Penutupan Kembali Back Filling

5. Penutupan Kembali Back Filling

Lubang pondasi yang telah selesai di cor ditutup kembali dengan tanah setelah beton mengeras dan stand pipe dicabut, kemudian tanah tersebut dipadatkan, sehingga dapat dilewati truck dan alat – lat berat lainnya. 6. Drainase dan pagar sementara selama pelaksanaan pekerjaan Bored pile Untuk menampung air dan lumpur buangan dari lubang bored pile, dibuat proteksi sementara menggunakan karung yang diisi pasir Pagar sementara dibuat dan dipasang untuk melindungi lokasi pekerjaan dari masyarakat umum, gangguan lalulintas, dll. Berikut ini Gambar II.6 Pelaksanaan Pondasi Bored pile secara keseluruhan. Gambar 2.11 Pelaksanaan Pondasi Bored pile dengan Metode RCD Universitas Sumatera Utara

2.8 Kapasitas Daya Dukung Aksial

Bored Pile 2.8.1 Kapasitas Daya Dukung Bored Pile dari Hasil Sondir Diantara perbedaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test CPT sering kali sangat dipertimbangkan perannya dalam perencanaan pondasi. CPT atau sondir adalah test yang cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus – menerus dari pernukaan tanah dasar. CPT atau sondir juga dapat mengklasifikasikan lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang, data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung bearing capacity dari bored pile sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas ultimit dari pondasi tiang. Utuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Mayerhoff. Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus : Qult = q c x A p + JHL x K…………………..……………………2.3 dimana : Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal kg q c = Tahanan ujung sondir kgcm 2 A p = Luas penampang tiang cm 2 JHL = Jumlah hambatan lekat kgcm K = Keliling tiang cm Universitas Sumatera Utara Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus : Q ijin = � � � � � 3 + ��� � � 5 ……………………………………….…… 2.4 dimana : Q ijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi kg q c = Tahanan ujung sondir kgcm 2 A p = Luas penampang tiang cm 2 JHL = Jumlah hambatan lekat kgcm K = Keliling tiang cm Untuk menghitung daya dukung bore pile berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Aoki dan De Alencar. Daya dukung ultimate pondasi bere pile dinyatakan dengan rumus : Q ult = q b x A p ………………………………………………..…….. 2.5 Q ult = Kapasitas daya dukung bore pile kg q b = Tahanan ujung sondir kgcm 2 A p = Luas penampang tiang cm 2 Aoki dan De Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas q b diperoleh sebagai berikut : q b = � �� ���� � � ………………………………………………………. 2.6 dimana : Universitas Sumatera Utara q ca base = Perlawanan konus rata – rata 1,5 D di atas ujung tiang, dan 1,5 D di bawah ujung tiang dan F b adalah factor empiric tergantung pada tipe tanah. F b = Faktor empirik yang tergantung pada tipe tanah. Tabel 2.2 Faktor empiric F b Tipe Tiang Pancang F b Bore Pile 3,5 Baja 1,75 Beton Pratekan 1,75 Titi Farsakh, 1999 Pada perhitungan kapasitas pondasi bore pile dengan sondir tidak diperhitungkan daya dukung selimut bore pile. Hal ini dikarenakan perlawanan geser tanah yang terjadi pada pondasi bore pile dianggap sangat kecil sehingga dianggap tidak ada.

2.8.2 Kapasitas Daya Dukung Bore Pile dari hasil SPT

Standard Penetration Test SPT adalah sejenis percobaan dinamis dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan split spoon ke dalam tanah. Dengan percobaan ini akan diperoleh kepadatan relative relative density, sudut geser tanah ϕ berdasarkan nilai jumlah pukulan N. Perkiraan kapasitas daya dukung pondasi bore pile pada tanah pasir dan silt didasarkan pada data uji lapangan SPT, ditentukan dengan perumusan sebagai berikut 1. Daya dukung ujung pondasi bore pile end bearing, Reese Wright,1977. Universitas Sumatera Utara Q p = A p .q p …………………………………………………………. 2.7 Dimana : A p = Luas penampang bore pile m 2 q p = Tahanan ujung per satuan luas tonm 2 Q p = Daya dukung ujung tiang ton Untuk tanah koesif : q p = 9 C u …………………………………………………………....2.8 C u = N-SPT2 . 23 . 10 …………………………………………….2.9 Untuk tanah non kohesif : Reese Wright 1987 mengusulkan korelasi antara q p dan N SPT seperti terlihat pada Gambar 2.12 berikut ini. Gambar 2.12 Daya dukung ujung batas bored pile pada tanah pasiran Reese Wright, 1977 Dimana : Untuk N 60 maka q p = 7N tm 2 400 tm 2 Untuk N 60 maka q p = 400 tm 2 N adalah nilai rata – rata SPT Universitas Sumatera Utara 2. Daya dukung selimut bore pile skin friction, Resse Wright, 1977. Qs = f .Li .p …………………………………………………………2.10 dimana : f = Tahanan satuan skin friction tonm 2 Li = Panjang lapisan tanah m P = keliling tiang m Qs = daya dukung selimut tiang ton Pada tanah kohesif : F = α .c u ………………………………………………...……. .2.11 dimana : α = Faktor adhesi. - Berdasarkan penelitian Resse Wright 1977 α = 0,55 - Metode Kullway 1984, berdasarkan Grafik Undrained Shearing Resistance VS Adhesion Factor. c u = Kohesi tanah tonm 2 Nilai f juga dapat dihitung dengan rumus : f = Ko . � v’ . tan ϕ …………………………………………….2.12 dimana : Ko = 1 – sin ϕ � v’ = Tegangan vertikal efektif tanah, tonm 2 Terdapat perbedaan perhitungan daya dukung ujung tiang pondasi bored pile antara Reese Wright dan Skempton. Dimana Reese Wright menggunakan rumus Universitas Sumatera Utara 7 N sedangkan Skempton menggunakan rumus 12 N. Pada proses pengerjaan bore pile, keseimbangan tekanan tanah akan lenyap ketika lubang digali dan selanjutnya tanah sejumlah tanah akan berpindah tempat. Sebagai hasilnya, keadaan dari tanah asli yang dipakai sebagai pedoman pada waktu merencanakan tiang akan sedikit berbeda setelah pekerjaan pemasangan tiang selesai dilakukan. Oleh karena itu, daya dukung tiang yang diperkirakan juga akan berbeda dengan tanah sebenarnya. Karena itu Reese Wright menggunakan rumus 7 N pada perhitungan daya dukung ujung tiang agar di dapat hasil yang lebih sesuai di lapangan. Perbedaan perhitungan daya dukung ujung tiang dan selimut antara tiang bore pile dan tiang pancang. Dimana bore pile menggunakan nilai rumusan 7 N sedangkan tiang pancang 400 N. Pada proses pengerjaan bored pile, keseimbangan tekanan tanah akan lenyap ketika terjadi penggalian dan sejumlah tanah akan berpindah tempat. Sehingga nilai daya dukung ujung dan selimut akan memiliki nilai yang kecil. Sedangkan proses pekerjaan tiang pancang dimana tiang dipaksa masuk ke dalam tanah dengan menggunakan hammer atau ditekan, sehingga memiliki nilai daya dukung ujung dan selimut yang besar karena kondisi tanah tidak terganggu dan adanya perlawanan tanah dan tiang.

2.8.3. Uji Beban Dinamis Dynamic Loading Test

Uji pembebanan dinamis yang mulai berkembang digunakan adalah uji PileDriving Analyzer PDA yang dikembangkan oleh Professor Goble di Case Institute of Technology, Ohio. Universitas Sumatera Utara Uji pembebanan dinamis awal dikembangkan hanya untuk pondasi tiang pancang, namun dengan cara analog uji pembebanan dinamis dapat diaplikasikan pada bored pile. Dengan pengertian lain pengujian daya dukung dengan menggunakan beban dinamikdengan sebuah sistem komputerisasi yang dilengkapi dengan strain transducer dan accelerator untuk menentukan gaya dan kecepatan dalam bentuk grafik,pada saat pondasi tiang yang diuji dipikul dengan hammer. Untuk melakukan tes ini diperlukan tumbukan beban dinamik pada tiang. Pada tiang pancang, biasanya tes PDA dilakukan dengan menggunakan hammer pancang yang ada. Sedangkan pada bored pile, perlu menggunakan hammer manual untuk memberikan tumbukan pada tiang. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan gelombang, pembacaan gaya dan kecepatan gelombang itu lah yang menjadi dasar untuk menghitung daya dukung pondasi.Hasil dari uji PDA kemudian dianalisa lebih jauh menggunakan Case Pile Wave Analysis Program CAPWAP. Secara umum, pengujian PDA dilakukan setelah tiang memilki kekuatan kapasistas daya dukung yang cukup untuk menahan pukulan hammer. Cara lain yang dapat dilakukan dengan menggunakan bantalan cushion atau merendahkan tinggi jatuh hammer dan menggunakan hammer yang lebih berat . Alat dan Perlengkapan pengujian Pile Driving Analyzer yang digunakan antara lain :

1. PDA-Model PAX