Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
1. PENDAHULUAN
Kegiatan pembangunan tidak terlepas dari kebutuhan akan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang mempunyai peranan penting yaitu lahan, yang akan
selalu berubah seiring dengan adanya kebutuhan. Menurut Rustiadi 2007 dalam Muiz 2009:1, proses perubahan penggunaan lahan merupakan
“proses yang tidak bisa dihindari karena pada dasarnya alih fungsi lahan merupakan pergeseran alokasi dan
distribusi sumberdaya sebagai konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang”.
Fungsi lahan sebagai media produksi cenderung akan berubah dalam penggunaannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah.
Kegiatan pembangunan juga dilakukan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong khususnya wilayah Kecamatan Sausu yang mempunyai konsekwensi adanya perubahan
penggunaan lahan yang tejadi. Kabupaten Parigi Moutong secara geografis terletak pada posisi
119º45’ - 121º06’ BT dan posisi 4º40’ LS - 0º14’ LU. Batas administratif Kabupaten Parigi Moutong sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi Gorontalo, sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi,
sebelah Barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala,. Data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2012, menunjukkan Kabupaten Parigi Moutong mempunyai
luas wilayah 6.231,85 km² dan jumlah penduduk 421.234 jiwa. Sausu merupakan salah satu kecamatan dari dua puluh dua kecamatan yang ada
di Kabupaten Parigi Moutong. Data Badan Pusat Statistik BPS, tahun 2012 menunjukan, Kecamatan Sausu mempunyai jumlah penduduk sebesar 21.977 jiwa atau
5,22 dari jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong dan luas wilayah sebesar 204,7165 km² atau 3,28 dari luas Kabupaten Parigi Moutong.
Perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sausu dari analisis data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan adanya perubahan dari tahun
2007 hingga 2011. Perubahan yang terjadi pada umumnya berupa hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Luas perubahan jenis pertanian sawah dari tahun 2007
hingga 2011 mengalami peningkatan 0,6 atau sekitar 75 hektar pertahunnya sedangkan dari perkebunannya menunjukkan peningkatan 0,1 atau 6 hektar
pertahunnya. Kecenderungan ini diduga akan terus berlangsung pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan perkembangan wilayah dan kebutuhan ekonomi dari
masyarakat.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Menghindari terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai, maka Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW digunakan sebagai pedoman perencanaan
penggunaan lahan. Kecamatan Sausu merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan kawasan budidaya dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi
Moutong, dari contoh kasus sebelumnya menunjukan adanya perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Oleh sebab itu perlu dikaji sejauh mana perubahan terjadi sehingga
diketahui penyimpangan yang ada. Cara untuk mengetahui secara cepat perubahan penggunaan lahan yang terjadi
yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dapat digunakan untuk
mengetahui dinamika proses perubahan penggunaan lahan yang terjadi dengan analisis spasial.
Seperti yang dikemukan diatas bahwa perubahan penggunaan lahan merupakan sesuatu yang logis dan merupakan konsekwesi adanya perkembangan dan pertumbuhan
suatu wilayah. Penelitian ini akan menampilkan perubahan penggunaan lahan yang di Kecamatan Sausu tahun 2007 dan 2013 serta membandingkan dengan arahan Rencana
Tata Ruang RTRW Kabupaten Parigi Moutong tahun 2010-2030.
2. METODE PENELITIAN