Medikasi saat pasien pulang

Algoritma Manajemen Nyeri Akut 7 tidak Nyeri somatic  Parasetamol  Cold packs  Kortikosteroid  Anestesi lokal topical infiltrasi  OAINS  Opioid  Stimulasi taktil Nyeri viseral  Kortikosteroid  Anestesi lokal intraspinal  OAINS  Opioid Nyeri neuropatik  Antikonvulsan  Kortikosteroid  Blok neuron  OAINS  Opioid  Antidepresan trisiklik amitriptilin Pencegahan  Edukasi pasien  Terapi farmakologi  Konsultasi jika perlu  Prosedur pembedahan  Non-farmakologi Pilih alternatif terapi yang lainnya Apakah nyeri 6 minggu? Analgesik adekuat? Mekanisme nyeri sesuai? Kembali ke kotak ‘tentukan mekanisme nyeri’  Lihat manajemen nyeri kronik.  Pertimbangkan untuk merujuk ke spesialis yang sesuai Efek samping pengobatan? Follow-up nilai ulang Manajemen efek samping ya ya ya ya tidak tidak tidak MANAJEMEN NYERI KRONIK 1. Lakukan asesmen nyeri: a. anamnesis dan pemeriksaan fisik karakteristik nyeri, riwayat manajemen nyeri sebelumnya b. pemeriksaan penunjang: radiologi c. asesmen fungsional: i. nilai aktivitas hidup dasar ADL, identifikasi kecacatan disabilitas ii. buatlah tujuan fungsional spesifik dan rencana perawatan pasien iii. nilai efektifitas rencana perawatan dan manajemen pengobatan

2. tentukan mekanisme nyeri:

a. manajemen bergantung pada jenis klasifikasi nyerinya. b. Pasien sering mengalami 1 jenis nyeri. c. Terbagi menjadi 4 jenis:

i. Nyeri neuropatik:

 disebabkan oleh kerusakan disfungsi sistem somatosensorik.  Contoh: neuropati DM, neuralgia trigeminal, neuralgia pasca-herpetik.  Karakteristik: nyeri persisten, rasa terbakar, terdapat penjalaran nyeri sesuai dengan persarafannya, baal, kesemutan, alodinia.  Fibromyalgia: gatal, kaku, dan nyeri yang difus pada musculoskeletal bahu, ekstremitas, nyeri berlangsung selama 3bulan ii. Nyeri otot: tersering adalah nyeri miofasial  mengenai otot leher, bahu, lengan, punggung bawah, panggul, dan ekstremitas bawah.  Nyeri dirasakan akibat disfungsi pada 1lebih jenis otot, berakibat kelemahan, keterbatasan gerak.  Biasanya muncul akibat aktivitas pekerjaan yang repetitive.  Tatalaksana: mengembalikan fungsi otot dengan fisioterapi, identifikasi dan manajemen faktor yang memperberat postur, gerakan repetitive, faktor pekerjaan iii. Nyeri inflamasi dikenal juga dengan istilah nyeri nosiseptif:  Contoh: artritis, infeksi, cedera jaringan luka, nyeri pasca-operasi  Karakteristik: pembengkakan, kemerahan, panas pada tempat nyeri. Terdapat riwayat cedera luka.  Tatalaksana: manajemen proses inflamasi dengan antibiotic antirematik, OAINS, kortikosteroid. iv. Nyeri mekanis kompresi:  Diperberat dengan aktivitas, dan nyeri berkurang dengan istirahat.  Contoh: nyeri punggung dan leher berkaitan dengan strainsprain ligamentotot, degenerasi diskus, osteoporosis dengan fraktur kompresi, fraktur.  Merupakan nyeri nosiseptif  Tatalaksana: beberapa memerlukan dekompresi atau stabilisasi. 3. Nyeri kronik: nyeri yang persisten berlangsung 6 minggu

4. Asesmen lainnya:

a. Asesmen psikologi: nilai apakah pasien mempunyai masalah psikiatri depresi, cemas, riwayat penyalahgunaan obat-obatan, riwayat penganiayaan secara seksualfisik.verbal, gangguan tidur b. Masalah pekerjaan dan disabilitas c. Faktor yang mempengaruhi: i. Kebiasaan akan postur leher dan kepala yang buruk ii. Penyakit lain yang memperburuk memicu nyeri kronik pasien d. Hambatan terhadap tatalaksana: i. Hambatan komunikasi bahasa ii. Faktor finansial iii. Rendahnya motivasi dan jarak yang jauh terhadap fasilitas kesehatan iv. Kepatuhan pasien yang buruk v. Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman

5. Manajemen nyeri kronik

a. Prinsip level 1: i. Buatlah rencana perawatan tertulis secara komprehensif buat tujuan, perbaiki tidur, tingkatkan aktivitas fisik, manajemen stress, kurangi nyeri. Berikut adalah formulir rencana perawatan pasien dengan nyeri kronik: