Jenis Pengamatan Teknik Analisis Data

commit to user

1. Penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan.

2. Penginputan data melalui Mail Tracking. 3. Pembuatan Konsep. 4. Penomoran dan pencetakan Surat Keputusan. 5. Proses akhir Surat keputusan yang meliputi penempelan foto, pemberian cap, penandatangan, dan pengiriman kembali kepada instansi atau pemohon. 4 METODE PENGAMATAN 1. Lokasi Pengamatan Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jln. Letjen Sutopo no. 12 Cililitan Jakarta Timur

2. Jenis Pengamatan

Jenis pengamatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo 2002:111, pendekatan dekriptif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai konsidi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.

3. Sumber Data

Sumber data terdiri atas :

a. Data Primer

Yaitu data dari sumber pertama yang diperoleh dari keterangan-keterangan dan jawaban-jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Data primer commit to user berasal dari sumber yang asli, dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan pengamatan kita. Data primer disini adalah para narasumber atau informan. Adapun narasumber atau informan yang terkait dalam pengamatan ini seperti Kepala Subdirektorat Administrasi Pensiun dan staff yang bekerja di Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung melalui dokumentasi dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah pengamatan yang digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer. Yang termasuk data sekunder adalah Dokumen dan Arsip. Dokumen dan arsip yang dibutuhkan sebagai sumber data disimpan di bagian pengarsipan berupa arsip pertinggal Surat Keputusan pensiun yang sudah diterbitkan. Arsip pertinggal berfungsi sebagai arsip Badan Kepegawaian Negara sendiri yang suatu saat dibutuhkan.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam pengamatan kualitatif. Tujuan wawancara adalah untuk mnyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu hal mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisai, perasaan, motivasi, tanggapan, tingkat dan bentuk keterlibatan.

b. Observasi

Teknik obesrvasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Observasi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah observasi langsung berperan, yaitu kehadiran pengamat di loaksi sudah menunjukan peran yang pasif. Oleh karena itu, pengamat ingin mengamati dan mencatat hal yang berlangsung menurut kondisi aslinya. commit to user

c. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen, peraturan-peraturan, laporan, dan referensi lainnya. Pencarian dokumentasi dilakukan dengan mencari buku di perpustakaan dan informasi di internet.

5. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif ini dilakukan dengan tiga langkah analisis data kualitatif. a. Reduksi data Menurut H. B. Sutopo 2002:92, reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang memepertegas, memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan pengamatan dapat dilakukan. Adapun data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan pengamatan dan kemudian dilakukan penggolongan ke dalam beberapa bagian. Kemudian dari masing-masing bagian tersebut dikelompokkan lagi berdasarkan sistematisasinya. Adapun perolehan data mengenai hal-hal yang tidak relevan dengan penelitian, sebaiknya tidak dimasukkan dalam penyajian hasil, namun tetap disimpan untuk masa yang akan datang jika diperlukan. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. b. Sajian data Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai konsidi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data diarahkan agar data hasil reduksi commit to user terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami. Sajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian bagan, hubungan antar kategori, diagram alur flow chart, dan lain sejenisnya. Sajian data dalam bentuk- bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini, pengamat berusaha menyusun data yang relevaan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Dari awal pengumpulan data, pengamat sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan menjadi lebih kokoh dan dipercaya. commit to user Gambar 2.1 Model Analisis Interaktif H.B. Sutopo ,2002:96 Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Simpulan dan Verifikasi commit to user

BAB III DESKRIPSI LEMBAGAINSTANSI

A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Negara

Badan Kepegawaian Negara sebagai salah satu lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Dengan tugas pokoknya membantu presiden dalam menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara dibidang kepegawaian untuk menjamin kelancaran jaminnya pemerintahan umum dan pembangunan. Tebentuknnya Badan Kepegawaian Negara pada tanggal 30 Mei 1948 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948. Pada saat terbentuk, Badan Kepegawaian Negara bernama Kantor Urusan Pegawai KUP berkedudukan di Yogyakarta yang dimana pada saat itu Yogyakarta adalah ibukota pemerintahan. Pada saat bersamaan berdiri DUUP Djawatan Umum Urusan Pegawai yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948, dikepalai oleh Mr. J.W. Van Hoogstraken dan berkedudukan di Jakarta. Sejak pembubaran RIS dan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950, pemerintah memandang perlu untuk memusatkan urusan kepegawaian yang sebelumnya diselenggarakan oleh KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Untuk maksud tersebut ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tanggal 15 Desember 1950. Dengan Peraturan Pemerintah tersebut, KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta digabungkan menjadi satu. Sesuai dengan perkembangan, peran aparatur pemerintah semakin dirasakan, pemerintah menganggap perlu menetapkan kembali kedudukan, fungsi, tugas, dan organisasi KUP Kantor Urusan Pegawai. Pandangan ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 beserta peraturan pelaksanaannya yang dimaksud dalam Keputusan Perdana Menteri RI Nomor 30PM1951 tanggal 7 April 1951.