Manajemen level 2 Manajemen nyeri kronik

Algoritma Asesmen Nyeri Kronik 9 tidak Pasien mengeluh nyeri Asesmen nyeri  Anamnesis  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan fungsi Tentukan mekanisme nyeri  Pasien dapat mengalami jenis nyeri dan faktor yang mempengaruhi yang beragam Nyeri neuropatik  Perifer sindrom nyeri regional kompleks, neuropati HIV, gangguan metabolik  Sentral Parkinson, multiple sclerosis, mielopati, nyeri pasca-stroke, sindrom fibromyalgia Nyeri otot Nyeri miofasial Nyeri inflamasi  Artropati inflamasi rematoid artritis  Infeksi  Nyeri pasca-oparasi  Cedera jaringan Nyeri mekaniskompresi  Nyeri punggung bawah  Nyeri leher  Nyeri musculoskeletal bahu, siku  Nyeri viseral Apakah nyeri kronik? Apakah etiologinya dapat dikoreksi diatasi? Pantau dan observasi Atasi etiologi nyeri sesuai indikasi Asesmen lainnya  Masalah pekerjaan dan disabilitas  Asesmen psikologi dan spiritual  Faktor yang mempengaruhi dan hambatan Algoritma Manajemen Nyeri Kronik tidak ya ya Algoritma Manajemen Nyeri Kronik 9 tidak Prinsip level 1  Buatlah rencana dan tetapkan tujuan  Rehabilitasi fisik dengan tujuan fungsional  Manajemen psikososial dengan tujuan fungsional Manajemen level 1: Nyeri neuropatik Manajemen level 1: Nyeri otot Manajemen level 1: Nyeri inflamasi Manajemen level 1: Nyeri mekaniskompresi Manajemen level 1 lainnya  Farmakologi skor DIRE  Intervensi  Pelengkap tambahan Layanan primer untuk mengukur pencapaian tujuan dan meninjau ulang rencana perawatan Tujuan terpenuhi?  Fungsi  Kenyamanan  hambatan Rencana perawatan selanjutnya oleh pasien Asesmen hasil ya Manajemen level 2  Rujuk ke tim interdisiplin, atau  Rujuk ke klinik khusus manajemen nyeri Telah melakukan manajemen level 1 dengan adekuat? ya tidak MANAJEMEN NYERI PADA PEDIATRIK 1. Prevalensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah: sakit kepala kronik, trauma, sakit perut dan faktor psikologi 2. Sistem nosiseptif pada anak dapat memberikan respons yang berbeda terhadap kerusakan jaringan yang sama atau sederajat. 3. Neonates lebih sensitif terhadap stimulus nyeri 4. Berikut adalah algoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatrik: Algoritma Manajemen Nyeri Mendasar Pada Pediatrik 10

1. Asesmen nyeri pada anak

2. Diagnosis penyebab primer dan sekunder

3. Pilih terapi yang sesuai

4. Implementasi rencana manajemen nyeri

 Nilai karakteristik nyeri  Lakukan pemeriksaan medis dan penunjang yang sesuai  Evaluasi kemungkinan adanya keterlibatan mekanisme nosiseptif dan neuropatik  Kajilah faktor yang mempengaruhi nyeri pada anak  Komponen nosiseptif dan neuropatik yang ada saat ini  Kumpulkan gejala-gejala fisik yang ada  Pikirkan faktor emosional, kognitif, dan perilaku Obat  Analgesik  Analgesik adjuvant  anestesi Non-obat  Kognitif  Fisik  perilaku  Berikan umpan balik mengenai penyebab dan faktor yang mempengaruhi nyeri kepada orang tua dan anak  Berikan rencana manajemen yang rasional dan terintegrasi  Asesmen ulang nyeri pada anak secara rutin  Evaluasi efektifitas rencana manajemen nyeri  Revisi rencana jika diperlukan 5. Pemberian analgesik:

a. ‘By the ladder’: pemberian analgesik secara bertahap sesuai dengan

level nyeri anak ringan, sedang, berat. i. Awalnya, berikan analgesik ringan-sedang level 1. ii. Jika nyeri menetap dengan pemberian analgesik level 1, naiklah ke level 2 pemberian analgesik yang lebih poten. iii. Pada pasien yang mendapat terapi opioid, pemberian parasetamol tetap diaplikasikan sebagai analgesik adjuvant. iv. Analgesik adjuvant  Merupakan obat yang memiliki indikasi primer bukan untuk nyeri tetapi dapat berefek analgesik dalam kondisi tertentu.  Pada anak dengan nyeri neuropatik, dapat diberikan analgesik adjuvant sebagai level 1.  Analgesik adjuvant ini lebih spesifik dan efektif untuk mengatasi nyeri neuropatik.  Kategori:  Analgesik multi-tujuan: antidepressant, agonis adrenergic alfa-2, kortikosteroid, anestesi topical.  Analgesik untuk nyeri neuropatik: antidepressant, antikonvulsan, agonis GABA, anestesi oral-lokal  Analgesik untuk nyeri musculoskeletal: relaksan otot, benzodiazepine, inhibitor osteoklas, radiofarmaka.

b. ‘By the clock’: mengacu pada waktu pemberian analgesik.

i. Pemberian haruslah teratur, misalnya: setiap 4-6 jam disesuaikan dengan masa kerja obat dan derajat keparahan nyeri pasien, tidak boleh prn jika perlu kecuali episode nyeri pasien benar-benar intermiten dan tidak dapat diprediksi.

c. ‘by the child’: mengacu pada peemberian analgesik yang sesuai

dengan kondisi masing-masing individu. i. Lakukan monitor dan asesmen nyeri secara teratur ii. Sesuaikan dosis analgesik jika perlu

d. ‘By the mouth’: mengacu pada jalur pemberian oral.