kentang memang menjadi mayoritas daripada pertanian jenis sayuran lain. b. Profil pertanian kentang berdasarkan status kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang. Tabel. 4.5 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang No Kepemilikan Lahan Jumlah Keluarga Persen 1 Milik sendiri 40 85,1 2 Milik orang lain 3 Milik sendiri dan orang lain 6 12,7 4 Lahan sewaan 1 2,2 Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian sebanyak 40 keluarga 85,1 yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri, 0 keluarga 0 yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik orang lain, 6 keluarga 12,7 yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri dan milik orang lain serta 1 keluarga 2,2 yang menggunakan lahan untuk bertani kentang dengan lahan sewaan. c. Profil pertanian kentang berdasarkan status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang. Tabel. 4.6 Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang No Status Pekerjaan Jumlah Keluarga Persen 1 Petani pemilik lahan 46 97,8 2 Petani buruh untuk waktu penuh 0 0 3 Petani buruh untuk paruh waktu 0 0 4 Petani dengan lahan sewaan 1 2,2 Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian terdapat 46 keluarga 97,8 sebagai petani pemilik lahan, 0 keluarga 0 sebagai petani buruh untuk waktu penuh, 0 keluarga 0 sebagai petani buruh untuk paruh waktu dan terdapat 1 keluarga 2,2 sebagai petani dengan lahan sewaan. Berdasarkan profil pertanian yang kedua dan ketiga menunjukkan bahwa banyak penduduk Desa Dieng yang menggunakan lahan untuk pertanian kentang adalah lahan milik sendiri. d. Profil pertanian kentang berdasarkan waktu yang digunakan orangtua untuk bertani kentang dalam sehari. Tabel. 4. 7 Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari No Waktu Jumlah Keluarga Persen 1 1 - 2 jam 5 10,7 2 3 - 4 jam 7 14,8 3 5 - 6 jam 17 36,2 4 7 - 8 jam 18 38,3 Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian dalam sehari orangtua responden yang bertani kentang selama 1 - 2 jam sebanyak 5 keluarga 10,7, orangtua responden yang bertani kentang selama 3 - 4 jam sebanyak 7 keluarga 14,8, orangtua responden yang bertani kentang selama 5 - 6 jam sebanyak 17 keluarga 36,2 dan orangtua responden yang bertani kentang selama 7 - 8 jam sebanyak 18 keluarga 38,3. Berdasarkan hasil penelitian di atas petani di Desa Dieng sangat memperhatikan kondisi tanaman kentang yang memang membutuhkan perawatan yang intensif, hal tersebut dapat dilihat dari intensitas orangtua saat bertani kentang untuk satu hari. e. Profil pertanian kentang berdasarkan pemasaran kentang. Tabel. 4. 8 Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang No Waktu Jumlah Keluarga Persen 1 Dieng Wetan saja 5 10,7 2 Luar daerah tetapi satu kabupaten 3 6,4 3 Luar kabupaten saja 4 Dalam dan luar kabupaten 39 82,9 Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian orangtua responden yang memasarkan kentang ke daerah Desa Dieng Wetan saja sebanyak 5 keluarga 10,7, orangtua responden yang memasarkan kentang ke luar daerah Desa Dieng Wetan tetapi masih dalam satu kabupaten sebanyak 3 keluarga 6,4, orangtua responden yang memasarkan kentang ke luar kabupaten saja 0 keluarga 0 dan orangtua responden yang memasarkan kentang ke dalam dan ke luar kabupaten sebanyak 39 keluarga 82,9. Dapat dilihat bahwa kentang dari Desa Dieng dipasarkan sampai ke luar daerah, hal tersebut sangat membantu dalam memajukan kualitas, prestis dan kondisi ekonomi penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. f. Profil pertanian kentang yang terakhir adalah langkah-langkah dalam bertani kentang yang diperoleh dari wawancara pada sejumlah informan yaitu penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Berikut adalah langkah-langkah tersebut, yang meliputi: 1 Proses persiapan lahan pertanian kentang Terdapat beberapa tahap dalam persiapan penanaman kentang, yaitu: 1 Membajak lahan, dilakukan dengan menggunakan hewan ataupun alat pembantu dalam pembajakan ladang. Kemudian lahan didiamkan rata-rata selama 1 minggu agar tanah terkena hujan, panas dan organisme lain sehingga tanah semakin gembur. Membajak lahan dimaksudkan agar tanah benar-benar remah sehingga memudahkan perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal dan sirkulasi oksigennya lancar. Dalam membajak lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 2 Mencangkul, petani mencangkul atau menggaru tanah yang telah dibajak agar lebih gembur dan butir tanah semakin halus untuk bisa dibuat bedengan atau larikan. Dalam mencangkul lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari. 3 Pemupukan dasar, pemupukan bahan organik seperti campuran kotoran hewan dengan dedaunan yang telah busuk dilakukan pada saat menggaru tanah. Sehingga pencampuran tanah dengan pupuk dapat merata. 4 Membuat bedengan atau larikan, ukuran bedengan dibuat lebar kira-kira 70 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan bedengan dibuat memanjang dari barat ke timur. Dan untuk lahan yang miring dibuat tegak lurus dengan kemiringan. Dalam tahap ini juga dilakukan pembuatan saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Kemudian bedengan atau larikan yang telah jadi lalu disiram dengan air. Lahan ditunggu 1 - 2 minggu sebelum ditanami bibit. Dalam membuat bedengan atau larikan pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 3 hari. 2 Proses penanaman kentang Penduduk di Desa Dieng biasanya menanam kentang pada akhir musim hujan karena debit air di dalam tanah masih banyak sehingga tanah sudah lembab meskipun tidak diairi. Penduduk di Desa Dieng menggunakan bibit unggul untuk menanam kentangnya, umbi bibit tersebut diperoleh dengan membeli. Bibit yang dibudidayakan adalah bibit jenis granola. Penanaman dilakuakan pada pagi hari ataupun sore hari. Penanaman kentang dimulai dengan membuat lubang dengan kedalaman 7 - 10 cm, kemudian bibit dimasukkan dalam ke dalam lubang dengan ditekan menggunakan tanah disekelilingnya. Petani kentang di Desa Dieng menanam kentang ada yang menggunakan plastik mulsa dan ada yang tidak menggunakan plastik mulsa. Dalam melubangi plastik mulsa untuk lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu setengah hari, sedangkan dalam menanam bibit kentang pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1 hari. 3 Proses pemeliharaan tanaman kentang Kegiatan di dalam pemeliharaan tanaman kentang meliputi: 1 Penyulaman, yaitu jika ada bibit yang mati kemudian diambil dan diganti dengan bibit yang masih hidup. Penyulaman dilakukan sekitar 15 hari setelah bibit ditanam. Dalam penyulaman pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu setengah hari. 2 Penyiangan, yaitu mencabuti rumput pengganggu atau gulma yang ada di sekitar tanaman kentang, penyiangan dapat dilakukan sesering mungkin dan minimal dilakukan 2 kali selama 1 kali periode tanam. Penyiangan juga dilakukan 2 - 3 hari sebelumbersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Dalam penyiangan pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 3 Pembumbunan, yaitu dilakukan jika bedengan atau larikan pada tanaman kentang terkena hujan, panas dan air dari pengairan tanaman kentang sehingga terjadi penurunan atau pemerosotan tanah, pada saat inilah dilakukan pembumbunan dengan cara mengangkat tanah yang berada disekitar daerah saluran air ke atas bedengan atau larikan. Dalam pembumbunan pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 4 Pemangkasan bunga, yaitu pemotongan bunga pada tanaman kentang yang dimaksudkan agar bahan makanan yang diperoleh dari tanah dapat terserap penuh untuk pertumbuhan umbi kentang. Sehingga pertumbuhannya dapat maksimal dan cepat. Pemangkasan bunga dapat dilakukan kapan saja setelah tanaman kentang berbunga. Dalam pemangkasan bunga tanaman kentang pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 1 hari. 4 Proses pemupukan tanaman kentang Pempukan kentang dilakukan petani di Desa Dieng menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik diberikan pada saat menyiapkan lahan pertanian yaitu dengan mencampur tanah dengan pupuk organik. Sedangkan pupuk anorganik dilakukan 20 hari setelah tanam dan 40 hari setelah tanam. Pemberian pupuk anorganik juga menggunakan takaran sesuai anjuran. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk jenis TSP. Dalam pemupukan pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari. 5 Proses pengairan di dalam pertanian kentang Saluran pengairan kentang di Desa Dieng dibuat pipa-pipa kecil berdiameter 5 - 6 cm. Pipa di sambung dan dibuat memanjang sehingga untuk ladang yang berada di ketinggin yang sulit dijangkaupun dapat terkena air. Saluran air tersebut pada ujungnya dibuat seperti semprotan dan dapat memutar sehingga tanaman kentang mendapatkan air secara merata atau tidak berlebihan yang dapat menyebabkan kentang menjadi busuk. Pengairan tersebut dilakukan seminggu sekali pada saat pagi hari dan sore hari selama 20 - 30 menit. Pemberian air dengan pipa semprotan sehingga hanya seperti percikan saja. Pada musim hujan tidak perlu diairi karena tanah sudah lembab dan mendapat air dari hujan. Dalam pembuatan saluran pipa-pipa pengairan untuk mengairi lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 2 hari. 6 Proses perlindungan dari hama dan penyakit Upaya yang dilakukan petani kentang untuk menghindari hama dan penyakit pada tanaman kentang adalah dengan memotong dan membakar daun yang telah terserang hama dan penyakit. Jika hama dan penyakit masih tersebar maka petani kentang di Desa Dieng menggunakan pestisida atau insektisida. Penyemprotan bahan kimia tergantung dari penyakit tanaman kentangnya. Karena tidak semua penyakit dapat diberi obat kimia yang sama. Penyakit yang sering mengganggu tanaman kentang di Desa Dieng adalah ulat. Dalam membakar daun yang telah terkena penyakit dan menyemprotkan pestisida pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 2 hari. 7 Proses panen kentang Tanaman kentang di Desa Dieng adalah jenis granola dan umur panen berkisar antara 90 - 180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning- kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan agak mengering dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Panen dilakukan dengan mencangkul daerah tanaman kentang dan menjaga kentang dari sinar matahari agar tidak layu. Selain itu petani di Desa Dieng juga mempunyai tempat penyimpanan kentang atau mengumpulkan kentang. Untuk 100 m 2 lahan dapat memproduksi 2 kwintal kentang, dan untuk 1 hektar lahan pertanian dapat memproduksi 1, 5 ton kentang. Dalam panen kentang dan mengangkut kentang pada lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 3 hari. 8 Proses pemasaran kentang Pemasaran kentang di Desa Dieng tidak dilakukan dengan menjualnya ke daerah lain oleh petani kentang, tetapi para pembeli yang datang untuk membeli kentang di Desa Dieng. Sehingga petani kentang tidak perlu jauh-jauh dan bersusah payah untuk menjual kentangnya. Ada pula petani kentang yang sudah memiliki pembeli langganan dari luar provinsi seperti pembeli dari Jawa Barat. Distribusi kentang dari Desa Dieng dijadikan pengisian stok kentang di Jawa Barat. Penjualan dari petani kentang tersebut dilakukan dengan bantuan distributor dari pihak pembeli kentang, sehingga sudah rutinitas setiap kali panen kentang maka distributor sudah siap untuk membeli dan membawa kentang-kentang tersebut ke Jawa Barat. Untuk 1 kg kentang di Desa Dieng dijual dengan harga Rp. 6000. Meskipun sebagian besar penduduk Desa Dieng adalah petani kentang tetapi semua kentang yang dipanen terjual dan tidak membusuk. Hal tersebut karena kualitas kentang di Desa Dieng sangat baik sehingga banyak pembeli yang mencari kentang dan mau membeli kentang di Desa Dieng. Petani Desa Dieng juga menjual kentang ke daerah kota Wonosobo. Wonosobo mempunyai beberapa pasar kentang dan Dieng adalah daerah yang memasok kentang ke pasar tersebut meskipun ada juga pembeli dari kota lain seperti Banjarnegara dan Temanggung. Dalam menjual kentang baik itu berjumlah banyak ataupun sedikit tergantung pesanan konsumen oleh satu orang membutuhkan waktu 1 - 2 hari. Berdasarkan penelitian menghasilkan bahwa dari 47 responden terdapat 45 orangtua memiliki lahan sendiri untuk pertanian kentang sehingga dalam penggarapannyapun dilakukan sendiri oleh tiap-tiap keluarga sehingga tidak terpaku oleh waktu. Responden yang membantu orangtua mereka sangat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya menggarap lahan pertanian. Semisal dalam tahap mencangkul, untuk mencangkul lahan seluas 100 m 2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari jika lahan yang dimiliki seluas 1500 m 2 dan dikerjakan oleh satu orang maka akan membutuhkan waktu 22,5 hari. Jika responden membantu minimal dapat dibagi 2 atau 1 per 3 dari luas keseluruhan lahan yang dikerjakan oleh orangtua responden. Responden yang berpartisipasi dalam pertanian kentang membantu dalam membersingkat waktu penggarapan lahan pertanian apalagi banyak responden yang antusias dalam membantu bertani kentang. Kentang di Desa Dieng merupakan kentang dengan kualitas nomor 1, kualitas tersebut dapat diketahui dari bentuk dan warnanya yang segar, keseragaman ukurannya, kerataan permukaannya, kadar kotornya hanya 2,5, kadar cacatnya hanya 5 dan kentangnya sudah tua saat dipanen. Pertanian kentang di Kecamatan Kejajar memang menjadi ciri khas utama di Kabupaten Wonosobo, karena selain kualitasnya yang bagus juga sebagai daerah pemasok kentang ke seluruh kecamatan di Kabupaten Wonosobo dan beberapa kota lain, karena di Kabupaten Wonosobo pertanian kentang hanya terdapat di Kecamatan Kejajar. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya keikutsertan anak dalam membantu orangtua dalam bertani kentang. 3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing- masing variabel penelitian dan pengaruh variabel bebas partisipasi anak dalam pertanian kentang X terhadap variabel terikat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah Y Studi Kasus Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. a. Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang, penilaian dilakukan pada 8 indikator, diantaranya adalah partisipasi dalam persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit, partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran. Dari kedelapan indikator tersebut dilakukan pengukuran dan dari pengukuran tersebut dapat memberikan gambaran seberapa tinggi tingkat partisipasi anak dalam pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Distribusi partisipasi anak dalam pertanian kentang dapat dilihat pada tabel. 4. 9. Tabel. 4. 9 Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 6 13 Tinggi 32 68 Rendah 6 13 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 92.9 Persentase terendah 27.4 Rata-rata 70.7 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang di Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebagai berikut: 6 responden 13 memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria sangat tinggi, 32 responden 68 memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria tinggi, 6 responden 13 memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria rendah, 3 responden 6 memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pertanian kentang di Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebesar 70,7 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang pada diagram. 4. 2. Diagram. 4. 2 Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Untuk lebih detailnya mengenai variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator tingkat partisipasi anak dalam pertanian kentang berikut: ∑ 6 32 6 3 10 20 30 40 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Partisipasi anak dalam pertanian kentang 1 Partisipasi dalam Persiapan Gambaran tentang partisipasi dalam persiapan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 10. Tabel. 4. 10 Partisipasi dalam Persiapan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 12 26 Rendah 7 15 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 71.8 Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam persiapan sebagai berikut: 22 responden 47 memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria sangat tinggi, 12 responden 26 memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria tinggi, 7 responden 15 memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria rendah, 6 responden 13 memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam persiapan sebesar 71,8 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Responden berpartisipasi di dalam kegiatan persiapan, sedangkan kegiatan-kegiatan dalam persiapan meliputi membajak lahan, mencangkul, memupuk dan membuat bedengan. Selama 3 periode tanam terakhir partisipasi responden tinggi di dalam kegiatan ini karena yang ikutserta dalam pertanian adalah responden laki-laki, sehingga mereka banyak membantu dari segi tenaga saat membajak, mencangkul, memupuk dan membuat bedengan. Tetapi sebagaian besar dari responden lebih banyak berpartisipasi dalam mencangkul dan memupuk. Karena mencangkul tidak terlalu berat dan menyita tenaga mereka seperti membajak dan tidak menuntut keahlian untuk membuat bedengan atau larikan yang sesuai dengan ukuran. Karena dalam membuat bedengan atau larikan diharapkan ukuran lebarnya sama. Sedangkan responden adalah anak pada usia 16 - 18 tahun belum dapat mengerjakan sesuai dengan ukuran tersebut dengan benar. Responden tersebut hanya bisa membantu tenaga meskipun tenaga mereka masih kecil jika dibandingkan dengan tenaga orang dewasa dalam mengerjakan pertanian. Sehingga mereka memilih untuk melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan keahlian dan dapat dilakukan dengan tenaga yang sedikit seperti kegiatan mencangkul dan mencampur tanah dengan pupuk organik. Bagi responden dengan mereka ikut mencangkul mereka sudah ikut meringankan beban orangtua sekaligus mereka berlatih untuk menjadi petani kentang. Sedangkan responden perempuan tidak terlalu berpartisipasi dalam kegiatan ini karena terbatasnya tenaga. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam persiapan pada diagram. 4. 3. Diagram. 4. 3 Partisipasi dalam Persiapan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 2 Partisipasi dalam Penanaman Gambaran tentang partisipasi dalam penanaman berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 11. Tabel. 4. 11 Partisipasi dalam Penanaman Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 17 36 Rendah 5 11 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 75.9 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam penanaman sebagai berikut: 22 responden 47 memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria sangat tinggi, 17 responden ∑ 22 12 7 6 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Persiapan Frekuensi 36 memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria tinggi, 5 responden 11 memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria rendah, 3 responden 6 memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam penanaman sebesar 75,9 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk 3 periode tanam terakhir responden lebih banyak antusias dalam tahap ini karena dalam tahap ini merupakan tahap yang ringan, yang responden kerjakan adalah membantu membuat lubang untuk bibit kentang dan menanamnya. Hal tersebut tergolong mudah dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Sebagian besar responden membantu dalam pembuatan lubang pada bedengan atau larikan. Pembuatan lubang tersebut dilakukan dengan bantuan alat seperti linggis atau kayu yang telah diperuncing pada salah satu ujungnya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam penanaman pada diagram. 4. 4. Diagram. 4. 4 Partisipasi dalam Penanaman Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 3 Partisipasi dalam Pemeliharaan Gambaran tentang partisipasi dalam pemeliharaan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 12. Tabel. 4. 12 Partisipasi dalam Pemeliharaan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 9 19 Tinggi 24 51 Rendah 9 19 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 70.7 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemeliharaan sebagai berikut: 9 responden 19 memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria sangat tinggi, 24 ∑ 22 17 5 3 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Penanaman responden 51 memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria tinggi, 9 responden 19 memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria rendah, 5 responden 11 memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pemeliharaan sebesar 70,7 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam pemeliharaan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pemangkasan bunga. Untuk 3 periode tanam terakhir baik responden laki-laki ataupun perempuan banyak membantu pada kegiatan-kegiatan tersebut karena pada semua kegiatan dalam pemeliharaan tanaman kentang responden selalu berperan. Mereka merasa senang karena dalam kegiatan ini mereka merasa sudah dapat membantu orangtua tetapi tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga. Meskipun pemeliharaan tanaman kentang membutuhkan perawatan yang intensif dan teratur setiap hari tetapi mereka tetap ikut membantu dalam pemeliharaan tanaman kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemeliharaan pada diagram. 4. 5. Diagram. 4. 5 Partisipasi dalam Pemeliharaan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 4 Partisipasi dalam Pemupukan Gambaran tentang partisipasi dalam pemupukan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 13. Tabel. 4. 13 Partisipasi dalam Pemupukan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 9 19 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 67.7 Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemupukan sebagai berikut: 12 responden 26 memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden ∑ 9 24 9 5 5 10 15 20 25 30 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Pemeliharaan 43 memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria tinggi, 9 responden 19 memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria rendah, 6 responden 13 memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pemupukan sebesar 67,7 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Peran responden di dalam pemupukan adalah memberikan pupuk pada tanaman. Dalam memberikan pupuk harus sama takaranya pada tanaman yang satu dengan yang lainnya. Selama 3 periode tanam terakhir banyak responden yang membantu dalam proses pemupukan karena proses ini dapat dengan cepat dilakukan. Pupuk diletakkan di sebelah tanaman sejauh 10 cm. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemupukan pada diagram. 4. 6. Diagram. 4. 6 Partisipasi dalam Pemupukan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 ∑ 12 20 9 6 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Pemupukan 5 Partisipasi dalam Pengairan Gambaran tentang partisipasi dalam pengairan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 14. Tabel. 4. 14 Partisipasi dalam Pengairan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 15 32 Tinggi 9 19 Rendah 16 34 Sangat rendah 7 15 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 66.8 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pengairan sebagai berikut: 15 responden 32 memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria sangat tinggi, 9 responden 19 memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria tinggi, 16 responden 34 memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria rendah, 7 responden 15 memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pengairan sebesar 66,8 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam pengairan tanaman kentang dimulai dengan membuat saluran pengairan berupa pipa-pipa dan mencari sumber air untuk pengairan. Dalam tahap ini selama 3 periode tanam terakhir banyak responden yang juga ikut membantu. Meskipun dalam pembuatan pipa-pipa saluran air membutuhkan kecakapan. Karena pipa yang dibuat harus benar-benar kencang dan diatur diarahkan ke tanaman kentang pada lahan yang cukup curam. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi responden untuk membantu orangtua dalam kegiatan ini. Sedangkan dalam mencari sumber air untuk pertanian kentang di Desa Dieng biasanya dari sungai ataupun dari telaga. Air tersebut digunakan oleh penduduk Desa Dieng, sehingga dalam meminta ijinpun haruslah orang dewasa yang melakukannya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pengairan pada diagram. 4. 7. Diagram. 4. 7 Partisipasi dalam Pengairan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 ∑ 15 9 16 7 5 10 15 20 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Pengairan 6 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Gambaran tentang partisipasi dalam perlindungan dari hamapenyakit berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 15. Tabel. 4. 15 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 13 28 Tinggi 14 30 Rendah 15 32 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 68.4 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit sebagai berikut: 13 responden 28 memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria sangat tinggi, 14 responden 30 memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria tinggi, 15 responden 32 memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria rendah, 5 responden 11 memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit sebesar 68,4 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam perlindungan dari hama penyakit peran responden adalah menyemprotkan pestisida pada tanaman kentang memangkas daun yang terdapat telur hama dan terkena penyakit serta membakar daun-daun tersebut. Pada kegiatan ini ada responden yang terus ikut membantu selama 3 periode tanam terakhir, ada yang sering membantu dan ada juga yang hanya satu kali dalam membantu dalam melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Dalam kegiatan ini juga ada saat mengoplos obat untuk memberantas hama dan penyakit. Kegiatan tersebut banyak dilakukan orang dewasa karena harus hati-hati dan obat yang dicampur harus sesuai takaran, karena jika tidak pas maka akan membahayakan tanaman kentang. Responden membantu saat memangkas daun yang terkena penyakit kemudian membakarnya atau membantu menyemprotkan pestisida. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit pada diagram. 4. 8. v Diagram. 4. 8 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 7 Partisipasi dalam Panen Gambaran tentang partisipasi dalam panen berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 16. Tabel. 4.16 Partisipasi dalam Panen Kriteria Frekuensi Persentase Sangat tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 13 28 Sangat rendah 2 4 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 37.5 Rata-rata 73.1 Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam panen sebagai berikut: 12 responden 26 memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden 43 ∑ 13 14 15 5 5 10 15 20 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Perlindungan dari hama dan penyakit memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria tinggi, 13 responden 28 memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria rendah, 2 responden 4 memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam panen sebesar 73,1 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam 3 periode tanam terakhir responden sering membantu dalam panen kentang. Responden banyak membantu pada saat memisahkan kentang dari daunnya dan memindahkan kentang dari ladang menuju ke tempat dikumpulkannya kentang. Tempat dikumpulkannya kentang adalah tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan kentang menjadi layu. Responden membantu membawa kentang karena kegiatan tersebut mudah dilakukan. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam panen pada diagram. 4. 9. Diagram. 4. 9 Partisipasi dalam Panen Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 8 Partisipasi dalam Pemasaran Gambaran tentang partisipasi dalam pemasaran berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 17. Tabel. 4. 17 Partisipasi dalam Pemasaran Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 11 23 Tinggi 19 40 Rendah 12 26 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 25.0 Rata-rata 69.1 Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemasaran sebagai berikut: 11 responden 23 memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria sangat tinggi, 19 responden 40 memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan ∑ 12 20 13 2 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Panen kriteria tinggi, 12 responden 26 memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria rendah, 5 responden 11 memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pemasaran sebesar 69,1 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam 3 periode tanam terakhir responden banyak yang membantu di dalam kegiatan pemasaran. Pemasaran disini hanyalah menjual kentang karena cara penjualannya pembeli sendiri yang datang untuk membeli kentang di Desa Dieng. Pembeli dapat berasal dari berbagai daerah bahkan luar kota dan luar provinsi. Responden hanya membantu orangtua dalam menjualnya. Menjual kentang adalah hal yang mudah karena peran responden hanya menemani orangtua menjual sekaligus untuk melatih anak untuk mengerti bagaimana bernegosiasi dengan pembeli jika suatu saat nanti meneruskan pertanian kentang milik orangtuanya. Selain itu anak juga mendapatkan uang dari hasil penjualan kentang sebagai hasil jerih payah usaha membantu orangtuanya dalam bertani kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemasaran pada diagram. 4. 10. Diagram. 4. 10 Partisipasi dalam Pemasaran Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Dari beberapa indikator di dalam variabel Partisipasi anak dalam pertanian kentang, maka rincian persentase dari setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 18. Tabel. 4. 18 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang No Indikator Partisipasi Persentase Kategori 1 Partisipasi dalam persiapan 71.8 Tinggi 2 Partisipasi dalam penanaman 75.9 Tinggi 3 Partisipasi dalam pemeliharaan 70.7 Tinggi 4 Partisipasi dalam pemupukan 67.7 Tinggi 5 Partisipasi dalam pengairan 66.8 Tinggi 6 Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit 68.4 Tinggi 7 Partisipasi dalam panen 73.1 Tinggi 8 Partisipasi dalam pemasaran 69,1 Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang di atas, partisipasi dengan persentase tertinggi adalah pada kegiatan penanaman dan partisipasi dengan persentase terendah adalah pada kegiatan pengairan. Semua indikator ∑ 11 19 12 5 5 10 15 20 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Pemasaran pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya kegiatan dengan partisipasi tertinggi yaitu kegiatan penanaman dapat dilihat pada tabel. 4. 19. Tabel. 4. 19 Deskriptif Persentase Kegiatan Penanaman SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Kegiatan dengan partisipasi tertinggi yaitu pada kegiatan penanaman yang meliputi tahap mencari bibit, membuat lubang mulsa dan menanam bibit. Berdasarkan tabel di atas dari ketiga tahap dalam kegiatan penanaman, partisipasi tertinggi terdapat pada tahap menanam bibit yaitu sebesar 35,5. Partisipasi di dalam tahap penanaman bibit lebih tinggi karena dalam penanaman pekerjaan yang dikerjakan anak hanya meletakkan bibit dapa lubang tanam, sedangkan partisipasi terendah dari kegiatan penanaman terdapat pada No Kegiatan dalam penanaman Kategori Jumlah skor Persen Persentase total 1 Mencari bibit ST 17 36 33,2 T 19 40 R 6 13 SR 5 11 2 Membuat lubang mulsa ST 11 23 31,3 T 23 49 R 8 17 SR 5 11 3 Menanam bibit ST 19 40 35,5 T 21 45 R 6 13 SR 1 2 Jumlah 100 tahap melubangi plastik mulsa yaitu sebesar 31,3. Untuk kegiatan dengan partisipasi terendah yaitu kegiatan pengairan dapat dilihat pada tabel. 4. 20. Tabel. 4. 20 Deskriptif Persentase Kegiatan Pengairan SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Kegiatan dengan partisipasi terendah yaitu pada kegiatan pengairan yang meliputi tahap mencari sumber air dan membuat pipa pengairan. Partisipasi tertinggi pada kegiatan pengairan yaitu terdapat pada tahap membuat saluran pipa pengairan yaitu sebesar 51, sedangkan tahap terendah yaitu pada tahap mencari sumber air yaitu sebesar 49. b. Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Pada variabel minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah, penilaian dilakukan pada 3 indikator yaitu: ketertarikan interest, keinginan desire, tindakan action. Distribusi minat No Kegiatan dalam pengairan Kategori Jumlah skor Persen Persentase total 1 Mencari sumber air ST 11 23 49 T 16 34 R 11 23 SR 9 19 2 Membuat pipa pengairan ST 12 26 51 T 17 36 R 11 23 SR 7 15 Jumlah 100 melanjutka ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel. 4. 21. Tabel. 4. 21 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 9 19 Rendah 37 79 Sangat rendah 0 0 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 86.4 Persentase terendah 45.5 Rata-rata 56.7 Kriteria Rendah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebagai berikut: 1 responden 2 memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria sangat tinggi, 9 responden 19 memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria tinggi, 37 responden 79 memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria rendah, 0 responden 0 memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 56,7 dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pada diagram. 4. 11. Diagram. 4. 11 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Untuk lebih detailnya mengenai variabel minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat dari deskriptif persentase tiap-tiap indikator tingkat minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah berikut ini: 1 Ketertarikan Gambaran tentang ketertarikan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 22. ∑ 1 9 37 10 20 30 40 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah Tabel. 4. 22 Ketertarikan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 6 13 Rendah 36 77 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 93.8 Persentase terendah 31.3 Rata-rata 57.6 Kriteria Rendah Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat ketertarikansebagai berikut: 1 responden 2 memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria sangat tinggi, 6 responden 13 tingkat memiliki ketertarikan dengan kriteria tinggi, 36 responden 77 memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria rendah, 4 responden 9 memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase ketertarikan sebesar 57,6 dan termasuk dalam kriteria rendah. Ketertariakan merupakan hal pertama yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Responden di Desa Dieng memiliki minat yang rendah untuk sekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena mereka banyak melihat lulusan SMApun banyak yang menganggur sehingga seakan sekolah tidak berpengaruh terhadap masa depan seseorang. Respondenpun ingin menjadi petani kentang dan mereka menganggap untuk dapat bertani kentang tidak harus ditempuh atau belajar di bangku SMA. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang ketertarikan pada diagram. 4. 12. Diagram. 4. 12 Ketertarikan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 2 Keinginan Gambaran tentang keinginan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 23. Tabel. 4. 23 Keinginan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 10 21 Rendah 32 68 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 87.5 Persentase terendah 37.5 Rata-rata 58.8 Kriteria Rendah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 ∑ 1 6 36 4 10 20 30 40 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Ketertarikan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat keinginan sebagai berikut: 1 responden 2 memiliki tingkat keinginan dengan kriteria sangat tinggi, 10 responden 21 memiliki tingkat keinginan dengan kriteria tinggi, 32 responden 68 memiliki tingkat keinginan dengan kriteria rendah, 4 responden 9 memiliki tingkat keinginan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase keinginan minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 58,8 dan termasuk dalam kriteria rendah. Keinginan responden untuk melanjutkan sekolah di Desa Dieng karena sekolah dirasa hanya membuang waktu dan tenaga. Mereka menganggap dengan melanjutkan SMA tidak selalu dapat menjamin masa depan seseorang. Setiap ada penerimaan siswa baru di SMA responden juga tidak menghiraukan. Hal tersebut mencerminkan minimnya keinginan anak untuk sekolah. Hal lain yang menghambat keinginan responden untuk sekolah adalah keinginan responden untuk menjadi pengusaha kentang. Selain itu juga karena minimnya dorongan dari orangtua agar anak malanjutkan pendidikannya. Tetapi dari diri responden sendiri tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena responden ingin membantu orangtuanya dalam bertani kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang keinginan pada diagram. 4. 13. Diagram. 4. 13 Keinginan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 3 Tindakan Gambaran tentang tindakan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 24. Tabel. 4. 24 Tindakan Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 3 6 Tinggi 3 6 Rendah 32 68 Sangat rendah 9 19 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0 Persentase terendah 33.3 Rata-rata 52.7 Kriteria Rendah Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat tindakan sebagai berikut: 3 ∑ 1 10 32 4 10 20 30 40 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Keinginan responden 6 memiliki tingkat tindakan dengan kriteria sangat tinggi, 3 responden 6 tingkat memiliki tindakan dengan kriteria tinggi, 32 responden 68 memiliki tingkat tindakan dengan kriteria rendah, 9 responden 19 memiliki tingkat tindakan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase tindakan sebesar 52,7 dan termasuk dalam kriteria rendah. Responden tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena aksesbilitas yang sulit dan jarak yang jauh dari tempat tinggal. Serta karena keinginan responden untuk mempunyai pendapatan. Selain itu yang mendasari responden tidak melanjutkan sekolah yaitu kurangnya kesadaran penduduk akan pendidikan. Penduduk Desa Dieng dengan lingkungan pertanian memang sangat mendukung untuk bertani kentang tetapi mengabaikan pendidikannya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tindakan pada diagram. 4. 14. Diagram. 4. 14. Tindakan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 ∑ 3 3 32 9 10 20 30 40 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Tindakan Dari beberapa indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, maka rincian persentase dari setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 25. Tabel. 4. 25 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah No Indikator Partisipasi Persentase Kategori 1 Ketertarikan 57.6 Rendah 2 Keinginan 58.8 Rendah 3 Tindakan 52.7 Rendah Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di atas, indikator minat yang mempunyai persentase tertinggi adalah keinginan dan indikator minat yang mempunyai persentase terendah adalah tindakan. Semua indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah termasuk dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya indikator minat tertinggi yaitu pada indikator keinginan dapat dilihat pada tabel. 4. 26. Tabel. 4. 26 Deskriptif Persentase Indikator Keinginan Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Minat tertinggi terdapat pada indikator keinginan yang di dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: sekolah membutuhkan waktu dan tenaga, sekolah menjamin masa depan, keinginan jadi pengusaha kentang. Aspek tertinggi yaitu sekolah membuang waktu dan tenaga yaitu sebesar 32. Aspek terendah terdapat pada aspek tidak ingin sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang yaitu sebanyak 10, maksudnya yaitu responden tidak ingin sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang. Untuk indikator minat terendah yaitu pada indikator tindakan dapat dilihat pada tabel. 4. 27. No Keinginan Kategori Jumlah skor Persen Persentase total 1 Sekolah membuang waktu dan tenaga ST 1 2 32 T 20 43 R 26 55 SR 0 0 2 Sekolah menjamin masa depan ST 3 6 30 T 23 49 R 21 45 SR 0 0 3 Mengabaikan informasi masuk sekolah ST 0 0 28 T 32 68 R 12 26 SR 3 6 4 Tidak sekolah karena ingin jadi pengusaha kentang ST 1 2 10 T 10 21 R 30 64 SR 6 13 Jumlah 100 Tabel. 4. 27 Deskriptif Persentase Indikator Tindakan Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Indikator minat terendah terdapat pada indikator tindakan yang di dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: keinginan punya pendapatan, sekolah untuk mengembangkan potensi dan transportasi. Aspek tertinggi responden sekolah untuk mengembangkan potensi yaitu sebesar 35,3, sedangkan aspek terendah terdapat pada aspek responden tidak sekolah karena punya pendapatan yaitu sebesar 30,3. 4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana a. Normalitas Data Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel terikat dependent variable yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel bebas independent variable diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output No Tindakan Kategori Jumlah skor Persen Persentase total 1 Tidak sekolah karena punya pendapatan ST 1 2 30,3 T 4 9 R 32 68 SR 10 21 2 Sekolah untuk mengembang kan potensi ST 3 6 35,3 T 7 15 R 35 74 SR 2 5 3 Tidak sekolah karena sulitnya transportasi ST 2 4 34,4 T 6 13 R 37 79 SR 2 4 Jumlah 100 dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel. 4. 28. Tabel. 4. 28 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 47 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.68120646 Most Extreme Differences Absolute .143 Positive .143 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .978 Asymp. Sig. 2-tailed .295 a. Test distribution is Normal. Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Analisis data hasil Output: ƒ Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut : H : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal ƒ Kriteria penerimaan H H diterima jika nilai sig 2-tailed 5 atau 0,05 Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,295 = 29,5 0,05 = 5 , maka H diterima. Artinya variabel unstandarized berdistribusi normal. Sedangkan dengan uji P-Plot, data yang normal dapat ditunjukkan dengan titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal garis normal. Hasil pengujian normalitas regresi dapat dilihat pada gambar. 4. 15. Gambar. 4. 15 Grafik Uji Normalitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel terikat dependent variable Y memenuhi asumsi normalitas. Grafik P-Plot juga membantu untuk memprediksikan nilai regresi atau pengaruh antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Homogenitas menunjukkan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Hasil pengolahan menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada gambar 4. 16. Gambar. 4. 16 Grafik Uji Homogenitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain dengan mengamati grafik scatterplot. Output dari proses di atas dapat dilihat pada tabel. 4. 29. Tabel. 4. 29 Uji Homogenitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.761 1.289 2.917 .005 X -.028 .021 -.193 -1.319 .194 a. Dependent Variable: Abs_res Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 ƒ Uji homogenitas digunakan hipotesis sebagai berikut : H : Data homogen H 1 : Data tidak homogen ƒ Kriteria penerimaan H H diterima jika nilai sig 5 atau 0,05 Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,194 0,05 , maka H diterima. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel bebas independent variable mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel bebas independent variable yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat dependent veriable abs_res. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel bebas independent variable seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. c. Uji Linieritas Uji linieritas pada analisis regresi linier sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier sederhana dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada tabel. 4. 30. Tabel. 4. 30 ANOVA ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Y X Between Groups Combined 658.259 26 25.318 9.636 .000 Linearity 380.121 1 380.121 144.670 .000 Deviation from Linearity 278.138 25 11.126 4.234 .001 Within Groups 52.550 20 2.628 Total 710.809 46 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Hipotesis yang digunakan. H : model regresi tidak linier. H 1 : model regresi linier. Kaidah pengambilan keputusan: Jika F hitung ≤ F tabel atau nilai sig ≥ 0,05 = maka H diterima. Jika F hitung F tabel dan nilai sig 0,05 maka H 1 diterima Sudjana, 2005:383. Dengan tingkat kepercayaan = 95 atau α = 0,05. Derajat kebebasan df1 = k = 1, dan df2 = n - k = 47 - 1 = 46 diperoleh nilai F tabel = 2,42 Pada tabel diatas diperoleh nilai F hitung = 144,670 F tabel = 2,42 dan nilai sig 0,00 0,05, sehingga H 1 diterima. Dengan kata lain model regresi linier sederhana dapat digunakan dalam penelitian ini. 5. Analisis Regresi Linier Sederhana Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17 for Windows diperoleh hasil regresi seperti terangkum pada tabel. 4. 31. Tabel 4. 31 Persamaan Regresi Linier Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 40.010 2.133 18.759 .000 X -.254 .035 -.731 -7.192 .000 a.Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1 Konstanta = 40,010 Jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010. 2 Koefisien X = - 0,254 Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254. 6. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable. a. Uji hipotesis secara stimultan atau Uji Friedman F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas independent variable mempengaruhi variabel terikat dependent variable secara signifikan atau tidak. Hasil output dari SPSS dapat dilihat ada tabel. 4. 32. Tabel. 4. 32 ANOVA ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 380.121 1 380.121 51.727 .000 a Residual 330.688 45 7.349 Total 710.809 46 a. Predictors: Constant, X b. Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Hipotesis : H : Variabel bebas independent variable tidak berpengaruh terhadap variabel terikat dependent variable. H a : Variabel bebas independent variable berpengaruh terhadap variabel terikat dependent variable. Kriteria pengambilan keputusan: Dengan tingkat kepercayaan = 95 atau α = 0,05. Derajat kebebasan df = n - k - 1 = 47 - 1 - 1 = 45, diperoleh F tabel = 2,43. H diterima apabila – F tabel ≤ F hitung ≤ F tabel atau sig ≥ 5 H ditolak apabila F hitung – F tabel atau F hitung F tabel dan sig 5. Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai F hitung = 51,727 F tabel = 2,43 dengan sig = 0,00 0,05, jadi H ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. b. Uji Koefisien Determinasi secara stimultan R 2 Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel. 4. 33. Tabel.4. 33 Uji Determinasi R 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .731 a .535 .524 2.71083 a.Predictors: Constant, X Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Pada tabel di atas diperoleh nilai Adjusted r 2 = 0,524 = 52,4 ini berarti variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mempengaruhi variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 52,4 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

B. Pembahasan