Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
208
Sistem kekebalan tubuh dapat membedakan molekul atau sel tubuh dari molekul asing antigen. Antigen dalam darah yang akan membedakan
golongan darah, tidak berbahaya bagi tubuh pemiliknya. Akan tetapi, jika antigen darah tersebut disuntikkan kepada orang lain, antibodi individu
tersebut akan bereaksi. Kelainan mekanisme ini berakibat fatal dan menyebabkan kelainan yang disebut autoimunitas.
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah pulih dari infeksi penyakit
disebut kekebalan aktif active immunity. Disebut demikian karena kekebalan tubuh ini bergantung pada respons kekebalan tubuh orang
tersebut. Adapun kekebalan pasif diperoleh dengan memberikan antibodi dari seseorang yang telah kebal, kepada orang lain.
Kekebalan aktif terjadi jika kita pulih dari penyakit, seperti cacar, tetanus,
atau campak. Tubuh akan memproduksi antibodi yang berguna meng- hancurkan mikroba patogen jika mereka menyerang kembali. Kekebalan aktif
ini dikenal dengan kekebalan aktif alami. Adapun kekebalan aktif buatan didapatkan dengan menyuntikkan antigen bakteri yang tidak aktif, mikroba
mati, atau mikroba yang dilemahkan. Cara ini dikenal dengan vaksinasi. Dengan vaksinasi, kekebalan orang tersebut akan aktif membentuk antibodi
layaknya orang yang telah terkena penyakit yang disebabkan antigen tersebut.
Kekebalan tubuh pasif contohnya terjadi pada bayi yang diberikan air susu pertama kolostrum oleh ibunya. Di dalam kolostrum terkandung
berbagai macam antibodi ibu yang melindungi bayi dari penyakit. Meskipun hanya bertahan untuk beberapa minggu, namun cukup untuk bayi hingga
sistem kekebalan tubuhnya bekerja dengan baik. Kekebalan tubuh pasif juga dapat dilakukan dengan memberikan antibodi orang yang telah kebal kepada
orang yang sakit. Contohnya, pada penyakit rabies.
Respons sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran antigen dapat dibedakan atas dua cara, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler. Apa
perbedaannya? Bagaimana cara kerjanya? Pelajarilah materi berikut.
1. Imunitas Humoral
Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang disekresikan oleh sel limfosit B. Antibodi ini berada dalam plasma darah
dan cairan limfa dahulu disebut cairan humor dalam bentuk protein. Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara
spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen A hanya akan berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B.
Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen dan antibodi merupakan
dasar dari kerja antibodi dalam kekebalan tubuh. Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau antigen, yaitu netralisasi,
penggumpalan , pengendapan, dan pengaktifan sistem komplemen protein
komplemen. Perhatikan Gambar 11.6.
Sumber: Concise Encyclopedia
ature, 1994
Tokoh Biologi
Edward Jenner 1749 – 1823
Edward Jenner adalah seorang dokter kelahiran
Inggris. Ia merupakan perintis penggunaan vaksin
untuk memerangi penyebaran penyakit cacar air.
• Kekebalan aktif
• Kekebalan pasif
• Imunitas humoral
• Imunitas seluler
Kata Kunci
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Pertahanan Tubuh
209
Dinding sel patogen
Protein komplemen
Pori-pori Bakteri
Virus Antibodi
Bakteri Antigen
terjadi dihancurkan
Sel fagosit
Netralisasi Penggumpalan
Pengendapan Pengaktifan Sistem
Komplemen Imunitas Humoral
Sel fagosit Sel Patogen lisis
Sumber: Biology Concepts Connections, 2006
Gambar 11.6
Beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau
antibodi
Netralisasi terjadi jika antibodi memblokir beberapa tempat antigen berikatan dan membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus dengan
menempel pada tempat yang seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi menetralkan bakteri dengan menyelimuti bagian beracun bakteri
dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut.
Penggumpalan aglutinasi bakteri, virus, atau sel patogen lain oleh antibodi merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Hal ini dapat
dilakukan karena antibodi memiliki minimal dua daerah ikatan binding site. Cara ini memudahkan sel fagosit menangkap sel-sel patogen tersebut.
Cara ketiga mirip dengan penggumpalan. Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal ini untuk membuat antigen terlarut tidak
bergerak dan memudahkan ditangkap oleh sel fagosit. Cara terakhir merupakan perpaduan antara antibodi dan sistem
komplemen. Antibodi yang berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen protein komplemen untuk membentuk luka atau pori
pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini
menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur lisis.
2. Imunitas Seluler