Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
b. Penggunaan Lahan Tahun 2013
Hasil interpretasi citra Landsat 8 tahun 2013 yang telah dilakukan mendapatkan penggunaan lahan lahan di Kecamatan Sausu yaitu, hutan sekunder
fomasi edhapik, hutan sekunder formasi klimatik, gosong pasir sungai, kampung, muara, pasir pantai, perkebunan, waduk maksud ganda, tambak, tanaman
Musiman, sungai dan saluran irigasi. Standar klasifikasi penamaan dan pengkodean menggunakan klasifikasi penggunaan lahan Malingreau
Hasil klasifikasi penggunaan lahan tahun 2013, yang disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Landsat 8 tahun 2013
No. Penggunaan Lahan
Luas Ha Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10
11. 12.
Perkebunan Hutan sekunder Formasi Klimatik
Tanaman Musiman Hutan Sekunder Formasi Edhapik
Tambak Kampung
Sungai Gosong Pasir Sungai
Pasir Pantai Saluran Irigasi
Waduk Maksud Ganda Muara
10.030,79 8.343,2
719,64 580,61
381,8 192,12
168,31 26,92
20,07 3,17
2,72 2,3
49 40,75
3,52 2,84
1,87 0,94
0,82 0,13
0,1 0,02
0,01 0,01
Total 20471,65
100
Sumber: Hasil Identifikasi, tahun 2014
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
c. Ketelitian Klasifikasi Hasil uji ketelitian yang dilakukan, yakni perkebunan terdiri dari 47 titik,
pengambilan titik tersebut yang terbukti adalah 40 titik sebagai perkebunan, hutan sekunder formasi klimatik terdapat 20 titik yang terbukti yakni 18 titik, hutan
sekunder formasi edhapik terdiri dari 22 titik dan yang terbukti 16 titik, tanaman musiman terdapat 48 titik yang terbukti 38 titik, tambak terdapat 21 titik yang
terbukti 16 titik, kampung terdapat 48 titik yang terbukti yaitu 42 titik, sungai 16 titik yang terbukti 13 titik, gosong pasir sungai 15 titik dan yang terbukti 13 titik,
pasir pantai terdapat 16 titik yang terbukti 15 titik dan untuk muara, waduk maksud ganda dan irigasi masing-masing 4, 3, 20 titik dan terbukti sebagai
penggunaan lahan yang diklasifikasi. Hasil perhitungan rata-rata ketelitian yang dilakukan untuk semua
penggunaan lahan, memilki persentase yaitu 85 yang menunjukkan tingkat akurasi baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutanto dalam Arsyad 2012:56
yang menyatakan bahwa “identifikasi lahan di negara tropis yang sedang
berkembang maksimal 75 sampai 85 karena daerah tropis memiliki penutupan lahan yang sangat m
ejemuk dan rumit”.
d. Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan hasil interpretasi citra Spot 5 tahun 2007 dan Landsat 8 tahun
2013, menunjukkan Kecamatan Sausu mengalami perubahan pada penggunaan lahannya. Luas perubahan penggunaan lahan tahun 2007 hingga 2013, disajikan
dalam Tabel 4. Tabel 4. Perubahan Penggunaan Lahan
No Jenis Penggunaan
Lahan Luas Penggunaan Lahan
Tahun 2007 Tahun 2013
Perubahan Ha
Ha Ha
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Perkebunan Formasi Klimatik
Tanaman Musiman Formasi Edhapik
Tambak Kampung
9.981,36 8.509,81
510,96 679,96
375,53 189,91
48,76 41,57
2,50 2,5
1,83 0,93
10.030,79 8.343,2
719,64 580,61
381,8 192,12
49 40,75
3,52 2,84
1,87 0,94
+ 49,43 - 166,61
+ 208,68 - 99,35
+ 6,27 + 1,21
+ 0,24 - 0,81
+ 1,01 - 0,48
+ 0,03 + 0,01
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
7. 8.
9. 10.
11. 12.
Sungai Gosong Pasir Pantai
Pasir Sungai Saluran Irigasi
Waduk Maksud Ganda Muara
167,11 27,93
21,08 3,17
2,72 2,11
0,82 0,14
0,1 0,02
0,01 0,01
168,31 26,92
20,07 3,17
2,72 2,3
0,82 0,13
0,1 0,02
0,01 0,01
+ 1,2 - 1,01
- 1,01
+ 0,19 + 0,01
- 0,005 - 0,005
+ 0,001
Jumlah 20.471,65 100
20.471,65 100
Sumber: Hasil analisis, tahun 2014
Besar perubahan penggunaan lahan yang terjadi dari tahun 2007 hingga 2013 tidak semua mengalami perubahan yang drastis. Hasil perhitungan yang
paling besar mengalami penurunan yaitu hutan sekunder formasi klimatik yang mengalami penurunan lahan sebesar 166,61 Ha atau sebesar 0,81. Selain itu
hutan sekunder formasi edhapik mengalami penurunan sebesar 99,35 Ha atau 0,48 selanjutnya yang mengalami penurunan gosong pasir sungai dan pasir
pantai dari hasil perhitungan mengalami penurunan sebesar 1,01 Ha atau 0,005. Selain itu penggunaan lahan yang mengalami perubahan peningkatan
terbesar yaitu tanaman musiman sebesar 208,68 Ha atau dengan persentase peningkatan sebesar 1,01. Perkebunan juga mengalami peningkatan luas
sebesar 49,43 Ha atau peningkatan 0,24. Penggunaan lahan lain yang mengalami peningkatan yakni tambak sebesar 6,27 Ha atau 0,03. kampung
mengalami penambahan sebesar 1,21 Ha atau 0,01. sungai mengalami peningkatan 1,2 Ha atau 0,01 selanjutnya muara mengalami peningkatan 0,19
Ha yang hanya berkisar 0,001.
3. Perbandingan Arahan RTRW Dengan Penggunaan Lahan Tahun 2013