BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang dikaitkan dengan permasalahan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan bongkar muat barang di pelabuhan ternyata tidak diperlukan
perjanjian secara khusus, tetapi dilaksanakan atas dasar Perjanjian antara PT. Pelindo dengan pihak pengusaha. Sebagaimana perjanjian pada umumnya,
Perjanjian bongkar muat barang juga mempunyai sifat konsensual artinya perjanjian pelaksanaan bongkar muat terbentuk apabila ada kata sepakat dari
para pihak yaitu pihak PT. Pelindo, PT. Samudera Indonesia, dan pengusaha Kesepakatan para pihak tersebut dapat disimpulkan dari perbuatan para pihak,
yaitu dengan penyerahan barang yang akan dimuat kepada pihak perusahaan bongkar muat di gudang yang telah ditentukan dengan bukti dokumen lain.
2. Tanggung Jawab dan Hambatan dalam Bongkar Muat Barang terhadap
Perusahaan PT. Samudera Indonesia Melalui Angkutan Laut. Hambatan yang ditemui dalam urusan bongkar muat barang pada PT. Samudera Indonesia
antara lain adalah kelengkapan dokumen barang yang dibongkar atau dimuat, jam kerja dari gudang pemilik barang yang tidak disesuaikan dengan
pelaksanaan bongkar muat barang, fasilitas bongkar muat yang belum
Universitas Sumatera Utara
memadai, adanya persaingan antara perusahaan bongkar muat barang, kurangnya keterampilan dari pekerja pelaksana bongkar muat.
3. Tanggung Jawab PT. Samudera Indonesia sebagai Pengangkut Barang bahwa
pada pokoknya tanggung jawab PT. Samudera Indonesia sebagai pengangkut dimulai sejak dari barang diserahkanya dalam penguasaan pengangkut di
pelabuhan. PT. Samudera Indonesia mempunyai anak perusahaan PT. Deli Jaya, melakukan bongkar muat dari dan ke kapal.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pembuat peraturan perundang-undangan yang akan
disusun nantinya, dijelaskan mengenai hubungan hak dan kewajiban antara pihak-pihak terkait dengan PT. Pelabuhan Indonesia dalam menunjang
kelancaran kegiatan bongkar muat barang di laut termasuk tanggung
jawabnya.
2. Disarankan kepada pihak pihak pengangkut carrier dan pengirim shipper
dalam pengiriman barang, harus memenuhi tanggung jawabnya baik yang bersifat kewajiban maupun ganti rugi. Khusus pada PT. Samudera Indonesia
Cabang Belawan Medan harus membayar klaim atas kesalahan yang bukan merupakan tanggung jawabnya meskipun dengan alasan bisnis, loyalitas,
maintenance demi kesinambungan bisnis di masa mendatang.
3. Perlu adanya kesamaan visi bahwa antara pengirm shipper dan pengangkut
carrier harus berada dalam posisi sama tinggi sebagai mitra, sehingga kedua belah pihak merasa mempunyai kepentingan dan tanggung jawab yang sama
besar.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku