Pasokan batubara untuk kebutuhan domestik

28 |Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 TUJUAN-2: TERWUJUDNYA OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DARI SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA Sebagai salah satu sub sektor utama yang berkontribusi dalam penerimaan negara, mineral dan batubara menyumbangkan jumlah yang cukup besar bagi penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN setiap tahunnya. Meski belum sebesar kontribusi penerimaan negara dari minyak dan gas bumi, sumbangan sub sektor minerba terus bertambah. Dalam rangka pengoptimalan penerimaan negara dari sub sektor minerba dilakukan inventarisasi dan verifikasi kewajiban keuangan khususnya dari IUP yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui inventarisasi dan verifikasi ini dapat memaksimalkan potensi penerimaan negara dari sub sektor minerba untuk mendukung pembangunan nasional. Selain melalui inventarisasi dan penagihan kewajiban keuangan IUP, Pemerintah melakukan upaya- upaya dalam peningkatan penerimaan negara antara lain: pengawasan dan penetapan harga jual sesuai dengan harga pasar, penyuluhan mengenai kewajiban PNBP dan pajak bagi pengelola kegiatan pertambangan, dan peningkatan koordinasi lintas sektor dalam pengawasan penjualan mineba. Untuk mewujudkan Tujuan-2: Terwujudnya optimalisasi penerimaan negara dari sub sektor mineral dan batubara melalui penetapan Sasaran Strategis-3: Mengoptimalkan penerimaan negara dari sub sektor mineral dan batubara. Perincian Sasaran Strategis-3: Mengoptimalkan penerimaan negara dari sub sektor mineral dan batubara yang berisikan indikator kinerja dan target yang ingin diwujudkan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara pada akhir tahun 2019 adalah sebagai berikut : SASARAN-3: Mengoptimalkan penerimaan negara dari sub sektor mineral dan batubara No Indikator Kinerja Target 2019 Satuan

4. Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Sub

Sektor Mineral dan Batubara 46,1 Rp Triliun 29 |Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 TUJUAN-3: TERWUJUDNYA PENINGKATAN INVESTASI SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan yang menyumbangkan dalam kinerja perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2012 kontribusi pertambangan pada Produk Domestik Bruto sebesar 464 Triliun Rupiah atau 6,1 dari PDB Non Migas. Peningkatan PDB Pertambangan ini menunjukkan bahwa peran pertambangan dalam perekonomian semakin besar. Untuk menjaga kesinambungan peran pertambangan harus didukung oleh investasi di sub sektor minerba terutama mendorong kegiatan perekonomian bagi masyarakat sekitar tambang. Kegiatan investasi pertambangan skala besar dapat dipantau terutama kegiatan investasi yang dilakukan oleh pemegang Kontrak Karya, PKP2B, BUMN dan jasa pertambangan. Peran pelaku usaha jasa pertambangan nasional harus didukung sehingga kegiatan pertambangan semakin berdampak mendukung ekonomi dan kesejahteraan nasional secara umum dan secara khusus bagi ekonomi daerah dan masyarakat sekitar tambang. Untuk mewujudkan Tujuan-3: Terwujudnya peningkatan investasi sub sektor mineral dan batubara melalui penetapan Sasaran Strategis-4: Meningkatkan investasi dari sub sektor mineral dan batubara. Perincian Sasaran Strategis-4: Meningkatkan investasi dari sub sektor mineral dan batubara yang berisikan indikator kinerja dan target yang ingin diwujudkan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara pada akhir tahun 2019 adalah sebagai berikut: SASARAN-4: Meningkatkan investasi dari sub sektor mineral dan batubara No Indikator Kinerja Target 2019 Satuan 5. Investasi Sub Sektor Mineral dan Batubara 7.753 USD Juta a. Kontrak Karya b. PKP2B c. IUP BUMN d. IUJP e. Smelter 2.054 1.453 330 1.472 2.444 USD Juta USD Juta USD Juta USD Juta USD Juta