Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral smelter

52 |Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 2015-2019 dengan penegakan hukum yang konsisten menjadi faktor utama untuk menarik investor. Peningkatan investasi pertambangan tidak hanya pada sisi hulu yaitu kegiatan penambangan, pada sisi yang hilir, kewajiban pembangunan pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri merupakan kesempatan dan keharusan bagi investor untuk berinvestasi untuk membangun pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Investasi dalam smelter didukung dengan adanya pasokan bijih mineral sebagai bagian dari pelarangan ekspor bijih mineral ore. Pada sisi industri manufaktur, akan mendorong berdirinya industri manufaktur untuk memanfaatkan logam hasil pengolahan dan pemurnian mineral. Dengan meningkatnya investasi di bidang pertambangan dan pengolahan dan pemurnian ini akan menghasilkan produksi yang lebih bernilai tinggi, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan sektor riil. Lebih makro, kegiatan investasi di pertambangan meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia melalui peningkatan Produk Domestik Bruto PDB. Kegiatan usaha di bidang energi dan sumber daya mineral, umumnya memiliki karakteristik padat modal, padat resiko, padat teknologi, dan kualifikasi sumber daya manusia tinggi. Investasi berperan penting dalam kinerja perekonomian suatu negara. Untuk mendorong para investor dari dalam dan luar negeri berinvestasi di sub sektor mineral dan batubara maka iklim investasi Indonesia harus diciptakan menjadi semakin menarik dengan kepastian hukum, birokrasi yang sehat, kemudahan perizinan, keamanan dan faktor kemudahan lainnya. Praktik birokrasi yang lamban dan penuh ketidakpastian menimbulkan keengganan investor untuk menanamkan modal, lantas menghambat berkembangnya kegiatan usaha. Peraturan perundangan yang sudah ada perlu dikaji ulang apakah sudah dapat menjamin kegiatan usaha investor tidak bermasalah di kemudian hari. Reformasi birokrasi yang sedang berjalan diterapkan pada setiap tingkat dalam Pemerintah sehingga memungkinkan kinerja birokrasi yang efektif, efisien, dan bebas dari praktik ketidakjujuran. Peningkatan investasi sub sektor mineral dan batubara berasal dari: Kontrak Karya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, Izin Usaha Pertambangan, Izin Usaha Jasa Pertambangan, dan pembangunan infrastruktur serta fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral.