Renegosiasi Kontrak Pertambangan KONDISI UMUM DAN CAPAIAN SUB SEKTOR MINERBA

15 |Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 Renegosiasi kontrak pertambangan merupakan amanat dari Pasal 169 Undang- undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU Minerba bahwa Kontrak Karya dan PKP2B yang telah ada sebelum berlakunya Undang-Undang tetap berlaku sampai jangka waktu berakhirnya kontrak dan ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal KK dan PKP2B disesuaikan, kecuali terhadap penerimaan negara merupakan upaya peningkatan penerimaan negara. Dalam proses pembahasan renegosiasi kontrak pertambangan terdapat 6 isu strategis yaitu: a. Penerimaaan negara b. Perpanjangan kontrak pertambangan c. Wilayah pertambangan d. Kewajiban pengutamaan penggunaan produk dalam negeri e. Divestasi f. Kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri

8. Penataan Izin Usaha Pertambangan

Penataan Izin Usaha Pertambangan IUP bertujuan untuk memperbaiki pengelolaan pertambangan mineral dan batubara khususnya pengelolaan IUP yang semenjak pemberian kewenangan penerbitan IUP oleh Pemerintahan Daerah mengakibatkan terjadinya permasalahan tumpeng tindih IUP. Bila sebelum pemberlakuan otonomi daerah tahun 2000, jumlah Kuasa PertambanganIUP pertambangan hanya sekitar 600 namun setelah pemberlakuan otonomi daerah hingga tahun 2011 2000 jumlah IUP mengalami peningkatan drastis hingga 10.000 IUP. Penerbitan IUP tidak sesuai dengan ketentuan dan tumpang tindih sehingga pada tahun 2011 Pemerintah Pusat melaksanakan penataan IUP dengan mewajibkan Pemerintah Daerah untuk menyampaikan seluruh IUP yang diterbitkan untuk didata dan dievaluasi secara administrasi dan kewilayahan. Evaluasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat terhadap administrasi penerbitan Surat Keputusan SK penerbitan IUP apakah sesuai dengan regulasi serta wilayah IUP apakah tidak tumpang tindih. Berdasarkan evaluasi terhadap IUP yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah dihasilkan 2 kelompok status yaitu: kelompok pertama IUP Clear and Clean yaitu IUP yang secara administrasi SK penerbitan sesuai dengan regulasi dan wilayah IUP 16 |Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 tidak tumpang tindih dan kelompok kedua IUP Non Clear and Clean yaitu IUP yang secara administrasi SK penerbitan tidak sesuai regulasi atau wilayah IUP umpang tindih dengan wilayah IUP yang lainwilayah KKwilayah PKP2B. Selanjutnya IUP yang termasuk IUP Non Clear and Clean harus dievaluasi kembali oleh Pemda untuk diproses sehingga memenuhi persayarat IUP Clear and Clean, dan bila tidak dapat memenuhi direkomendasikan untuk dicabut izinya. Penataan dan penertiban Izin Usaha Pertambangan IUP semakin diperkuat melalui kerjasama Kementerian ESDM dengan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dalam melaksankan Koordinasi dan Supervisi di bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Korsup KPK. Kerjasama ini semakin memperkuat penertiban IUP yang Non Clear dan Clean sehingga berdasarkan evaluasi beberapa IUP Non Clear and Clean telah dicabut izinnya karena tidak memenuhi ketentuan regulasi dan wilayahnya tumpang tindih. Berdasarkan data hasil Korsup KPK bersama dengan Kementerian ESDM hingga Februari 2015 telah terdata IUP seluruh Indonesia sebanyak 10.653 IUP mineral: 6.867 IUP dan batubara: 3.786 IUP, dengan rincian sebagaimana Tabel 1- 5 berikut. Tabel 1-5 Penataan Izin Usaha Pertambangan status Februari 2015